Peruntukan Tanah Wakaf di Kecamatan Rantau Utara

Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009

BAB III PENGELOLAAN TANAH WAKAF

A. Peruntukan Tanah Wakaf di Kecamatan Rantau Utara

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Peruntukan harta benda wakaf antara lain : 1. Sarana dan kegiatan ibadah. 2. Sarana kegiatan pendidikan serta kesehatan. 3. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa. 4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; danatau. 5. Kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan. Di Kecamatan Rantau Utara hingga saat ini peruntukan tanah wakaf mayoritas ditujukan untuk kepentingan tempat ibadah seperti Masjid, Musholla, dan rumah suluk. Selain itu juga untuk keperluan sosial yaitu madrasah dan makam. 69 Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Tabel. 14 Jumlah Tanah Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara Tahun 2000-2007 Berdasarkan Tujuan Penggunaannya No Kelurahan Masjid Musholla Langgar Rumah Suluk Madrasah Makam 1 Rantau Prapat 4 5 4 - 2 1 2 Kartini - - - - - - 3 Cendana - - - - - - 4 Binaraga - - - - - - 5 Siringo-ringo 6 3 - - 1 1 6 Sirandorung 6 6 1 1 2 1 7 Padang bulan - - - - - - 8 Padang Matinggi 10 6 4 5 10 2 9 Aek Paing - - - - - - 10 Pulo Padang - - - - - - Jumlah 26 20 9 6 15 5 Sumber : KUA Kecamatan Rantau Utara Tahun 2007 Dari tabel dapat diketahui bahwa tujuan penggunaan tanah wakaf yang paling banyak adalah diperuntukkan untuk Masjid yaitu sebesar 32, kemudian untuk Musholla 25 Madrasah 19, Langgar 11, Rumah Suluk 7 dan Makam 6. Dari data dalam tabel tersebut dapt disimpulkan bahwa hampir semua tanah wakaf dipergunakan untuk keperluan tempat ibadah, walaupun begitu, nampak pula bahwa kesadaran masyarakat dalam Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 memanfaatkan tanah wakaf, untuk keperluan sosial khususnya madrasah dan makam cukup besar. Latar belakang Wakif mewakafkan tanahnya karena mereka menganggap bahwa dengan melakukan wakaf tanah, mereka telah beribadah kepada Allah SWT dan amalan dari ibadah itu sendiri tidak akan terputus atau akan tetap mengalir selama tanah yang diwakafkan tersebut dimanfaatkan selamanya oleh masyarakat umum guna keperluan ibadah atau untuk kesejahteraan umum menurut syariah. Masih banyaknya Wakif yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan tempat ibadah selain karena sebagian besar penduduk Kecamatan Rantau Utara beragama Islam juga karena masih adanya anggapan bahwa bagus dan indahnya tempat ibadah menjadi tolak ukur status sosial sebagian umat Islam. Kondisi seperti dipengaruhi oleh keterbatasan Wakif akan pemahaman wakaf, baik mengenai harta yang diwakafkan, peruntukan wakaf, maupun Nazhir yang mengelola wakaf. Mengenai pengelolaan wakaf di Indonesia paling tidak terdapat 3 periode besar yaitu : 1. Periode tradisional Dalam periode ini, wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran yang murni dimasukkan dalam kategori ibadah pokok yaitu kebanyakan benda wakaf diperuntukkan untuk kepentingan pembangunan fisik, seperti masjid, musholla, kuburan, pesantren, dan sebagainya. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Sehingga keberadaan wakaf belum memberikan kontribusi sosial yang lebih luas karena hanya untuk kepentingan yang bersifat konsumtif. 2. Periode semi-profesional Periode semi profesional adalah masa dimana pengelolaan wakaf secara umum ssama dengan periode tradisional, namun pada masa ini sudah mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf secara produktif, meskipun belum maksimal, sebagai contoh adalah pembangunan masjid-masjid yang letaknya strategis dengan menambah bangunan gedung untuk pertemuan, pernikahan, seminar dan acara lainnya. Selain hal tersebut juga sudah mulai dikembangkan pemberdayaan tanah-tanah untuk bidang pertanian, pendirian usaha-usaha kecil. Seperti koperasi, usaha bengkel, dan sebagainya yang hasilnya untuk kepentingan pengembangan di bidang pendidikan pondok pesantren. 3. Periode profesional Periode ini ditandai dengan pemberdayaan potensi masyarakat secara produktif. Keprofesionalan yang dilakukan meliputi aspek manajemen, SDM kenazhiran, pola kemitraan usaha, bentuk benda wakaf bergerak seperti uang, saham dan surat berharga lainnya serta dukungan pemerintah secara penuh salah satunya lahirnya Undang-Undang Wakaf. Pada umumnya pengelolaan tanah wakaf di Kecamatan Rantau Utara masih dalam periode tradisional dan bersifat konsumtif, sehingga Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 lembaga wakaf belum menyentuh dan terasa manfaatnya secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Wakaf yang ada selama ini jarang digunakan untuk kepentingan produktif seperti pembangunan perumahan, perkantoran, penanaman bibit unggul dan sebagainya. Nazhir sebagai pengelola wakaf untuk diajak kompromi ke arah pemanfaatan tanah wakaf yang produktif masih sulit sebab penggunaan tanah wakaf hanya didasarkan pada wasiat pemberi wakaf wakif. Peruntukan tanah wakaf yang kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya untuk kepentingan keagamaan dilihat dari segi sosial memang efektif, tetapi dampaknya kurang berpengaruh dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Apabila peruntukan wakaf hanya sebatas pada hal-hal di atas tanpa diimbangi dengan tanah wakaf yang dikelola secara produktif, maka kesejahteraan sosial masyarakat yang diharapkan tidak akan dapat terealisasi secara optimal.

B. Perubahan Peruntukan Tanah Wakaf di Kecamatan Rantau Utara