Pada SKU Penggalang Ramukompetensi yang harus dipenuhi pada kalimat-kalimat pernyataan tersebut masih bersifat sederhana dengan
tingkatan rendah bagi seorang penggalang, masih sebatas pada mengetahui, menjelaskan hal sederhana, dan melakukan kegiatan sehari-
hari yang masih bersifat umum dan sederhana. Sedangkan pada tingkatan selanjutnya yaitu pada SKU Penggalang Rakit kompetensi yang harus
dipenuhi lebih tinggi tetapi masih pada tingkatan sedang, kelebihannya pada SKU Penggalang Rakit kalimat-kalimat pernyataan sudah
memerlukan pemikiran yang lebih luas sesuai dengan perilaku yang akan menuju kedewasaan. Kegiatan yang dilakukan sudah bersifat konkrit
dengan apa yang dilakukan sehari-hari, seperti pada kompetensi dapat menjelaskan
lebih rinci,
membuat sesuatu,
menceritakan dan
melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan sesuai dengan pola pikir mereka. Dan pada SKU Penggalang Terap kompetensi yang akan diukur
yaitu bagaimana seorang Penggalang sudah dapat melaksanakan perintah, memimpin, berperan aktif dalam satuan, dan sudah mulai dapat
memanfaatkan kemampuan yang ia miliki untuk orang lain.
B. Akhlak Siswa
1. Pengertian Akhlak
Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang merupakan jamak dari al- khuluq atau al-khulq, yang secara etimologi berarti tabiat, budi pekerti,
kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, agama, dan kemarahan al-gadab.
10
Di dalam Ensiklopedi Pe ndidikan dikatakan bahwa “akhlak ialah budi
pekerti, watak, kesusilaan kesadaran etik dan moral yaitu kelakuan baik merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan
terhadap manusia”.
11
10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, h. 102
11
Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1976, h. 9
Di dalam al-Mujam al- Wasit disebutkan akhlak ialah “sifat yang
tertanam di dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik dan buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan”.
12
Menurut Ibnu Maskawih sebagai pakar dibidang akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
13
Al Ghazali memberi definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak adalah suatu sikap
bay’ah yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan
pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara‟, maka ia disebut akhlak yang baik.
Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.
14
Menurut Al Ghazali akhlak mempunyai tiga dimensi:
a. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti
ibadah dan shalat b.
Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah, dan pergaulannya dengan sesamanya
c. Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.
Dengan demikian, akhlak itu mempunyai empat syarat, yaitu: perbuatan baik dan buruk, kesanggupan melakukannya, mengetahuinya,
sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dari dua sifat tersebut, sehingga mudah melakukan yang baik atau yang buruk.
12
Ibrahim Anis, al-Mujam al-Wasit, Jilid I, Cairo: Dar al- Ma‟arif, 1972, h. 202
13
Ibnu Maskawih, Tahzib al-Akhlak wa Tathir al- Arbitrasi’rad, Mesir: al-Mathba‟ah al-
Mishriyah, 1934, h. 40
14
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai akhlakbudipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, Jakarta: Karya Mulia, 2005, h. 28-29
Dan dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya,
sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik yang disebut dengan akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela sesuai
dengan pembinaannya.
2. Macam-macam Akhlak