Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

31

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dirujuk berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mardia H. Rahman yang berjudul “Penerapan Model Belajar Penemuan dengan Kegiatan Laboratorium Suatu Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitian tersebut adalah pembelajaran melalui penggunaan model belajar penemuan dengan kegiatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan secara umum siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran. Yula Miranda dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Diskoveri Terpimpin dan Pendekatan Sains-Teknologi- Masyarakat terhadap Hasil belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X SMAN Palangkaraya”. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan diskoveri terpimpin memiliki hasil belajar yang lebih baik dan lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung bila dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional. Arief Sidharta dengan judul penelitian ”Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains SMP”. Arief menyimpulkan bahwa model pembelajaran asam basa berbasis inkuiri laboratorium dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa, bekerja keras, bekerja sama, dan kejujuran siswa.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research CAR merupakan penelitian tindakan action research, yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas . 51 Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah 51 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Jakarta: FITK Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 21 32 tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. 52 Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yaiu, 1 perencanaan planning, 2 tindakan action, 3 observasi Observing, 4 refleksi reflection. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan peningkatan mutu, kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti merasa puas. 53 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru maupun peneliti dengan prosedur merancang, melaksanakan, observasi dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika sebelum melakukan penelitian terdapat konsep perencanaan tindakan. Oleh karena itu, peneliti mempersiapkan konsep perencanaan tindakan yang diajukan sebagai berikut: Tabel 2.2. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Tahapan Jenis Kegiatan Langkah-langkah Tindakan yang dilakukan Tahap I 1. Identifikasi Permasalahan  Mengobservasi masalah yang ada di kelas  Mengidentifikasi kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan.  Wawancara pendahuluan terhadap guru dan siswa. 52 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h.3 53 Supardi, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya, Jakarta Bumi Aksara, 2006, h.117 33

2. Penyusunan Komponen-komponen

Pembelajaran  Bahan ajar yang akan dilaksanakan.  Instrumen pembelajaran.  Metode pembelajaran yang diinginkan. Tahap II Mengkaji dan mereview komponen pembelajaran  Mengkaji komponen pembelajaran yang telah disusun kemudian direview sehingga komponen- komponen pembelajaran dapat disempurnakan. Tahap III Pelaksanaan Tindakan: Siklus I Perencanan  Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan  Menentukan pokok bahasan  Membuat skenario pembelajaran  Menyusun langkah pembelajaran dengan metode discovery.  Menyusun lembar kerja siswa.  Mengembangkan rencana pembelajaran  Mengembangkan format observasi Tindakan  Menetapkan tindakan pengajaran sesuai skenario yang telah dibuat. Pengamatan  Mengobservasi efektifitas, efisiensi metode pembelajaran yang diterapkan.  Mengobservasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran.  Mengobservasi aktifitas guru selama proses pembelajaran. Refleksi  Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi efektifitas, efisiensi waktu yang digunakan, serta aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mengembangkan tindakan selanjutnya. Siklus II Perencanaan  Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.  Pengembangan tindakan Tindakan  Pelaksanaan tindakan II Pengamatan  Aktifitas siswa selama proses pembelajaran  Aktifitas guru selama proses pembelajaran 34  Kemampuan guru dalam mengelola materi pembelajaran serta efektifitas dan efisiensi metode pembelajran yang diterapkan Refleksi  Evaluasi tindakan II

D. Kerangka Pikir

Kimia adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan percobaan, observasi atau pengamatan serta pengukuran. Dalam ilmu kimia, diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu gejala alam dan peristiwa dapat terjadi. Oleh karena itu, pembelajaran kimia hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia itu sendiri. Seperti melakukan percobaan, pengamatan, diskusi, dan lain sebagainya. Pelajaran kimia harus dibuat menarik dan mengundang rasa ingin tahu siswa terhadap materi kimia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satunya dengan metode discovery. Metode discovery atau penemuan merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan siswa belajar aktif, berorientasi pada proses, dan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis. Untuk memahami konsep kimia yang bersifat abstrak diperlukan pengalaman langsung siswa dalam mempelajari kimia. Salah satunya dengan kegiatan laboratorium atau praktikum. Metode discovery yang menitikberatkan pada pengalaman langsung melalui kegiatan laboratorium, maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, serta melakukan percobaaan sendiri. Selain itu melalui kegiatan praktikum juga dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dan tidak menutup kemungkinan akan adanya penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang teknologi. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kimia. 35

E. Hipotesis Tindakan