Definisi, Etiologi dan Epidemiologi Tuberkulosis Morfologi Mycobacterium Tuberculosis Patogenesis Tuberkulosis Paru
9
Gambar 2.1 Alur Diagnosis TB Paru
Dikutip dari : Buku Panduan Nasional BPN tahun 2011
10
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang 2.1.6.1Pemeriksaan Bakteriologik
Pemeriksaan bakteriologik yang paling penting untuk mendiagnosis TB adalah pemeriksaan sputum. Salah satunya adalah menggunakan metode
pewarnaan Ziehl-Neelsen dimana apus dituangkan zat pewarna primer yaitu fuksinkarbol yang dipanaskan, kemudian dilakukan dekolorisasi dengan
menuangkan alkohol sampai menutupi seluruh permukaan apus. Setelah itu, warnai lagi dengan metilen blue yang merupakan zat warna sekunder. Apabila
dilihat dengan mikroskop akan tampak basil berwarna merah
.6
WHO merekomendasikan pembacaan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan skala IUATLD International Union Against Tuberculosis and Lung
Disease : 1.
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif 2.
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut +1
4. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut +2
5. Ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut +3
Cara penegakan diagnosis yang paling tepat adalah menggunakan kultur biakan menggunakan media biakan Lowenstein Jensen. Koloni matur
akan tampak berwarna krem atau kekuningan dan berbentuk seperti kembang kol. Kuman TB memerlukan waktu 6-12 minggu untuk dapat tumbuh bila
menggunakan tes biokimia yang biasa.
6
11