Tujuan dan Manfaat Penelitian

suami istri bahagia. sehingga kedua muda-mudi yang sedang berpacaran mempunyai hak dan kewajiban untuk semakin saling mengenal dan menyayangi. Tentu saja kasih sayang itu bukan hanya di bicarakan dan dirasakan, melainkan juga diungkapkan dan diwujudkan. Ungkapan dan perwujudan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan pada umunya memuat juga kemesraan, kehangatan , rasa tertarik, bahkan juga hawa nafsu seksual. 2. Alasan Berpacaran Fenomena pacaran di kalangan remaja Indonesia memang sudah menjadi trend, seorang yang tidak pacaran akan dikatakan kurang gaul, kurang funky atau nggak laku. Bagi sebagian remaja pacaran hukumnya wajib alias fardhu „ain bagi mereka. umumnya para remaja berpacaran karena tidak ingin dikatakan oleh temannya sebagai orang yang tidak laku, dan terus dikatakan bahwa nggak gaul kalau belum pacaran.Biasanya nggak mau kalau terus dikatakan sebagai jomblo. Bagi remaja jomblo adalah sebagai kutukan yang harus dihilangkan.Sebenarnya lajang bukanlah sebagai sesuatu yang harus dibenci oleh kalangan remaja. 3. Batasan-batasan Pacaran Hal yang paling ditakuti orang tua dari dua remaja yang sedang pacaran adalah kalau sampai dua insan yang dimabuk asmara itu melakukan hubungan seks. Tindakan yang sampai ke hubungan seks ini memang menimbulkan banyak kerugian dan efek negatif. Pertama, ini melanggar aturan agama. Agama manapun melarang hubungan seks yang dilakukan bukan suami istri. Otomatis, remaja yang melakukannya akan dikejar rasa berdosa. Kedua, ini malanggar norma. Norma masyarakat umumnya sampai sekarang tetap menganggap kegadisan itu perlu dipertahankan sampai malam pengantin tiba. Artinya, gadis yang kehilangan keperawanan sebelum itu dianggap tidak suci lagi. Kedua hal ini menimbulkan efek psikologis bagi seorang perempuan seandainya pun tidak ada yang tahu, meskipun dia tidak hamil, dia akan merasa dirinya kotor dan berdosa. Lebih gawat lagi kalau dia sampai hamil, si gadis dan keluarga akan merasa malu. Boleh jadi dia akan dikawinkan. Berarti, masa depan akan terputus. Itu kalau dikawinkan, kalau laki-lakinya kemudian kabur, anak akan lahir tanpa ayah. Berarti mereka menorehkan aib dalam hidup dan masa depan anak yang tidak berdosa itu. Anak itu digugurkan sebalum lahir, itu berarti kita membunuh. Membuat dosa baru di atas dosa yang sudah dilakukan. 13 Untuk itu dalam menghadapi semua ini, hendaklah pergaulan itu didasari oleh sikap saling hormat menghormati antara laki-laki dan perempuan. Abdurrahman Al-Mukaffi telah memberikan batasan-batasan dalam pergaulan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh agama, diantaranya: a Menjaga Pandangan Mata Mata adalah satu karunia Allah yang amat cepat jangkauannya. Memelihara mata cukuplah dengan menundukan sebagian pandangan mata bila berhadapan dengan wanita atau pria yang bukan muhrim. Jangan menatap mata kita kepada mereka, dan janganlah memandangnya berulang-ulang. . Firman Allah Swt:                                    Artinya:”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka 13 Nestro Rico Tambunan, Remaja Mandiri 2,..., hal.90-91