Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

mendongkrak percaya diri”. Bagi sebagian orang, pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya. 3 Namun, dalam jiwa manusia itu ada sesuatu kekuatan yang menilai apakah sesuatu itu baik apabila dia kerjakan, sehingga menjadi budi pekerti yang mulia, dan apabila dia tidak senang perbuatannya itu diketahui oleh orang, terhadap perbuatan dirinya. Kekuatan di dalam jiwa itu dapat menilai apakah perbuatan itu patut dilakukan atau tidak. Masalah moral seperti pergaulan bebas antar lawan jenis, ciuman, pelukan, pemakai obat-obatan bahkan kejahatan, adalah masalah yang sekarang ini sangat banyak minta perhatian, terutama dari para pendidik, alim ulama, pemuka masyarakat dan orang tua. Tidak henti-hentinya kita mendengar keluhan orang tua yang kebingungan menghadapi anak-anaknya yang sukar patuh, keras kepala dan nakal. Usaha untuk menanggulagi kemerosotan moral itu telah banyak dilakukan, baik oleh lembaga keagamaan, pendidikan, sosial dan instansi pemerintah. Namun hasil pembendungan arus yang berbahaya itu belum tampak, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Di mana-mana dekadensi moral semakin menjadi-jadi tidak saja terbatas kepada kota besar, akan tetapi telah menjalar sampai kepelosok tanah air, ke kota kecil dan desa terpencil. 4 Krisis akhlak yang melanda sebagian remaja saat ini merupakan salah satu akibat dari perkembangan global dan kemajuan IPTEK yang tidak diimbangi dengan kemajuan moral akhlak. Prilaku remaja yang cenderung lekas marah, kurang hormat tehadap orang tua, kurang disiplin dalam beribadah, menjadi pemakai obat-obatan, terjerumus dalam prilaku seks bebas serta prilaku yang menyimpang lainnya telah melanda sebagian besar kalangan remaja. H.M.Arifin berpendapat bahwa dampak-dampak negatif dari teknologi modern telah mulai menampakan diri dari depan mata kita, yang pada 3 httpwww.gogle.com 4 Zakiah Daradzat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, h.26 prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental spiritual yang sedang tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk dan penampilannya. Kondisi- kondisi inilah yang salah satunya mengakibatkan terjadinya berbagai pemyimpangan para remaja. 5 Penyimpangan tersebut misalnya melalui layar kaca, masyarakat umum dapat menikmati sajian-sajian hiburan dari mulai adegan percintaan pacaran, pemerkosaan, perampokan, pornografi, minuman keras, penjualan narkotika, dan lain sebagainya. Adegan-adegan tersebut tidak mustahil banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat khususnya para remaja ABG. Remaja yang terlibat dalam perbuatan yang tidak bermoral dan tidak mengamalkan ajaran agama akan menimbulkan akibat yang tidak baik dan meresahkan orang tua, masyarakat dan bangsa. Perbuatan tersebut akan menimbulkan efek negatif lainnya yang dapat merugikan dirinya sendiri. Dengan demikian pengamalan ajaran islam sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi sandaran agar tidak terperosok kedalam kesesatan, karena dengan mengamalkan ajaran islam ia akan memperolek kebahagian dunia dan akhirat. Untuk itu, remaja mestinya tahu apa alasan untuk berpacaran, bagaimana pacaran yang salah kaprah, apa dasar memilih pacaran, apa yang perlu dipikirkan sebelum serius untuk berpacaran, pacaran dimana dan berbuat apa, apa batasan-batasan pacaran, bagaimana memahami tipe laki-laki dan apa aturan-aturan tentang seks yang perlu dihayati. Agar cinta tak membuat merana. 6 Usia remaja memang usia yang sangat rawan, anak-anak dalam usia pertumbuhan seperti ini biasanya akan merasakan perubahan fisik, terutama anak-anak di zaman sekarang ini yang tampaknya lebih cepat dewasa. Perubahan yang paling penting ketika baligh adalah munculnya naluri seks. Pada awalnya ketertarikan kepada lawan jenis ini tidak jelas, ia seperti menginginkan sesuatu tapi belum paham apa sebetulnya yang diinginkannya 5 HM.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara:1995, h.8 6 Nestro Rico Tambunan, Remaja Mandiri 2, Jakarta: Arcan: 1995, h. 75 itu. Ia merasa bimbang, bingung apa yang dirasakan dan menjadi hasratnya. Setelah sekian waktu disadari bahwa muncul di dalam dirinya rasa ketertarikan terhadap lawan jenis, ia mulai menyukai, asyik melihat wajah dan mendengar suaranya, ia ingin dekat, ingin mengobrol dengannya, dan mualailah jatuh cinta. Itulah awal mula hasrat kepada lawan jenis jatuh cinta, siapapun tidak bisa menolak bila hasrat itu hinggap di dalam dirinya. Terkadang totalitas kehidupan remaja baligh hanyalah memikirkan masalah seks dan cinta saja, tidak ada lagi hal lain yang layak dipikirkan. 7 Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam urusan seks adalah masuknya budaya Barat yang rusak ke negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya media remaja yang gencar menyajikan budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh permissif alias bebas berbuat selama tidak ganggu orang lain. termasuk dalam urusan seks. Sikap permissif remaja dalam urusan seks juga dikampanyekan oleh film- film remaja produksi luar negeri. Produksi perfilman luar negri ini dengan gamblang mengupas budaya mesum di kalangan remaja Amerika. Prilaku permissif remaja dalam masalah seks berawal dari proses pacaran. Masuknya budaya luar lewat hiburan, bikin remaja kian bebas dalam berpacaran. Berdasarkan penelitiannya, perilaku remaja laki-laki menjadi jauh lebih agresif dibandingkan dengan remaja perempuan. Mereka tak hanya terbiasa dengan ciuman bibir, tapi sudah berani melakukan hal-hal yang lebih jauh, mulai dari meraba dada, hingga akhirnya melakukan seks pranikah. 8 Oleh karena itu, Islam sudah menjelaskan supaya menjauhi aktivitas “pacaran” sebelum menikah dalam arti “mendekati zina”. Padahal jelas-jelas Allah Swt telah mengingatkan kepada umatnya dalam surat al-Isra : 32           7 Ibrahim Amini, Agar Tak Salah Mendidik, Jakarta, Al-Huda:2006, h. 283-284 8 httpwww.gogle.com Ar tinya:”Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.Q.S.Al-isra:32 Di era modern ini, jatuh cinta dan pacaran telah menjadi lifestyle yang sangat lumrah di kalangan remaja Islam. Memang pada prinsipnya, cinta adalah fitrah manusia. Salah satu bentuk ekspresinya adalah pacaran. Namun, fitrah itu kini tampil sangat mengerikan lantaran ekspresi cinta telah dilakukan acara peluk-pelukan, cium-ciuman, raba-rabaan, dan sebagainya. Rupanya ekspresi fitrah cinta macam inilah yang sangat menguasai kehidupan para remaja masa kini, mulai dari pelosok kampung hingga jantung kota, tanpa menghiraukan nilai-nilai moral agama. Bagi remaja, masa depan harus menjadi orientasi utamnya. Apapun yang di lakukan harus dipikirkankan secara matang apakah akan merugikan masa depan ataukah menguntungkan. Karena itu, agar remaja tidak menyesal di masa yang akan datang, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat, remaja harus memiliki prinsip “mendahulukan yang lebih dperlukandari pada yang perlu”. Mungkin pacaran perlu secara biologis, tetapi menggapai masa depan yang gemilang adalah lebih diperlukan. 9 Dari latar belakang di atas, penulis terinspirasi untuk megangkat masalah tentang “Pacaran Di Kalangan Remaja Menurut Ustadz Jefri Al-Bukhari” 9 Jefri Al-Bukhori, Sekuntum Mawar unt Remaja ,…h. 69-70

