Biografi Ustadz Jefri al-Bukhari

Suami dari Pipik Dian Irawati ini lebih memfokuskan bidikan dakwahnya untuk kalangan remaja. Karena dalam pandangannya, remaja adalah generasi masa depan yang sangat berperan dalam menentukan maju mundurnya bangsa ini.

B. Deskripsi Pacaran Di Kalangan Remaja Dalam Buku “Sekuntum Mawar

Untuk Remaja”

1. Membuat Artikel Dan Kesimpulan

Artikel 1: Pacaran Menurut Islam Istilah pacaran tidak lepas dari remaja, karena salah satu ciri remaja yang menonjol adalah adanya rasa senang kepada lawan jenis disertai keinginan untuk memiliki. pada masa ini, biasanya seorang remaja biasanya mulai „naksir‟ lawan jenis. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan untuk mendapatka kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah pendekatan berhasil, lalu keduanya berpacaran. Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Dikalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum memilki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar dikalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang mayoritas rem aja sudah memiliki teman special yang disebut “pacar”. 53 Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah percintaan antara laki dan perempuan pranika, Islam mengenalkan istilah “khitbah” meminang. Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinyapada waktu dekat. 53 Jefri Al-Bukhori, Sekuntum Mawar untuk Remaja ,…, h. 11-12 Ada perbedaan yang antara pacaran dengan khitbah. Pacaran tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Adapun persamaannya keduanya merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang tidak dalam ikatan perkawinan. Dari sisi persamaannya sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara pacaran dengan khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang mempraktikannya. Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadits yang secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan batasan-batasan antara yang boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri. Diantara batasan-batasan tersebut adalah : 54 1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Isra :32 yang berbunyi :           Artinya :” Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.QS. Al-Isra : 32. Maksud dari ayat diatas, janganlah kamu melakukan perbuatan- perbuatan zina. Diantara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman dan lain sebagainya. 54 Jefri Al-Bukhori, Sekuntum Mawar untuk Remaja ,…, h. 14-16 2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya. Dari Aisyah r.a berkata: تعي ا طق عي ل ا ف ر ا ا ي س ي ع ها ص ها س ر ي تس اك ت ك ر خ ل ا ا ر Artinya : “Tangan Rosulullah Saw tidak pernah sama sekali menyentuh tangan perempuan didalam bai’at, bai’at Rosulullah dengan mereka adalah berupa ucapan. HR. Bukhari. 55 3. Tidak berduan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Dilarang laki-laki dan perempuan berdua-duan. Nabi Saw bersabda: رح ع سيل ا ر ب خي اف رخ ا ا يل ا ه ب ؤي ك طيشل ا ل ث ف س ا ر Artinya : “siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlai ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi muhrimnya, sebab bila demikian setanlah yang menjadi pihak ketiganya. “ HR.Muslim. 56 4. Harus menjaga mata atau pandangan. Mata itu kunci hati. Dan pandangan itu pegutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat An-nur:30 yang berbunyi : 55 Shohih Bukhari, Bab Baiat Nabi Kepada wanita yang Bukan Muhrim:6668 56 Shohih Muslim, Bab Haramnya Wanita Menyendiri Dengan Wanita Yang Bukan Muhrim:4036