Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Trusworthiness Studi

e. Sintesis C5 Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan laporan praktikum, artikel, rangkuman, menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya. f. Evaluasi C6 Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

J. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil kuesionerangket, wawancara, observasi pembelajaran dan tes kemampuan akhir. Pada observasi pembelajaran, peneliti menggunakan observasi langsung, karena pencatatan yang dilakukan terhadap objek diteliti langsung di tempat berlangsungnya peristiwa. Skala yang digunakan adalah skala nilai rating scale yaitu pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti checklist. Dalam lembar observasi tidak hanya terdapat objek yang diteliti dan gejala yang diselidiki, tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejala tersebut. Penjenjangan pada observasi penelitian ini menggunakan skala 5 yaitu sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat kurang.

K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Trusworthiness Studi

Teknik pemeriksaan keterpercayaan trusworthiness studi dilihat berdasarkan hasil tes dan data yang diperoleh dari lapangan pada saat proses pembelajaran dari setiap siklus. Sebelum melakukan tes, tes tersebut harus memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh Yanti bahwa “instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel”. 3 1 Validitas Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan countent validity yang berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus., sedangkan pengujian validitas instrumennya menggunakan rumus korelasi biseral: 4 Mp Mt p rpbi SDt q   Keterangan: r pbi = Koefisien korelasi point biseral yang dianggap sebagai koefisien validitas item. M p = Skor rata-rata hitung yang dijawab benar M t = Skor rata-rata total SD t = Standar deviasi p = Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item q = Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item Jika harga r hitung dari harga dalam tabel, maka korelasi tidak signifikan. Tetapi jika sebaliknya maka signifikan. 2 Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen meiliki tinhkat relibilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan menukur aspek yang diukur beberapa kali 3 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Jakarta: FITK, Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h.39 4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, cet. Ke-3 h.185 hasilnya sama atau relatif sama. 5 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR- 20 Kuder-Richardson 20 yaitu: 6               2 t i i 2 t 11 S q p S 1 n n r Keterangan: r 11 = reliabilitas menggunakan persamaan KR-20 p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah n = banyaknya soal S 2 = standar deviasi atau simpangan baku p i q i = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi Apabila harga r 11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5 ternyata lebih besar, berarti instrumen tersebut reliabel. 3 Taraf Kesukaran Setelah tes diuji reliabilitasnya data kembali diuji taraf kesukarannya. Taraf kesukaran adalah kemampuan tes dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Pengujian taraf kesukaran tes ini bertujuan untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil balajar. Rumus yang digunakan dalam pengujian ini sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Dubois 7 , yaitu: P = N N p Keterangan: P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal N p = banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir N = banyak siswa yang memberi jawaban pada soal yang dimaksud Kriteria indeks kesukaran : 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 229-230 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2002, cet. Ke-III, h. 100 7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 372 Kurang dari 0,30 = sukar 0.30 - 0.70 = sedang Lebih 0.7 = mudah 4 Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang mampu rendah prestasinya. Cara perhitungan daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 8 D = PA – PB PA = JA BA dan PB = JB BB Keterangan: D = daya pembeda PA = proporsi kelas atas PB = proporsi kelas bawah BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal JA = jumlah siswa kelas atas JB = jumlah siswa kelas bawah Klasifikasi daya pembeda : D = 0.2 : buruk D = 0.2 – 0.4 : cukup D = 0.4 – 0.7 : baik D = 0.7 – 1 : sangat baik 8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 389-390

L. Teknik Analisa Data