47
4.3 Keterbatasan Peneltian
Penelitian ini hanya menggunakan desain studi potong lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun
dependen pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat.
Tidak menemukan kuesioner kepatuhan minum obat anti tuberkulosis dalam bentuk baku sehingga harus membuat validasi kuesioner sendiri.
Masih terdapat beberapa faktor yang belum bisa diteliti seperti sarana transportasi, kesadaran, dan persepsi pasien.
48
4.4 Kajian Keislaman
Artinya : Bagi manusia ada malaikat
– malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah swt.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali –
kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia Q.S Arrad ayat 11. Dari penjelasan penggalan ayat di atas dikatakan bahwa Allah swt tidak akan
merubah keadaan suatu kaumnya apabila kaum sendiri tersebut tidak merubahnya. Pernyataan tersebut bila dikaitkan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis
bahwasannya pada penderita pasien tuberkulosis paru yang tidak patuh dalam minum obat anti tuberkulosis akan susah mencapai tingkat kesembuhan berbeda
dengan pasien yang selalu patuh dalam minum obat dan mempunyai upaya untuk sembuh niscaya Allah Swt akan menyembuhkannya.
38
49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pengetahuan, penghasilan, dan
jarak dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis sedangkan pada variabel sikap petugas kesehatan, motivasi, sikap pasien, dukungan keluarga tidak terdapat
hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. 5.2 Saran untuk penelitian selanjutnya
Penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
anti tuberkulosis sebaiknya menggunkan studi kohort, karena studi kohort merupakan metode yang paling baik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor
dependen yang diteliti denga efek secara temporal.
50
DAFTAR PUSTAKA 1.
Amin Z dan Bahar A. Tuberkulosis Paru. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2009.Hal 2230-2238
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2. Jakarta : Gerdunas-TB.2006 3.
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
364MENKESSKV2009. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan 2011
4. Gendhis I D, Yunie A, Mamat S. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap Pasien
dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB Paru di Bkpm Pati. 2011
5. WHO. Global Tuberculosis Report. 2012
6. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyakit Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 2011 7.
Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakitdan Penyakit Lingkungan. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-
2014. 8.
Depkes RI. Pengendalian TB di Indonesia mendekati target MDGs. Diunduh dari :
http:www.depkes.go.idindex.phpberitapress-release857-pengendalian- tb-di-indonesia-mendekati-target-mdg.html
Diakses pada 10 - 10 - 2013 pkl 21.32
9. Sylvia A,P. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Jakarta : EGC. 2009. Hal 852-859 10.
Ramadhani A. Pengaruh Pelaksanaan Pengawas Menelan Obat PMO Terhadap Konversi BTA + Pada Pasien TB Paru di RSDK Tahun 20092010
11. Crofton J, Horne N, Miller F. Clinical Tuberculosis. London : Oxford; 1999.
p, 9-22 12.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, Editor. Pathologic basic of disease 7
th
ed.vol.2. Elsevier Saunders. 2005 p, 756- 760