61
Lampiran 9. Selain itu hasil dari uji Duncan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang nyata pada tiap-tiap perlakuan terhadapa kadar nitrit. Hal ini
dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana beberapa kadar nitrit rata-rata dari ke-4 perlakuan terletak pada kolom yang berbeda.
4.2.3 Nitrat
Nitrat merupakan hasil akhir dari proses nitrifikasi yaitu oksidasi amonia menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat. Dinamika kadar nitrat yang
didapat selama penelitian berfluktuatif. Terjadi penurunan dan kenaikan kadar nitrat pada tiap-tiap perlakuan. Kadar nitrat selama penelitian dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Kadar Nitrat Selama Penelitian
0,000 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000 70,000
80,000 90,000
H0 H2
H4 H6
H8 H10 H13 H16 H19 H21
N it
ra t
m gL
A nobak+nomol B nobak+mol
C bak+nomol D bak+Mol
62
Nilai kadar nitrat keseluruhan yang didapat yaitu 0,436-79,227 mgl. Kadar rata-rata nitrat pada masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut: pada
perlakuan A yaitu 19,53 mgl, pada perlakuan B yaitu 5,11 mgl, pada perlakuan C yaitu 21,21 mgl, dan pada perlakuan D yaitu 12,95 mgl. Kadar nitrat tertinggi
yaitu pada perlakuan C dan kadar nitrat terendah pada perlakuan B. Pada Gambar 8 diatas dapat dilihat bahwa kadar nitrat pada hari ke-0
sampai hari ke-8 pada tiap-tiap perlakuan cenderung rendah dan stabil. Pada hari tersebut pada perlakuan A bakteri autortofik sedang mengoksidasi amonia
menjadi nitrit dan bakteri belum mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, sehingga kadar nitrat yang didapatkan rendah. Pada hari ke-10 mengalami kenaikan dan
stabil hingga hari ke-13, namun setelah hari ke-13 terus mengalami peningkatan sampai hari ke-16 hingga 56,94 mgL. Pada hari ke-19 mengalami penurunan
yang sangat signifikan yaitu 13.09 mgL. Hal ini diakibatkan jumlah populasi bakteri pada hari tersebut mengalami penurunan, sehingga kadar nitrat yang
dihasilkan menurun. Pada hari ke-21 perlakuan A mengalami kenaikan hingga 79.23 mgL, hal ini dikarenakan pada hari tersebut diduga hasil proses nitirifikasi
sebelum hari ke-21, sehingga ketika dilakukan pengukuran pada hari ke-21 kadar nitrat yang terdapat dalam perlakuan ini masih tinggi.
Pada perlakuan B dari hari ke-0 sampai hari ke-13 kadar nitrat tetap berada di bawah 10 mgL. Setelah hari ke-13 hingga hari ke-19 kadar nitrat tetap
berada di bawah 10 mgL dan hanya mengalami sedikit peningkatan pada hari ke- 21 yaitu sebesar 18 mgL.
63
Pada perlakuan C kadar nitrat pada hari ke-0 sampai hari ke-8 cenderung rendah dan stabil, hal ini dikarenakan pada hari tersebut bakteri autortofik
Nitrosomonas sp. sedang mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan bakteri autotrofik Nitrococcus sp. belum mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, sehingga
kadar nitrat yang didapatkan rendah. Pada hari ke-10 mengalami kenaikan dan stabil hingga hari ke-13, namun setelah hari ke-13 terus mengalami peningkatan
sampai hari ke-16 hingga 67.79 mgL. Pada hari ke-19 mengalami sedikit penurunan hingga 63,72 mgL. Pada hari ke-21 perlakuan C mengalami
penurunan yang sangat signifikan hingga 24.67 mgL. Hal ini diakibatkan jumlah biomassa bakteri pada hari tersebut mengalami penurunan, sehingga kadar nitrat
yang dihasilkan menurun. Pada perlakuan D dari hari ke-0 sampai hari ke-13 kadar nitrat sangat
rendah dan stabil yaitu berada di bawah 10 mgL, namun pada hari ke-16 mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai 33.50 mgL. Setelah
hari ke-16 sampai hari ke-21 kadar nitrat cukup stabil. Kadar nitrat yang dihasilkan pada hari ke-16 hingga hari ke-21 diakibatkan oleh bakteri autotrof
yang secara alami berada dalam corong pada perlakuan D dan menghasilkan nitrat.
Nitrat yang dihasilkan pada perlakuan B dan D merupakan hasil oksidasi amonia menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat oleh bakteri autotrofik
alami yang berada pada corong, namun aktifitas bakteri autotrofik dalam mengoksidasi amonia dan nitrit sangat rendah, karena bakteri heterotrofik lebih
64
mendominasi di dalam corong, sehingga kadar nitrat yang dihasilkanpun lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar nitrat pada perlakuan A dan C.
Nitrat memiliki ambang batas 1000-3000 ppm, sehingga sangat jarang sekali menjadi penyebab kematian pada ikan. Hanggono 2004 menyatakan
bahwa nitrat berbeda dengan amonia maupun nitrit, nitrat jarang sekali menjadi masalah dalam budidaya hewan akuatik baik di tawar, payau maupun laut. Efek
nitrat pada hewan akuatik hampir sama dengan nitrit yaitu pada transportasi oksigen dan proses osmoregulasi. Kadar nitrat dalam air yang berbahaya bagi ikan
maupun invertrebata berkisar antara 1.000 –3.000 ppm. Oleh karena itu, keracunan
nitrat pada hewan akuatik sangat jarang terjadi. Hasil uji analisis menunjukan bahwa sistem heterotrofik berpengaruh
nyata terhadap kadar nitrat, hal ini dapat diperhatikan dari nilai F hitung yang lebih besar dari F Tabel dan dari probabilitas P0.05 Lampiran 9. Kesimpulan
dari uji Duncan yaitu terjadi perbedaan pada tiap-tiap perlakuan terhadap kadar nitrat. Hal ini dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana beberapa kadar
nitrat rata-rata dari ke-4 perlakuan terletak pada kolom yang berbeda.
4.2.4 Perbandingan Kadar Amonia, Nitrit, Dan Nitrat.