mengetahui perkataan semut. Atau dapat dia mengetahui perikehidupan semut.
“Dan masukkanlah kiranya akan daku, dengan Rahmat Engkau ke dalam golongan hamba-
hamba Engkau yang shalih” ujung ayat 19. Dengan itulah Nabi Sulaiman menyatakan syukur kepada Allah atas
nikmat berlipat ganda yang dia terima. Sedang Tuhan akan sangatlah gembira bilamana hambaNya mensyukuri nikmat yang telah dia berikan,
dan bila nikmat yang telah diberikan itu disyukuri, Tuhan pun berjanji akan melipat gandakannya lagi.
3
b. Analisa
Surat An-Naml ayat 19 ini menjelaskan tentang Nabi Sulaiman yang mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya, sehingga
ia bisa memahami dan mengerti tentang kehidupan semut atau binatang. Dari kisah Nabi Sulaiman tersebut terdapat hikmah atau pelajaran yang
dapat diambil, bahwa semut dapat berdoa dan beribadah dengan sangat khusyu.
D. Surat Huud ayat 45 dan 47
3
Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta: PT Pustaka Panjimas cet.2 h.197-198
45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji
Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil- adilnya.
47. Nuh berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada
mengetahui hakekatnya. dan Sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaKu, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaKu, niscaya aku
akan Termasuk orang-orang yang merugi.
a. Penafsiran Hamka
Dengan ayat ini Nabi Nuh meminta penjelasan dari Tuhan sendiri, untuk menghilangkan musykil hatinya. Nyata Nuh bersedih hati karena
anak kandungnya hilang ke dasar laut. Tetapi kepercayaan Nuh akan kebijaksanaan Tuhan tidak sedikit pun goncang dan kurang lantaran itu.
Sebab itulah ia bertanya. Nabi Allah Nuh menyerukan amalan yang shalih, sebagai hasil dari akidah yang benar, yaitu akidah Tauhid. Tetapi
puteranya sendiri tidak menuruti garis yang digariskan ayahnya itu. Dengan demikian tentu hubungan batin telah putus, meskipun hubungan
darah masih ada. Seorang Nabi janganlah termasuk golongan orang bodoh. Hanya
orang bodoh yang lebih mementingkan kekeluargaan, walaupun keluarga itu tidak mau menerima iman. Orang yang mempunyai tujuan hidup
untuk menegakkan jalan Allah tidaklah demikian halnya. Tetapi dapatlah pertanyaan Nuh dan seruannya kepada Tuhan itu patutlah kita fahami
dalam keadaan
beliau sebagai
manusia. Betapa
pun keras
mempertahankan pendirian, namun hati seorang manusia akan tergetar