Klasifikasi dan Kategorisasi Data Artikel

norma agama yang mengatur pergaulan antar manusia. Diantaranya : 1. Lebih baik diam daripada berkata yang tidak baik. 2. Lebih takut kepada Allah daripada kepada lain-Nya. 3. Mengutamakan kepentingan akhirat dapada kepentingan dunia. 4. Rela bersusah-susah dahulu untuk mendapatkan kebahagiankeberhasilan. 5. Tidak melakukan perbuatan yang sia-sia. Jika remaja tidak dapat mengendalikan emosinya, ia akan terjebak pada penyaluran hasrat seks yang tidak benar. Akibatnya disamping ia melakukan pelanggaran norma-norma agama dan etika, ia juga menderita kejiwaan. Padahal perzinahan merupakan perbuatan yang sangat keji dan harus dihindari oleh setiap muslim. Sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Isra :32           Artinya :” Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. Allah melarang zina tidak langsung pada perbuatannya, tetapi justru melarang semua perbuatan yang dapat menyebabkan zina.

4. Ekplanasi Alternatif Data

Dari ke empat data artikel diatas, penulis dapat memberikan ekplanasi alternatif mengenai data tersebut. Bahwasanya pada usia remaja telah timbulnya rasa senang dan ketertarikan pada lawan jenis, karena setiap manusia dewasa yang normal pasti memiliki rasa cinta pada lawan jenis. Seorang remaja adalah orang yang sudah mukallaf, artinya harus harus menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Yang dimaksud mukallaf disini adalah kedewasaan secara fisik biologis namun ini belum menjamin kedewasaan. Oleh karena itu, jika seorang remaja melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan Allah, ia akan mendapat dosa dan akan disiksa di akhirat nanti. Islam sungguh arif dalam mengatur cara hubungan ini sebagai upaya menghindari jalan menuju zina, karena jangankanmelakukan zina mendekatinya pun haram hukumnya. Hal itu untuk menjaga kemuliaan. 62 Praktek pacaran saat ini merupakan pembenaran pada prilaku seksual. Keluarga muslim saat ini memandang pacaran sebagai hal yang lumrah atau biasa. Padahal haramnya khalwat mengandung dosa besar karena sudah mendekati perzinahan yang dilarang Islam. Hubungan mesra antarlawan jenis sebelum jenjang pernikahan itu hakekatnya memiliki maksud yang tidak baik yaitu memperkenalkan pola hidup free sex. Umumnya generasi muda tidak menyadari bahwa pacaran yang mereka jalani dapat membuka aib sendiri, merusak moral dan harga diri. 63 Dalam Islam tidak mengenal istilah pacaran, untuk hubungan percintaan laki-laki dan perempuan Islam telah mengenalkan istilah khitbah meminang. hampir tidak ada perbedaan antara pacara dan khitbah, keduanya sama hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang mempraktekannya. Khitbah umumnya dilakukan laki-laki terhadap wanita, tapi tidak ada larangan wanita terhadap laki-laki. Khitbah hakikatnya menentukan apakah dia bersedia dijadikan calon istri atau tidak. Namun sebelumnya harus ditanyakan terlebih dahulu apakah dia masih sendiri belum ada yang mengkhitbah. Banyak orang yang keliru memahami konsep khitbah. Pada prinsipnya khitbah tidak merubah ketentuan yang sebelumnya dilarang oleh syara‟ menyangkut komunikasi antara lawan jenis. Khitbah hanyalah proses 62 Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami Adakah? ,…, h. 52 63 Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami Adakah? ,…, h. 40 menentukan pilihan calon istri atau suami, bukan aqad nikah, dan belum merubah status keduanya menjadi hubungan halal. Maka dalam proses khitbah tetap haram berdua-duaan tanpa ditemani mahramnya, saling berpandangan dan bermesraan. 64 Dari keempat artikel di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa masa remaja adalah masa pancaroba sehingga remaja masih belum stabil dalam melakukan suatu hal. Banyak sekali kejadian-kejadian negatif yang telah dialami para remaja, apalagi pada zaman sekarang mayoritas sebagian remaja telah banyak melakukan pacaran, pada saat berpacaran remaja telah banyak melakukan kemaksiatan, bahkan. Hal ini terbukti dari isi artikel tentang “Berzina boleh asal Tuhan tidak tahu”. Terjadinya hal negatif di kalangan remaja dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan disebabkan karena kurang tertanamnya ajaran agama pada diri remaja, kurang tertanamnya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, tidak adanya perhatian lebih dari orang tua sehingga anak terlalu bebas dalam pergaulan, dan kurang berlakunya hukum Islam dalam lingkungan masyarakat sehingga remaja tidak takut untuk melakukan kemaksiatan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Islam tidak mengenal istilah pacaran, sebagaimana terungkap dalam artikel-artikel yang dianalisis di atas.

C. Analisis Data Tentang Pacaran Menurut Ustadz Jefri al-Bukhari

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan tekhnik di antaranya tekhnik kesimpulan dari artikel yang terdapat pada buku “Sekuntum Mawar Untuk Remaja”, mengorganisasikan data, mengklasifikasi atau mengkategorikan data, dan eksplanasi alternatif data. Keempat tekhnik ini dilakukan untuk mempermudah penulis dalam menganalisis data yang ada. Setelah penulis memperoleh data mengenai pacaran dari buku yang ditulis oleh Ustadz Jefri al- Bukhari “Sekuntum Mawar Untuk Remaja” dan buku-buku 64 Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami Adakah? ,…, h. 72