Perubahan Peruntukan Tanah Wakaf di Kecamatan Rantau Utara

Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 lembaga wakaf belum menyentuh dan terasa manfaatnya secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Wakaf yang ada selama ini jarang digunakan untuk kepentingan produktif seperti pembangunan perumahan, perkantoran, penanaman bibit unggul dan sebagainya. Nazhir sebagai pengelola wakaf untuk diajak kompromi ke arah pemanfaatan tanah wakaf yang produktif masih sulit sebab penggunaan tanah wakaf hanya didasarkan pada wasiat pemberi wakaf wakif. Peruntukan tanah wakaf yang kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya untuk kepentingan keagamaan dilihat dari segi sosial memang efektif, tetapi dampaknya kurang berpengaruh dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Apabila peruntukan wakaf hanya sebatas pada hal-hal di atas tanpa diimbangi dengan tanah wakaf yang dikelola secara produktif, maka kesejahteraan sosial masyarakat yang diharapkan tidak akan dapat terealisasi secara optimal.

B. Perubahan Peruntukan Tanah Wakaf di Kecamatan Rantau Utara

Memanfaatkan benda wakaf berarti menggunakan benda wakaf tersebut. Sedang benda asalnyapokoknya tetap tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, dan tidak boleh diwariskan. Namun kalau suatu ketika benda wakaf itu sudah tidak ada manfaat, atau kurang memberi manfaat banyak atau demi kepentingan umum kecuali harus melakukan perubahan pada benda wakaf tersebut, bolehkah perubahan itu dilakukan? Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Dalam pandangan fikih, para ulama berbeda pendapat sebagian membolehkan dan sebagian yang lain melarang. 24 Sebagai ulama bermazhab Syafii dan Maliki berpendapat, bahwa benda wakaf yang sudah tidak berfungsi, tetap tidak boleh dijual, ditukar atau diganti dan dipindahkan, karena dasar wakaf itu sendiri bersifat abadi, sehingga kondisi apapun benda wakaf tersebut harus dibiarkan sedemikian rupa. 25 Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 juga mengatur tentang perubahan dan pengalihan harta wakaf yang sudah dianggap tidak Namun dipihak lain, benda wakaf yang sudah atau kurang berfungsi lagi dimana sudah tidak sesuai dengan peruntukan yang dimaksud si wakif, maka imam Ahmad Ibnu Hanbal, Abu Tsaur dan Ibnu Taimiyah berpendapat tentang bolehnya menjual, mengubah, mengganti, atau memindahkan benda wakaf tersebut. Kebolehan itu, baik dengan alasan supaya benda wakaf tersebut bisa berfungsi atau mendatangkan maslahat sesuai dengan tujuan wakaf, atau untuk mendapatkan maslahat yang lebih besar bagi kepentingan umum. Ibnu Taimiyah membolehkan untuk mengubah benda wakaf dengan dua syarat : pertama, penggantian karena kebutuhan mendesak. Kedua, penggantian karena kepentingan dan maslahat yang lebih kuat. 24 . Direktorat Pemberdayaan Wakaf., Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam., Departemen Agama RI., Op. Cit, hal.80. 25 . Ibid. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 atau kurang berfungsi sebagaimana maksud wakaf itu sendiri. Secara prinsip, harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang ; a. Dijadikan jaminan. b. Disita. c. Dihibahkan. d. Dijual. e. Diwariskan. f. Ditukar, atau g. Dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya. Namun, ketentuan sebagaiman tersebut dalam huruf f dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang RUTR berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia. Selain itu, harta benda wakaf juga dapat ditukar atau diubah apabila: 1. Harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai dengan ikrar wakaf. 2. Pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara langsung dan mendesak. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 3. Harta benda penukar memiliki sertifikat atau bukti kepemilikan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan; 4. Nilai dan manfaat harta benda penukar sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula. Nilai dan manfaat harta benda penukar ditetapkan oleh BupatiWalikota berdasarkan rekomendasi tim penilai yang anggotanya terdiri dari Pemerintah Daerah KabupatenKota, Kantor Pertanahan KabupatenKota, Majelis Ulama Indonesia MUI KabupatenKota, Kantor Departemen Agama KabupatenKota, dan Nazhir tanah wakaf yang bersangkutan. Penukaran terhadap harta benda wakaf yang akan diubah statusnya dilakukan sebagai berikut : 1. Nazhir mengajukan permohonan tukar ganti kepada Menteri Agama melalui KUA Kecamatan setempat dengan menjelaskan alasan perubahan tersebut. 