Macam-Macam Wakaf Unsur-Unsur dan Syarat-Syarat Wakaf

Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 tentang pendaftaran perwakafan tanah milik dan permohonan keringanan atau pembebasan dari semua pembebanan biaya. 14. Surat Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D-II 5EdII1981 tanggal 16 April 1981 tentang Petunjuk Pemberian Nomor pada Formulir Perwakafan Tanah Milik. Selain yang tersebut diatas ada 3 ketentuan lagi yang mengatur mengenai perwakafan di Indonesia yaitu Kompilasi Hukum Islam KHI yang merupakan ijtihad para ulama, Instruksi Menteri Agama RI Nomor 15 Tahun 1989, dan Instruksi Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1990 mengenai Target Pensertifikatan Tanah Wakaf pada Pelita V. 15 Bila ditinjau dari segi peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf itu, maka wakaf dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Pada tahun 2004 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang khusus yang berkaitan dengan perwakafan di Indonesia, yaitu Undang - Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004.

4. Macam-Macam Wakaf

16 a. Wakaf Khairi : Yang dimaksud dengan wakaf khairi adalah wakaf yang secara tegas untuk kepentingan keagamaan atau kemasyarakatan kepentingan umum. Seperti 15 . Abdul Halim., Hukum Perwakafan di Indonesia, Ciputat Press, Ciputat, 2005, hal 87. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid, sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan, dan lain sebagainya. b. Wakaf Ahli Yang dimaksud dengan wakaf ahli adalah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau lebih, keluarga si Wakif atau bukan. Dalam tinjauan penggunaannya wakaf khairi jauh lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan jenis wakaf ahli, karena tidak terbatasnya pihak-pihak yang ingin mengambil manfaat. Dan jenis wakaf inilah yang sesungguhnya paling sesuai dengan tujuan perwakafan itu sendiri secara umum. Secara substansinya, wakaf inilah memanfaatkan harta di jalan Allah SWT. Dan tentunya benda wakaf tersebut benar-benar terasa manfaatnya untuk kepentingan kemanusiaan umum, tidak hanya untuk kelurga atau kerabat yang terbatas. Menghadapi kenyataan semacam itu, di beberapa negara yang bidang perwakafannya telah memiliki sejarah panjang lembaga wakaf ahli itu diadakan peninjauan kembali yang hasilnya dipertimbangkan lebih baik lembaga wakaf ahli ini dihapuskan.

5. Pihak-Pihak yang Terkait a.

Wakif Orang yang mewakafkan hartanya dalam istilah Islam disebut Wakif. Sedangkan pengertian Wakif menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 1 angka 2 adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. 16 . Direktorat Pemberdayaan Wakaf., Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam., Departemen Agama RI., Fiqih Wakaf, Jakarta, 2006 hal. 14. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Untuk mewakafkan tanah yang dimiliki tidak semua orang dapat melakukannya atau dapat dianggap sah wakaf yang telah diberikan itu karena untuk menjadi seorang Wakif harus memenuhi syarat-syarat berikut 17 1. Wakif harus orang yang merdeka, karena wakaf yang dilakukan seorang budak hamba sahaya tidak sah. Budak dianggap tidak memiliki hak milik, dirinya dan apa yang dimilikinya adalah kepunyaan tuannya. : 2. Wakif harus berakal sehat, karena tidak sah wakaf yang diberikan oleh orang gila, lemah mental idiot, berubah akal karena faktor usia, sakit atau kecekalaan. Hukumnya tidak sah karena akalnya tidak sempurna dan tidak cakap untuk menggugurkan hak miliknya. 3. Wakaf harus sudah dewasa, karena cukup umur atau baligh dipandang sebagai indikasi sempurnanya akal seseorang. Oleh sebab itu, tidak sah wakaf yang diberikan oleh anak yang belum dewasa. 4. Tidak berada dibawah pengampuan boroslalai karena orang yang berada di bawah pengampuan dipandang tidak cakap untuk melakukan kebaikan sehingga wakaf yang dilakukan hukumnya tidak sah. Dalam pasal 7 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa Wakif meliputi : 1. Perseorangan 2. Organisasi 3. Badan hukum 17 . Ibid, hal. 22 . Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 8 ayat 1, syarat seorang Wakif perseorangan adalah: 1. Dewasa 2. Berakal Sehat 3. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum 4. Pemilik sah harta benda wakaf Wakif badan hukumorganisasi hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan badan hukum organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf miliknya sesuai dengan Anggaran Dasar badan hukumorganisasi tersebut.

