Inventarisasi Ayat-ayat Pendidikan Akhlak

B. Penafsiran Hamka terhadap ayat-ayat tentang Pendidikan Akhlak

1. Akhlak terhadap Allah A. Surat al-

‘Araf ayat 143                                              143. Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa: Ya Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya kamu dapat melihat-Ku. tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu 1 , dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.

a. Penafsiran Hamka

“ Dan tatkala Musa telah datang di waktu yang telah Kami tentukan itu, dan telah bercakap Tuhannya kepadanya, berkatalah dia: “Ya Tuhanku Tunjukkanlah diriMu, aku ingin melihat Engkau” pangkal ayat 143. Dia telah diberi kemuliaan yang demikian tinggi oleh Allah. Allah telah berkenan bercakap dengan dia demikian tidak 1 Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia. perantaraan Malaikat lagi, akan menurunkan titah perintah Wahyu kepadanya, yaitu kitab Taurat yang akan jadi pimpinan bagi bangsanya. Tetapi Musa yang seluruh jiwanya yang suci itu telah dipenuhi oleh Al-hubb al-Ilahi. Cinta kepada Allah yang tiada taranya, memohon diberi kemuliaan yang lebih tinggi lagi. Sesudah Allah berkenan mengajaknya bercakap di belakang hijab, Musa meminta melihat rupaNya, supaya tabir dinding itu dihindarkan saja. Allah hanya memperlihatkan zatnya saja. Musa diperintahkan untuk Melihat ke atas puncak gunung itu, yaitu pertalian gunung Thursinna. Jika kelak engkau lihat gunung itu tetap pada tempatnya, di waktu itu engkau akan melihat Daku. “Maka tatkala Tuhannya telah menunjukkan diri pada gunung itu, maka menjadi hancurlah dia, dan tersungkurlah Musa, pingsan” “Syahdan setelah dia sadar, berkatalah dia: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau, dan aku adalah orang yang pertama sekali beriman” ujung ayat 143. Musa yakin Allah ada. Dia telah menjadi ilmul yaqin, dan dia tidak ada keraguan lagi.

b. Analisa

Surat al- ‘Araf ayat 143 ini menjelaskan tentang Nabi Musa yang ingin berjumpa dengan Allah, karena beliau rindu ingin berjumpa dengan Allah. Tetapi Allah tidak menunjukkan dirinya hanya zatnya saja dan Nabi Musa pun tidak sanggup melihat zat Allah tersebut.