2. Kepala KUA Kecamatan meneruskan permohonan tersebut Kepada Kantor Departemen Agama KabupatenKota. 3. Kepala Kantor Departemen Agama KabupatenKota setelah menerima permohonan tersebut membentuk tim dengan susunan seperti di atas, dan selanjutnya BupatiWalikota setempat membuat surat keputusan. 4. Kepala Kantor Departemen Agama KabupetenKota meneruskan permohonan tersebut dengan dilampiri hasil penilaian dari tim kepada Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan selanjutnya meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri dan; 5. Setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri, maka tukar ganti dapat dilaksanakan dan hasilnya harus dilaporkan oleh Nazhir ke Kantor Pertanahan untuk pendaftaran lebih lanjut. Dengan demikian, perubahan dan atau pengalihan benda wakaf pada prinsipnya bisa dilakukan selama memenuhi syarat-syarat tersebut dan dengan mengajukan alasan-alasan sebagaimana yang telah ditentukan oleh Undang-Undang yang berlaku. Ketatnya prosedur perubahan dan atau pengalihan benda wakaf itu bertujuan untuk meminimalisir penyimpangan peruntukan dan menjaga keutuhan harta wakaf agar tidak terjadi tindakan- tindakan yang dapat merugikan eksistensi wakaf itu sendiri. Di Kecamatan Rantau Utara jarang sekali terjadi perubahan peruntukan, yang terjadi sebenarnya adalah peralihan secara tidak murni atau sekedar pergeseran adalah peralihan secara tidak murni atau sekedar pergeseran dari rencana semula, dan pengembangan seperti yang terjadi di kelurahan Sirandorung, tanah wakaf yang semula digunakan untuk musholla, beberapa tahun kemudian telah diubah untuk masjid. Di atas tanah tersebut telah berdiri masjid Ar-Ridho. Perubahan ini terjadi dengan pertimbangan bahwa jumlah musholla sudah cukup banyak dikelurahan tersebut sementara masjid masih sedikit sehingga penduduk yang tinggal di sekitar musholla tersebut harus menempuh jarak yang lumayan jauh untuk beribadah ke masjid selain itu dari segi manfaat, tentu masjid Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 memiliki manfaat yang lebih besar dari musholla dan dapat lebih banyak menampung orang yang beribadah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Taimiyah yang membolehkan untuk mengubah benda wakaf karena kepentingan dan maslahat yang lebih kuat. Prosedur yang ditempuh ialah meminta izin lebih dahulu dari Kantor Departemen Agama KabupatenKota melalui kepala KUA Kecamatan setelah memperoleh persetujuan dari Wakif dan masyarakat sekitarnya. Penyebab jarangnya terjadi perubahan peruntukan tanah wakaf untuk tujuan yang produktif di Kecamatan Rantau Utara pada umumnya adalah karena sebagian besar masyarakat khususnya Wakif berpegang pada pandangan Mazhab Syafii yang menyatakan bahwa harta wakaf tidak boleh ditukar dengan alasan apapun. Keyakinan yang kuat dan turun temurun itu sampai saat ini cukup dominan di lingkungan masyarakat sehingga tanah-tanah wakaf yang sebenarnya strategis secara ekonomis tidak terkelola dengan baik. Selain itu yang juga menjadi kendala dalam perubahan peruntukan tanah wakaf untuk tujuan produktif antara lain : 1. Lokasi tanah. Letak tanah yang jauh dari pusat-pusat perekonomian sangat mempengaruhi terhadap nilai tanahnya, tentu saja hal yang menjadi kendalanya adalah faktor transportasi, baik dalam proses pengolahan maupun pengambilan hasil-hasil tanah tersebut. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 2. Kondisi tanah Tanah yang gersang atau tidak subur jelas tidak menguntungkan secara ekonomi. Kondisi tanah wakaf seperti ini memang membutuhkan kemampuan para Nazhir untuk mengelola secara produktif yang tidak selalu berorientasi pada penggarapan di bidang agraria, namun tentu saja hambatan yang paling umum adalah minimnya kemampuan para Nazhir untuk memecahkan persoalan tersebut. Memang kendala untuk mengalihkan tanah-tanah yang tidak strategis secara ekonomis dengan tanah-tanah atau sarana lain yang strategis secara ekonomis masih menjadi hambatan yang nyata. Hal ini karena adanya pemahaman yang kuat dan mendalam bahwa wakaf merupakan harta yang bersifat abadi dimana kepemilikannya dikembalikan penuh kepada Allah sebagaimana dikembalikan kepada arti wakaf itu sendiri yaitu yang “berhenti” untuk Allah, sehingga apapun kondisi harta wakaf itu harus dibiarkan dan tidak boleh diubah- ubah oleh alasan apapun. Keadaan tersebut merupakan kenyataan dilapangan dimana banyak tanah wakaf belum digarap secara produktif sehingga menghasilkan output ekonomi yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat banyak.

C. Penyelesaian Sengketa Tanah Wakaf di Kecamatan Rantau Utara