kalimat ma’ruf artinya ialah yang dikenal baik, demikian juga kalimat „uruf. Dikenal baik oleh manusia, dipuji, disetujui dan tidak mendapat
bantahan. Kemudian datanglah perintah yang ketiga: Dan berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh. Maksud berpaling dari orang-orang bodoh ialah karena ukuran yang dipakai oleh orang yang bodoh itu adalah
ukuran yang singkat. Mereka akan mengemukakan asal-usul yang hanya timbul dari fikiran yang singkat dan pandangan yang picik. Mereka
hanya memperturutkan perasaan hati, bukan pertimbangan akal.
22
b. Analisa
Surat al- ‘Araf ayat 199 ini menjelaskan tentang memaafkan atas
kesalahan orang lain dan juga berbuat yang ma’ruf baik, dan menghindari
orang-orang yang
bodoh karena
mereka hanya
mengemukakan asal-usul yang hanya timbul dari fikiran yang singkat dan pandangan yang picik.
B. Surat al-Furqan ayat 63
63. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang- orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-
orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan
22
Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta: PT Pustaka Panjimas cet. 2 h.221-223
a. Penafsiran Hamka
Dijelaskan pada ayat 63: Orang yang berhak disebut „Ibadur
Rahman Hamba-hamba daripada Tuhan Yang Maha Murah, ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi Allah dengan sikap sopan-santun,
lemah-lembut, tidak sombong dan tidak pongah. Sikapnya tenang. Bagaimana dia akan mengangkat muka dengan sombong, padahal alam
dikelilinginya menjadi saksi atasnya bahwa dia mesti menundukkan diri. Dia dalah laksana padi yang telah berisi, sebab itu dia tunduk. Dia tunduk
kepada Tuhan karena insaf akan kebesaran Tuhan dan dia rendah hati terhadap sesama manusia, karena dia pun insaf bahwa dia tidak akan
sanggup hidup sendiri, di dalam dunia ini. Dan bila dia berhadapan, bertegur sapa dengan orang yang bodoh dan dangkal fikiran, sehingga
kebodohannya banyaklah katanya yang tidak keluar daripada cara berfikir yang teratur, tidaklah dia lepas marah, tetapi disambutnya dengan
baik dan
diselenggarakannya. Pertanyaan
dijawabnya dengan
memuaskan, yang salah dituntunnya sehingga kembali ke jalan yang benar. Orang semacam itu pandai besar menahan hati.
23
b. Analisa