b. Nazhir

Nazhir adalah orang yang memegang amanat untuk memelihara dan menyelenggarakan harta wakaf sesuai dengan tujuan perwakafan tersebut. Pengertian Nazhir dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 1 angka d adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Sebagaimana Wakif, untuk menjadi seorang Nazhir juga mempunyai syarat-syarat yaitu : 1. Warga Negara Republik Indonesia 2. Beragama Islam 3. Sudah dewasa 4. Amanah 5. Mampu secara jasmani dan rohani 6. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Sedangkan untuk Nazhir yang berbentuk badan hukum syaratnya yaitu : 1. Pengurus badan hukum yang bersangkutan harus memenuhi syarat Nazhir perseorangan. 2. Badan hukum Indonesia yang dibentuk harus memenuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku 3. Badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, danatau keagamaan Islam. Semua persyaratan yang disebutkan di atas tercakup dalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004. Adanya persyaratan diatas dimaksudkan agar pengurus baik yang terdiri dari perorangan maupun badan hukum dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Nazhir mempunyai tugas sebagaimana ditentukan dalam pasal 11 Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 yaitu : 1. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf 2. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya 3. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf 4. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia Tugas-tugas yang dibebankan kepada Nazhir itu termasuk cukup berat sehingga selain kewajiban Nazhir juga berhak memperoleh imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda Wakaf yang besarnya tidak melebihi 10 sepuluh persen. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Nazhir memperoleh pembinaan dari Menteri dan Badan Wakaf Indonesia.

c. PPAIW Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf

Dalam pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, yang selanjutnya disingkat PPAIW adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat Akta Ikrar Wakaf. Sebagaimana diketahui bahwa mewakafkan tanah milik merupakan suatu perbuatan hukum yang harus dilakukan melalui sebuah ikrar atau pernyataan. Untuk itu diperlukan seorang pejabat khusus yang secara resmi ditunjuk yang dapat bertindak sebagai PPAIW ialah Kepala KUA Kantor Urusan Agama kecamatan, kecuali tidak ada maka Kepala Kanwil Departemen Agama menunjuk Kepala KUA kecamatan lain yang terdekat. Pengangkatan dan pemberhentan PPAIW oleh Menteri Agama. Tugas kewajiban PPAIW antara lain : 1. Meneliti kehendak Wakif 2. Meneliti dan mengesahkan Nazhir atau anggota Nazhir 3. Meneliti saksi ikrar wakaf 4. Menyaksikan pelaksanaan ikrar wakaf 5. Membuat Akta Ikrar Wakaf Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 6. Menyampaikan akta tersebut dan salinannya sebagai bagian dari permohonan pendaftaran tanah 7. Menyelenggarakan daftar akta ikrar dan wakaf 8. Menyimpan dan memelihara akta dan daftarnya., dan 9. Mengurus pendaftaran perwakafan yang disampaikan kepada Kantor Pertanahan setempat.

d. Badan Wakaf Indonesia

Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia dibentuk Badan Wakaf Nasional. Menurut pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2007 adalah lembaga independen utuk mengembangkan perwakafan di Indonesia. Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di Jakarta dan dapat membentuk perwakilan di provinsi dan kabupatenkota sesuai kebutuhan. Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang : 1. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf. 2. Melakukan pengelolaan dan pengemangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional 3. Memberikan persetujuan danatau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf 4. Memberhentikan dan mengganti Nazhir 5. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf 6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Anggota Badan Wakaf Indonesia berjumlah sekurang-kurangnya 20 dua puluh orang dan sebanyak-banyaknya 30 tiga puluh orang dengan persyaratan: 1. WNI 2. Beragama Islam 3. Dewasa 4. Amanah 5. Mampu secara jasmani dan rohani 6. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum 7. Memiliki pengetahuan, kemampuan, danatau pengalaman di bidang perwakafan danatau ekonomi, khususnya ekonomi syariah. 8. Mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembangkan perwakafan nasional, serta persyaratan lain yang ditetapkan Badan Wakaf Indonesia.

