Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis
45
Keluarga berperan dalam memotivasi atau mendukung pasien TB Paru untuk berobat secara secara teratur.
37
Adanya faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku minum obat pasien sehingga dapat mendukung jalannya pengobatan secara
teratur sampai pasien dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. Namun masih ada anggota keluarga yang tidak memperhatikan hal ini sehingga peran keluarga kurang
dalam mendukung jalannya pengobatan.
14
4.2.9 Hubungan Jarak Menuju Fasilitas Kesehatan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien TB Paru di Puskesmas Pamulang
periode Januari 2012 sampai dengan Januari 2013.
Tabel 4.19. Gambaran hubungan jarak menuju fasilitas kesehatan pasien Tuberkulosis Paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas Pamulang periode
Januari 2012 sampai Januari 2013.
Jarak menuju fasilitas kesehatan
Tingkat kepatuhan p Value
Tidak patuh Patuh
Dekat 33,7
2732,9 0,031
Jauh 1720,7
3542,7 Total
2024,4 6275,6
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang jarak akses menuju fasiltas kesehatannya dekat memiliki ketidakpatuhan sebesar 3,7,
sedangkan yang memiliki kepatuhan sebesar 32,9. Pada responden yang akses jarak menuju faslitas kesehatannya jauh memiliki ketidakpatuhan sejumlah 20,7
dan yang memiliki kepatuhan sejumlah 42,7. Berdasarkan uji chi square di dapatkan hasil p 0,031 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara jarak menuju fasiltas kesahatan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis.
46
Hasil penelitan ini tidak sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Nandang Tisna yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
jarak dengan kepatuhan dalam minum obat.
18
Didapatkan juga dari penelitain yang di lakukan oleh Nandang Tisna bahwa beliau mengutip dari Anto Raharjo bahwa
semakin jauh jarak rumah kepala kelurga ke tempat pelayanan kesehatan semakin sedikit penggunaan pelayanan kesehatan. Kemudahan dalam akses menuju fasilitas
kesehatan sangatlah memungkinkan seseorang untuk memanfaatkannya.
18
Hal ini juga di kemukakan oleh Notoatmojo dalam penjelasan persepsi sehat dan sakit,
dimana dikatakan bahwa setiap seseorang yang sakit akan mecari pengobatan ke tempat yang dianggap dapat memberikan pengobatan sehingga bisa mencapai
kesembuhan atas sakit yang dideritanya. Perilaku ini hampir dilakukan di setiap personal individu.
18, 15
47