Surat Luqman ayat 18-19

penyelidikan ilmu jiwa, terbitnya ialah dari sebab ada perasaan bahwa diri itu sebenarnya tidak begitu tinggi harganya. “Dan sederhanakanlah dalam berjalan” pangkal ayat 19. Jangan cepat mendorong-dorong, takut kalau-kalau lekas payah. Jangan lambat tertegun-tegun, sebab itu membawa malas dan membuang waktu di jalan, bersikaplah sederhana. “Dan lunakkanlah suara”. Jangan bersuara keras tidak sepadan dengan yang hadir. Apalagi jika kita bergaul dengan orang ramai di tempat umum. Orang yang tidak tahu sopan-santun lupa bahwa di tempat itu bukanlah dia berdua dengan temannya itu saja yang duduk. Lalu dia bersuara keras-keras . “Sesungguhnya yang seburuk-buruk suara, ialah suara keledai” ujung ayat 19. Mujahid berkata: “Memang suara keledai itu jelek sekali. Maka orang yang bersuara keras, menghardik-hardik, sampai seperti akan pecah kerongkongannya, suaranya jadi terbalik, menyerupai suara keledai, tidak enak didengar. Dan dia pun tidak disukai oleh Allah. Sebab itu tidak ada salahnya jika orang bercakap yang lemah lembut, dikeraskan hanyalah ketika dipakai hendak mengerahkan orang banyak kepada suatu pekerjaan besar. Atau seumpama seorang komandan peperangan ketika mengerahkan perajuritnya tampil ke medan perang. 24

b. Analisa

Surat Luqman ayat 18-19 ini menjelaskan tentang adab jika berbicara dengan orang lain yaitu menghadap wajah orang yang 24 Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta: PT Pustaka Panjimas cet. 2 h.134-137 berbicara, karena menunjukkan rasa menghargai. Dan janganlah bersikap sombong atau takabur terhadap orang lain.

D. Surat al-Hujurat ayat 9-10

                                              9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang- orang yang Berlaku adil. 10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

a. Asbab An-Nuzul

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi saw, naik keledai pergi ke rumah ‘Abdullah bin Ubay seorang munafik. Berkatalah ‘Abdullah bin Ubay: “Enyahlah engkau dariku Demi allah, aku telah aku telah terganggu karena bau busuk keledaimu ini”. Seorang Anshor berkata: “Demi Allah, keledainya lebih harum baunya daripada engkau”. Marahlah anak buah ‘Abdullah bin Ubay kepadanya, sehingga timbullah kemarahan pada kedua belah pihak, dan terjadilah perkelahian dengan menggunakan pelepah kurma, tangan dan sandal. Maka turunlah ayat ini Q.S 49 al-Hujurat: 9 berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang memerintahkan agar menghentikan peperangan dan menciptakan perdamaian. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ada dua orang dari kaum muslimin yang bertengkar satu sama lain. Kemudian marahlah para pengikut kedua kaum itu dan berkelahi dengan menggunakan tangan dan sandal. Ayat ini Q.S 49 al-Hujurat: 9 turun sebagai perintah untuk menghentikan perkelahian dan menciptakan perdamaian. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki Anshor yang bernama ‘Imran, beristerikan Ummu Zaid. Ummu Zaid bermaksud ziarah kerumah keluarganya, akan tetapi dilarang oleh suaminya, bahkan dikurung di atas loteng. Ummu Zaid mengirim utusan kepada keluarganya. Maka datanglah kaumnya menurunkannya dari loteng untuk dibawa kerumah keluarganya. Suaminya ‘Imran meminta tolong kepada keluarganya. Maka datanglah anak-anak pamannya mengambil kembali isterinya dari keluarganya. Dengan demikian terjadilah perkelahian, pukul memukul dengan menggunakan sandal untuk memperebutkan Ummu Zaid. Maka turunlah ayat ini Q.S 49 al-Hujurat: 9 berkenaan dengan peristiwa tersebut. Rasulullah saw mengirimkan utusan kepada mereka untuk mendamaikan perselisihan mereka. Akhirnya mereka pun tunduk kepada perintah Allah. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa perkelahian yang disebut dalam riwayat si atas, terjadi antara dua suku. Mereka dipanggil ke