Kepatuhan Berobat TINJAUAN PUSTAKA

17 1 Komponen afektif Merupakan petunjuk apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen efektif berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu terhadap opini. 2 Komponen kognitif Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yaitu mengubah sikap seseorang. Komponen kognitif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. 3 Komponen perilaku Kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis. 2.2.3. Persepsi Menurut David Krech, persepsi adalah suatu proses kognitif yang konkrit, yang menghasilkan gambaran unik tentang sesuatu yang mungkin berbeda dengan kenyataan. 18 Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh: 1 Frame of reference yaitu pengetahuan yang dimiliki, yang diperoleh dari pendidikan dan lain lain. 2 Filed of experience yaitu pengamalan yang telah dialami tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. 18 2.2.4. Pengetahuan 2.2.4.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan terjadi melalui panca indera seseorang penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, yaitu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Oleh karena itu pengetahuan merupakan komponen yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. 22 2.2.4.2. Tingkat Pengetahuan Ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yakni: a Tahu know Mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b Memahami comprehension Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c Menerapkan application Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. d Analisa analysis Menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi. 19 e Sintesa Synthesis Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru. f Evaluasi Evaluation Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek. 2.2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, pengetahuan individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 22 a Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. b Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat membawa pengetahuan seseorang. c Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun. Keyakinan ini bias mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. d Fasilitas Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuann seseorang seperti dari media massa. 20 e Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. f Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi seseorang terhadap sesuatu.  Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas. d. Dukungan Keluarga Keluarga menurut Friedman merupakan kesatuan dari orang-orang yang terkait dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992, keluarga adalah yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang syah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spriritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. 18 Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menemukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. 17 21 e. Keterjangkauan Tempat Pelayanan Kesehatan Modifikasi perilaku sering kali memerlukan frekuensi kontak yang sering antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan, dan ini akan mengakibatkan mahalnya biaya dari segi waktu dan uang. 17 Pemanfaatan pelayanan sarana kesehatan berhubungan dengan tinggi rendahnya pendapatan, besarnya permintaan akan pelayanan kesehatan khususnya pada pelayanan kesehatan modern, biaya pelayanan berperan dalam permintaan akan kebutuhan kesehatan, pada kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan masyarakat yang berpendapatan tinggi, sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik sehingga menuntut banyak pengorbanan waktu yang akan berakibat menurunkan permintaan. 18 f. Dukungan Petugas Kesehatan Faktor interpersonal yang mempengaruhi kepatuhan terhadap pengobatan menunjukan sensitifitas dokter terhadap komunikasi verbal dan non verbal pasien akan menghasilkan suatu kepatuhan sehingga akan menghasilkan kepuasan. 17 Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. 18 Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang terlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, di mana individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya melakukan apa yang keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya melakukan apa bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara berkelompok dan meminta pertolongan bila perlu. Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap 22 kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan individu, masyarakat dan bangsa. 18 Kesemuanya ini dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan. 18 g. Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk berhubungan antara orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan seseorang maka semakin membutuhkan pusat- pusat pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya. Dengan berpendidikan tinggi, maka individu akan menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat- pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik. semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah pula mereka menerima informasi yang pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki. Begitu juga sebaliknya. 18 h. Transfortasi dan Jarak Semakin jauh jarak dari rumah pasien dari tempat pelayanan kesehatan dan sulitnya transportasi maka, akan berhubungan dengan keteraturan berobat. Kurangnya sarana transportasi merupakan kendala dalam mencapai pelayanan kesehatan . Pada penelitian yang dilakukan oleh Nandang Tisna menyebutkan bahwa faktor jarak adalah suatu faktor penghambat untuk pemanfaatan pelayanan kesehatan. tersedianya sarana transportasi akan memberi kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. 18 23

2.3 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi :  Pengetahuan, pendidikan  Dukungan keluarga, motivasi  Tersedia fasilitas, sosial ekonomi , jarak. Kepatuhan minum obat OAT Patuh Tidak patuh sembuh Kambuh Gagal Kematian Sumber penularan Pengobatan bertambah lama  Pemahaman terhadap instruksi  Kualitas interaksi  Keluarga  Sikap  Nilai  Keyakinan 24

2.4 Kerangka Konsep

Faktor Predisposisi Faktor Pendorong Faktor Pemungkin Kepatuhan minum obat anti tuberkulosis Dukungan Keluarga Motivasi Sikap Petugas Pendidikan Sikap Pasien Pengetahuan Penghasilan Jarak Pekerjaan 25

2.5 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1 Kepatuhan minum obat pada pasien TB Menuruti aturan pengobatan secara lengkap selama 6 bulan dan pemeriksaan secara rutin. Kuesioner Kuesioner 1. Patuh jika menjawab “iya” sebanyak 3 - 4 item 2. Tidak patuh jika menjawab “iya” 3 item Ordinal 2 Pendidikan Sekolah formal yang berhasil di tamatkan oleh responden Kuesioner Kuesioner 1. Dasar jika tidak sekolah dan pendidika n terakhir SD 2. Menengah jika pendidika n terakhir SMP dan SMA 3. Tinggi jika Ordinal 26 pendidika n terakhir perguruan tinggi 3 Pengetahua n kesehatan Pemahaman atau pengertian responden terhadap penyakit TB Paru Kuesioner Kuesioner 1. Tinggi jika menjawab “iya” sebanyak 6-10 item 2. Rendah jika menjawab “iya” 6 item Ordinal 4 Penghasila n Penghasilan dalam satu bulan Kuesioner Kuesioner 1. Tinggi jika 1.000.000 2. Rendah jika 1.000.000 Ordinal 5 Sikap pasien Sikap yang menunjang keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya Kuesioner Kuesioner 1. Baik jika menjawab “iya” sebanyak 3-4 item 2. Tidak Baik jika menjawab “iya” 3 Ordinal

Dokumen yang terkait

Pola Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Pasien Anak TB Paru Rawat Jalan di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari-Juni 2012

13 104 92

PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU BATU PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

1 29 27

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis (TBC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

1 17 116

Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis di Wilayah Ciputat Tahun 2014

4 15 121

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2009.

0 2 19

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

0 3 12

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

1 4 18

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

0 1 15

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENDERITA TBC UNTUK MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS ipi119620

0 0 20

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI 1 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTI TUBERK

0 1 20