36
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan usia adalah kurang dari 40 tahun sebesar 69,3 dan lebih dari 40 tahun
sebesar 30,7. Kemudian pendidikan terakhir responden yang berkategori dasar 22,0, menengah 1,2, dan tinggi 1,2.
Karakteristik responden yang tidak patuh sebesar 20,7 dan responden yang patuh 79,3. Pada sikap pasien dengan kategori tidak baik sejumlah
24,4 dan pada kategori baik sejumlah 86,6. Sikap petugas kesehatan yang tidak baik sejumlah 12,2 dan yang baik sejumlah 87,8. Sementara itu selain sikap
petugas, variabel pendukung sikap kepatuhan adalah variabel dukungan keluarga. Dukungan keluarga yang kategorinya dukungan keluarga rendah sebesar 13,4 dan
yang tinggi sebesar 86,6. Pada variabel motivasi didapatkan pada kategori rendah sejumlah 19,5 dan yang tinggi sebanyak 80,5. Sementara variabel terakhir yakni
jarak menuju akses kesehatan dengan jarak dekat dengan dari responden sejumlah 36,6 dan pada jarak jauh 63,4.
4.2 Analisis Bivariat
4.2.1 Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kepatuhan Minum Obat
Anti Tuberkulosis pada Pasien TB Paru di Puskesmas Pamulang periode Januari 2012 sampai dengan Januari 2013.
Tabel 4.11. Gambaran hubungan pendidikan terakhir pasien Tuberkulosis paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas Pamulang periode
Januari 2012 sampai Januari 2013.
Variabel Tingkat kepatuhan
Total p Value
Tidak patuh Patuh
Dasar Menengah
18 30,5 1 4,8
4169,5 20 95,2
59 100 21100
0,021 Tinggi
1 50 1 50
2 100
37
Hasil penelitian menujukkan bahwa responden dengan pendidikan dasar memiliki ketidakpatuhan sebanyak 30,5 , sedangkan yang memiliki kepatuhan
adalah sebesar 69,5 . Pada responden dengan pendidikan menengah memiliki ketidakpatuhan sebanyak 4,8 , sedangkan yang memiliki kepatuhan adalah sebesar
95,2 . Pada responden dengan pendidikan terakhir memiliki ketidakpatuhan sebanyak 50 , sedangkan yang memiliki kepatuhan adalah sebesar 50 .
Berdasarkan uji chi square didapatkan hasil p 0,021 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara pendidikan terakhir dengan tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Perdana, bahwa tidak ada hubungan bermakna dari variabel pendidikan terakhir dengan kepatuhan. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh
Yuliana, menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara pendidikan terakhir dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis.
29,30
Tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pendidikan dengan kepatuhan.
31
Hal ini dapat dikaitkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin menunjukkan tingginya
pengetahuannya, dan pengetahuan seseoranglah yang mendasari seseorang itu bertindak.
15