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka timbul beberapa masalah, antara lain: 1. Adanya sebagian remaja yang menganggap pacaran sebagai sesuatu yang lumrah. 2. Rendahnya pemahaman dan penghayatan remaja terhadap nilai-nilai moral agama akhlak 3. Banyak remaja yang melanggar aturan-aturan agama dalam pergaulan antar jenis 4. Kurang selektifnya remaja dalam menerima informasi-informasi dari kemajuan IPTEK

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Memperhatikan banyaknya masalah yang teridentifikasikan, maka penulis memberikan pembatasan masalah dalam skripsi ini yang dibatasi pada aspek pacaran dan nilai-nilai moral agama, diantaranya yaitu: a. Analisis pacaran terhadap pandangan Jefri al-Bukhari “Sekuntum Mawar Untuk Remaja” b. Dampak pacaran yang di lakukan remaja c. Model pacaran di kalangan remaja 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut diatas, maka rumusan masalahnya dibatasi pada: a. Bagaimana pandangan Jefri al-Bukhari tentang model pacaran di kalangan remaja b. Bagaimana pandangan Jefri al-Bukhari tentang dampak pacaran di kalangan remaja c. Bagaimana solusi yang di tawarkan Jefri al-Bukhari untuk mengatasi remaja dalam berpacaran d. Sejauhmana tingkat otoritas pandangan Jefri al-Bukhari yang di tulis dalam bukunya yang berjudul “Sekuntum mawar untuk Remaja”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu, Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan konsep pacaran yang melanggar norma dan aturan agama menurut buku ustadz Jefri al-Bukhari.

BAB 11 KAJIAN TEORI

A. Pacaran

1. Pengertian Pacaran Menurut kamus besar bahasa Indonesia pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercinta; berkasih-kasihan. Memacari adalah mengencani; menjadikan dia sebagai pacar. 10 Dalam berpacaran laki-laki dan perempuan saling mencintai. Kata cinta tersebut menurut Drs. Abdul Mujib merupakan padanan kata dari bahasa inggris love atau dari bahasa arab al-hubb atau al-mahabbah. Cinta sebenarnya sulit diungkapkan apalagi didefinisikan, sebab jika didefinisikan maka semakin membatas ruang lingkupnya. Cinta dapat dirasakan oleh setiap individu, tetapi tidak menjamin masing-masing individu tersebut mampu mengungkapannya dalam bahasa verbal 11 . Begitu banyak definisi cinta,sehinga masing-masing definisi sulit disintesiskan dalam satu kalimat yang sangat sederhana. Namun, kiranya dapat dipahami bahwa cinta itu merupakan reaksi dan ekspresi emosi yang kompleks, sekomplek kehidupan manusia itu sendiri. 12 Sebagai prinsip umum kiranya dapat di katakana bahwa masa pacaran adalah masa untuk belajar saling mencintai dengan harapan kelak akan menjadi 10 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, PT. Lintas Media Jombang. h. 863 11 Abdul Mujib, Risalah Cinta, Jakarta: Raja Grafindo Persada:2004, hal. 1 12 Abdul Mujib, Risalah Cinta ,… hal. 13-14