Surat al-Mujaadilah ayat 12 dan 13

a. Penafsiran Hamka

Barang siapa yang ingin hendak berurusan istimewa dengan Rasul, hendak meminta pertemuan berdua saja, mestilah terlebih dahulu mengeluarkan sedekah kepada fakir miskin. “ Demikian itulah yang baik bagi kamu dan lebih bersih”. Sebabnya ialah dengan adanya pembayaran sedekah kepada fakir miskin terlebih dahulu sebelum berjumpa dengan beliau, maka menemui beliau itu tidak dipermudah-mudahkan lagi. “Tetapi jika tidak kamu dapati”. Karena kamu miskin, tidak ada harta yang akan diberikan kepada fakir miskin itu sebab kamu sendiri pun terhitung orang miskin: “Maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang” Ujung ayat ini adalah keringanan yang diberikan bagi yang sama sekali tidak mampu. Mereka dikecualikan. Menurut hadis lagi, bahwa Nabi saw pernah memanggil Ali bin Abi Thalib meminta pertimbangannya berapa patutnya seseorang mengeluarkan sedekah untuk fakir miskin itu jika hendak berjumpa khusus dengan Nabi. Sabda Beliau: “Bagaimana pendapatmu klau sedekah itusatu dinar?” Ali menjawab: “Mereka tidak kuat” Beliau bertanya lagi: “Berapa patutnya?” Ali menjawab: “Sebesar buah biji gandum’’Yaitu emas. Lalu kata Beliau: “Sungguh Engkau terlalu penghiba” 10 Pangkal ayat 13 apakah kamu takut mendahulukan sedekah sebelum pertemuan dengan Nabi itu? “Maka jika tidak kamu kerjakan, 10 Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta: PT Pustaka Panjimas cet. 2 h.31-32 dan Allah pun memberi taubat kepada kamu, maka dirikanlah sembahyang dan keluarkanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya”. Dengan tambahan sabda Tuhan yang demikian dijelaskan lagi bahwa memberikan sdekah kepada fakir miskin sebelum menemui Rasul bersendirian tidaklah termasuk sedekah wajib, melainkan anjuran saja. Tidak kamu bayar pun tidak apa Asal kamu tetap mengerjakan sembahyang, terutama sembahyang berjamaah lima waktu itu kamu akan dapat beramai-ramai selalu menemui Nabi dan mengerumuni beliau. Dan dengan membayar zakat keluarlah harta benda yang kaya untuk yang miskin dan itulah sedekah yang wajib. Tiang utama dalam ibadah itu ialah taat kepada Allah dan Rasul, sebab itu maka ujung ayat berbunyi: “Dan Allah Maha Tahu dengan apa yang kemu kerjakan”. 11

b. Analisa

Surat al-Mujadallah ayat 12 dan 13 ini menjelaskan tentang seorang sahabat yang ingin bertemu hanya berdua dengan Nabi untuk menanyakan urusan mereka dan terkadang urusannya itu hanya hal sepele. Karena kejadian ini akhirnya para sahabat membuat peraturan bahwa barang siapa yang ingin bertemu dengan Nabi harus membayar sedekah terlebih dahulu. 11 Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta: PT Pustaka Panjimas cet. 2 h.32-33

C. Surat al-Hujurat ayat 1-5

                                                                                    1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya 12 dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus pahala amalanmu 13 , sedangkan kamu tidak menyadari. 3. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. 4. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamarmu kebanyakan mereka tidak mengerti. 5. dan kalau Sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka Sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 12 Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya. 13 Meninggikan suara lebih dari suara Nabi atau bicara keras terhadap Nabi adalah suatu perbuatan yang menyakiti Nabi. karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan.

a. Asbab An-Nuzul

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kafilah Bani Tamim datang kepada Rasulullah saw. pada waktu itu Abu Bakr berbeda pendapat dengan ‘Umar tentang siapa yang seharusnya mengurus kafilah itu. Abu Bakr menghendaki agar al- qa’a bin Ma’bad yang mengurusnya, sedang ‘Umar menghendaki al-aqra’ bin Habis. Abu bakr menegur ‘Umar: “Engkau hanya ingin selalu berbeda pendapat denganku”, dan ‘Umar pun membantahnya. Perbedaan pendapat ini berlangsung hingga suara kedua terdengar keras. Maka turunlah ayat ini Q.S 49 al-Hujurat: 1-5 sebagai petunjuk agar meminta ketetapan Allah dan Rasul-Nya, dan jangan mendahului ketetapan-Nya. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa orang-orang menyembelih qurban sebelum waktu yang ditetapkan oleh Rasulullah saw. maka Rasulullah memerintahkan berkurban sekali lagi. Ayat ini Q.S 49 al- Hujurat: 1 turun sebagai larangan kepada kaum Mukminin untuk mendahului ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa orang-orang mendahului shaum sebelum masuk bulan Ramadhan yang ditetapkan oleh Nabi saw. Ayat ini Q.S al-Hujurat:1 turun sebagai teguran kepada mereka Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pada waktu itu ada orang- orang yang menghendaki turunnya ayat tentang sesuatu. Maka turunlah ayat ini Q.S 49 al-Hujurat:1 yang melarang mendahului ketetapan Allah dan Rasul-Nya.