42
Penilitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Erwatiningsih yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan tidak berhubungan
dengan kepatuhan berobat penderita TB Paru.
35,30
Sementara itu pada penelitian Perdana didapatkan hubungan bermakna antara pelayanan kesehatan dengan
kepatuhan penderita TB paru. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang saling mendukung antar pelayanan kesehatan dengan
kepatuhan minum obat dan tidak kalah pentingnya keyakinan pasien untuk sembuh.
14
4.2.6 Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis
pada Pasien TB Paru di Puskesmas Pamulang periode Januari 2012 sampai dengan Januari 2013
Tabel 4.16. Gambaran hubungan motivasi pasien Tuberkulosis Paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas Pamulang periode Januari
2012 sampai Januari 2013.
Motivasi Tingkat kepatuhan
p Value Tidak patuh
Patuh Rendah
56,1 1113,4
0,522 Tinggi
1518,3 5162,2
Total 2024,4
6275,6
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan motivasi rendah memiliki ketidakpatuhan sejumlah 6,1, sedangkan yang memiliki
kepatuhan sejumlah 13,4. Pada responden yang memiliki motivasi tinggi dengan ketidakpatuhan sejumlah 18,3 dan memilik kepatuhan sejumlah 62,2.
Berdasarkan uji chi square di dapatkan hasil p 0,522 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi dengan
kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara motivasi dengan kepatuhan pasien dalam minum obat anti
43
tuberkulosis. Hal ini tidak sesuai dengan teori Notoatmojo yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antar motivasi dengan perilaku kesehatan. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa tingginya motivasi bisa mempengaruhi kepatuhan karena kepatuhan merupakan perilaku kesehatan.
15
4.2.7 Hubungan Sikap Pasien dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien TB Paru di Puskesmas Pamulang periode
Januari 2012 sampai dengan Januari 2013.
Tabel 4.17. Gambaran penghasilan pasien Tuberkulosis Paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas Pamulang periode Januari 2012
sampai Januari 2013.
Sikap pasien Tingkat kepatuhan
p Value Tidak patuh
Patuh Tidak baik
11,2 22,4
1 Baik
1923,2 6073,2
Total 2024,4
6275,6
Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap tidak baik dengan ketidakpatuhan sebesar 1,2 dan memiliki kepatuhan
sejumlah 2,4 . Pada responden yang memiliki sikap baik dengan kepatuhan sejumlah 23,2 dan yang memiliki ketidakpatuhan sejumlah 73,2 . Berdasarkan
uji chi square di dapatkan hasil p 1 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap pasien dengan kepatuhan
minum obat anti tuberkulosis. Hasil peneltian lain menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara sikap
pasien dengan tingkat kesembuhan,
32
hal ini sangatlah relevan dengan tingkat kepatuhan pada pasien TB Paru karena dalam teori perilaku kesehatan, dimana
perilaku merupakan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada masyarakat
44
sehingga dapat diartikan bahwa sikap penderita TB Paru menunjang proses sembuh atau tidaknya pasien tersebut.
11 ,32
4.2.8 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti
Tuberkulosis pada Pasien TB Paru di Puskesmas Pamulang periode Januari 2012 sampai dengan Januari 2013.
Tabel 4.18. Gambaran hubungan dukungan keluarga pasien Tuberkulosis Paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas Pamulang periode
Januari 2012 sampai Januari 2013.
Dukungan keluarga Tingkat kepatuhan
p Value Tidak patuh
Patuh Rendah
56,1 67,3
0,126 Tinggi
1518,3 5668,3
Total 1724,4
6575,6
Hasil penelitian menunujukkan bahwa responden yang mendapat dukungan rendah dari keluarga mempunyai ketidakpatuhan sebesar 6,1
Sedangkan yang mempunyai kepatuhan sebesar 7,3. Pada responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi dengan ketidakpatuhan sebesar 18,3 ,
sedangkan yang mempunyai kepatuhan sebesar 68,3. Berdasarkan uji chi square di dapatkan hasil p 0,126 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Perdana yang menyatakan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat anti tuberkulosis.
29
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Liso Pare, Amelda yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara dukungan keluarga dan kepatuhan dalam minum obat.
14
45
Keluarga berperan dalam memotivasi atau mendukung pasien TB Paru untuk berobat secara secara teratur.
37
Adanya faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku minum obat pasien sehingga dapat mendukung jalannya pengobatan secara
teratur sampai pasien dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. Namun masih ada anggota keluarga yang tidak memperhatikan hal ini sehingga peran keluarga kurang
dalam mendukung jalannya pengobatan.
14
4.2.9 Hubungan Jarak Menuju Fasilitas Kesehatan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien TB Paru di Puskesmas Pamulang
periode Januari 2012 sampai dengan Januari 2013.
Tabel 4.19. Gambaran hubungan jarak menuju fasilitas kesehatan pasien Tuberkulosis Paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas Pamulang periode
Januari 2012 sampai Januari 2013.
Jarak menuju fasilitas kesehatan
Tingkat kepatuhan p Value
Tidak patuh Patuh
Dekat 33,7
2732,9 0,031
Jauh 1720,7
3542,7 Total
2024,4 6275,6
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang jarak akses menuju fasiltas kesehatannya dekat memiliki ketidakpatuhan sebesar 3,7,
sedangkan yang memiliki kepatuhan sebesar 32,9. Pada responden yang akses jarak menuju faslitas kesehatannya jauh memiliki ketidakpatuhan sejumlah 20,7
dan yang memiliki kepatuhan sejumlah 42,7. Berdasarkan uji chi square di dapatkan hasil p 0,031 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara jarak menuju fasiltas kesahatan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis.