71
yang digunakan oleh bakteri heterotrofik lebih banyak dibandingkan bakteri autotrofik per gram nitrogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ebeling et al,
2006 pada stoikiometri bakteri heterotrofik bahwa bakteri heterotrofik menggunakan
4.71 g O
2
g N , sedangkan bakteri autotrofik menggunakan
4.18 g O
2
g N. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen pada perlakuan A dan C lebih tinggi dari pada perlakuan B dan D karena hanya sedikit oksigen
yang digunakan oleh bakteri autotrofik dalam pertumbuhannya dan dalam proses nitrifikasi, sedangkan bakteri heterotrofik pada perlakuan B dan D menggunakan
lebih banyak oksigen sehingga kadar oksigen pada kedua perlakuan tersebut lebih rendah.
Hasil uji analisis menunjukan bahwa dari sistem heterotrofik tidak berpengaruh nyata terhadap kadar oksigen terlarut, hal ini dapat diperhatikan dari
nilai F hitung yang lebih kecil dari F tabel dan dari probabilitas P0.05 Lampiran 9. Kesimpulan dari uji Duncan yaitu tidak terjadi perbedaan yang
nyata dari tiap-tiap perlakuan terhadap kadar oksigen terlarut. Hal ini dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana semua rata-rata terletak pada kolom yang
sama.
4.3.2 Derajat Keasaman pH Nilai pH derajat keasaman selama kegiatan berlangsung
menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang nyata pada tiap-tiap perlakuan. Nilai pH dari tiap perlakuan mengalami penurunan selama
penelitian berlangsung. Derajat keasaman pH merupakan salah satu
72
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia Esoy
et al., 1998. Nilai pH selama penelitian berlangsung dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Nilai pH Selama Penelitian
Nilai pH pada penelitian ini secara keseluruhan mengalami sedikit penurunan pada tiap-tiap perlakuan. Nilai pH secara keseluruhan pada penelitian
ini berkisar antara 8-6. Nilai pH rata-rata pada tiap-tiap perlakuan adalah sebagai berikut : pada perlakuan A yaitu 7, pada perlakuan B yaitu 7.21, pada perlakuan
C yaitu 6.74 dan pada perlakuan D yaitu 7.04. Menurunnya nilai pH dapat disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme pada corong. Menurut Brune et al.
2003, setiap pengubahan satu gram nitrogen akan membutuhkan alkalinitas setara dengan 7,1 g CaCO
3
. Penurunan alkalinitas dan peningkatan ion H
+
akan mengakibatkan penurunan pH.
5,00 6,00
7,00 8,00
9,00
H0 H2
H4 H6
H8 H10 H13 H16 H19 H21
A nobak+nomol B nobak+mol
C bak+nomol D bak+Mol
73
Pada perlakuan A nilai pH pada hari ke-0 sampai hari ke-21 adalah 8- 6.24. Pada perlakuan C pada hari ke-0 sampai hari ke-21 adalah 8-6.17. Imas et al.
1989 dan Ambarsari 1999 menyatakan bahwa bakteri nitrifikasi, bakteri pengoksidasi amonia lebih menyukai lingkungan yang basa dengan tingkat pH
optimal untuk pertumbuhan berkisar antara 7,5 sampai 8,5. Pernyataan ini menunjukkan bahwa nilai pH pada perlakuan ini kurang baik karena berada
dibawah kisaran pH optimal bagi pertumbuhan bakteri nitrtifikasi autotrofik. Nilai pH pada perlakuan B pada hari ke-0 sampai hari ke-21 yaitu 8-6,83.
Pada perlakuan D nilai pH yang didapat pada hari ke-0 sampai hari ke-21 adalah 8-6. Nilai pH pada kedua perlakuan ini secara keseluruhan berkisar anatara 8
sampai 6. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pH pada kedua perlakuan ini mendukung pertumbuhan bakteri heterotrofik. Zhao et al. 1999 menyatakan
bahwa bakteri yang bersifat heterotrofik lebih toleran pada lingkungan asam, namun Abdillah 2009 menyatakan bahwa bagi bakteri heterotrofik, khususnya
Bacillus sp. akan tumbuh aktif pada pH 5,5 – 8,5. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa nilai pH pada penelitian ini sesuai dan masih dalam kisaran pH yang mendukung pertumbuhan bakteri khususnya bakteri heterotrofik.
Bakteri heterotrofik cenderung kurang tumbuh aktif pada pH yang terlalu rendah. Hal ini dapat mengurangi aktivitas bakteri dalam merubah amonia
menjadi biomassa sel. Pada pH yang rendah, membran sel menjadi jenuh oleh ion hidrogen sehingga membatasi transport membran. Keracunan yang terjadi pada
pH rendah adalah karena sebagian substansi asam yang tidak terurai meresap ke dalam sel, sehingga terjadi ionisasi dan pH sel berubah. Perubahan ini
74
menyebabkan proses pengiriman asam-asam amino dari RNA terhambat sehingga menghambat pertumbuhan dan bahkan dapat membunuh mikroba. Pertumbuhan
dan aktivitas oksidasi amonia mencapai optimum pada kisaran pH 7-8 Agustyani et al., 2004.
Hasil uji analisis menunjukan bahwa dari sistem heterotrofik tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH, hal ini dapat diperhatikan dari nilai F hitung
yang lebih kecil dari F tabel dan dari probabilitas P0.05 Lampiran 9. Kesimpulan dari uji Duncan yaitu tidak terjadi perbedaan yang nyata dari tiap-tiap
perlakuan terhadapnilai pH. Hal ini dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana semua rata-rata terletak pada kolom yang sama.
4.3.3 Suhu