6. Unsur-Unsur dan Syarat-Syarat Wakaf

Unsur-unsur wakaf menurut sebagian besar ulama adalah 18 a. Ada orang yang berwakaf Wakif : b. Ada harta yang diwakafkan mauquf c. Ada tempat kemana diwakafkan harta itutujuan wakaf mauquf ‘alaih d. Ada akadpernyataan wakaf sighat 18 . Abdul Ghofur Anshori., Op.cit., hal. 25. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Sedangkan menurut pasal 6 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, unsur-unsur wakaf antara lain : a. Wakif

b. Nazhir

c. Harta benda wakaf d. Ikrar wakaf e. Peruntukan harta benda wakaf f. Jangka waktu wakaf Mengenai objek wakaf, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 hanya mengatur wakaf tanah milik dan dalam jangka waktu untuk selamanya. Sedangkan dalam Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2004 objek wakaf lebih luas yaitu harta benda yang memiliki daya tahan lama dan atau manfaat syariah yang diwakafkan oleh Wakif dan dapat untuk jangka waktu selama – lamnya atau sementara. Menurut pasal 16 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 harta benda wakaf terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak. Yang dimaksud dengan benda tidak bergerak meliputi : a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar, dapat juga diikuti dengan bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atasnya dan tanaman serta benda lain yang berkaitan dengan tanah. b. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 c. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tanah yang diwakafkan adalah tanah milik yang meliputi pengertian tanah milik yang telah terdaftar dan tanah yang belum terdaftar. 19 1. Hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar. Sedangkan hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari : 2. Hak atas tanah bersama dari satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan 3. Hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai yang berada di atas tanah negara. 4. Hak guna bangunan atau hak pakai yang berada di atas tanah hak pengelolaan atau hak milik pribadi yang harus mendapat izin tertulis dari pemegang hak pengelolaan atau hak milik.Apabila wakaf di atas dimaksudkan sebagai wakaf untuk selamanya maka diperlukan pelepasan hak dari pemegang hak pengelolaan atau hak milik. Hak atas tanah yang diwakafkan wajib dimiliki atau dikuasai oleh Wakif secara sah serta bebas dari segala sitaan, perkara sengketa, dan tidak dijaminkan. Menurut prinsip Hukum Agraria Nasional, hanya hak milik yang mempunyai sifat penuh dan bulat bukan mutlak. Sedangkan hak-hak lainnya atas tanah seperti Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai hanya 19 . Tampil Anshari Siregar., Pendalaman Lanjutan Undang-Undang Pokok Agraria, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, hal. 39. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 mempunyai sifat yang terbatas. Karena pemegang hak tersebut terikat dengan jangka waktu dan syarat-syarat tertentu. Bertitik tolak dari prinsip tersebut di atas, karena perwakafan ini bersifat kekal dan abadi utuk selama-lamanya, maka oleh karena itu hak atas tanah yang bersifat terbatas dalam tenggang dan jangka waktu tertentu dan terikat dengan syarat tertentu seperti dalam tanah yang berstatus sebagai Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai tidak dapat diwakafkan. Dengan kata lain tanah yang dapat diwakafkan hanyalah tanah yang berstatus Hak Milik. Apabila pemegang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan maupun Hak Pakai ingin mewakafkan tanah yang dalam penguasaannya, maka terlebih dahulu ia harus mengajukan permohonan perubahan konversi menjadi hak milik bisa berupa penegasan hak atau pemberian hak baru atas tanah barulah tanah tersebut bisa diwakafkan. 20 1. Uang Wakaf untuk benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi : 2. Logam mulia 3. Surat berharga 4. Kendaraan 5. Hak atas kekayaan intelektual 6. Hak Sewa 20 . A.P. Parlindungan., Op. cit, hal. 28. Issabella Rambey : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 7. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun untuk sahnya suatu wakaf diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Wakaf harus dilakukan secara tunai, tanpa digantungkan kepada akan terjadinya suatu peristiwa dimasa yang akan datang, sebab pernyataan wakaf berakibat lepasnya hak milik seketika setelah Wakif menyatakan berwakaf. 2. Tujuan wakaf harus jelas, maksudnya hendaklah wakaf itu disebutkan dengan terang kepada siapa diwakafkan, apabila seseorang mewakafkan harta miliknya tanpa menyebutkan tujuan sama sekali, maka wakaf dipandang tidak sah. 3. Wakaf merupakan hal yang harus dilaksanakan tanpa syarat boleh khiyar. Artinya tidak boleh membatalkan wakaf yang telah dinyatakan sebab pernyataan wakaf berlaku tunai dan untuk selamanya.

7. Pengaturan Wakaf Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 41