Motivasi Belajar Siswa TINJAUAN PUSTAKA
mencontohkan siswa termotivasi belajar secara ekstrinsik ketika belajar keras saat ujian untuk mendapatkan hadiah atau pujian dari guru, sedangkan siswa termotivasi
secara intrinsik akan belajar karena mereka ingin memahami pelajaran dan menganggap bahwa pembelajaran tersebut bernilai untuk dirinya sendiri.
Rohani dan Ahmadi 1991:11 menyatakan bahwa salah satu fungsi motivasi adalah untuk memberikan semangat siswa dalam belajar. Menurut Dimyati dan
Mudjiono 2006:51, siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi akan aktif bertanya pada guru atau siswa lain apabila tidak memahami pelajaran atau soal.
Menurut Sudjana 2009:61, motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam hal: a minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; b semangat siswa untuk
melaksanakan tugas; c tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas belajar; d rasa senang dalam melaksanakan tugas; e reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru. Haryanto 1997:259 menyatakan bahwa siswa memiliki minat dan perhatian terhadap pelajaran dapat ditunjukkan dengan berbagai
aktivitas yang positif saat pembelajaran berlangsung, seperti memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat pelajaran dari guru atau diskusi kelas serta tidak
membuat kegaduhan di kelas. Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
menurut Keller 1983 dalam Yusniati, 2008:13-16, disebut sebagai model ARCS, yaitu Attention perhatian, Relevance relevansi, Confidence percaya diri, dan
Satisfaction kepuasan. a. Attention perhatian
Perhatian bisa muncul didorong rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga siswa akan memberikan perhatian Yusniati,
2008:13. Chairani 2005:12 menyatakan ada beberapa kiat yang menjadi alternatif bagi guru untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, merangsang minat dan
perhatian siswa antara lain sebagai berikut: a menggunakan metode penyampaian yang bervariasi; b menggunakan media dalam proses pembelajaran; c
menggunakan humor selama kegiatan, sehingga pembelajaran terasa lebih
menyenangkan; d menggunakan teknik bertanya; e memberikan kuis; f memberikan cerita untuk menarik perhatian siswa pada pelajaran bila diperlukan.
b. Relevance relevansi Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan
nilai yang dipegang Yusniati, 2008:13. Kebutuhan pribadi yang dimaksudkan menurut Mc. Clelland dalam Yusniati 2008:13 mencakup tiga hal yaitu: a nilai
motif pribadi personal motive value seperti kebutuhan untuk berprestasi; b nilai yang bersifat instrumental, keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggap
sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut;c nilai kultural, tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang.
Prinsip relevansi menurut Chairani 2005:12 dapat dimunculkan guru dalam pembelajaran dengan berbagai cara antara lain: a memberikan penjelasan tentang
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang ingin dicapai; b menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari; c menjelaskan peranan
materi yang akan dipelajari dengan mata pelajaran lain atau ditingkat pendidikan yang lebih tinggi.
c. Confidence percaya diri Konsep percaya diri self-efficacy menurut Bandura 1977, dalam Yusniati,
2008:14 berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Merasa
diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Yusniati 2008:15 juga menambahkan bahwa motif percaya diri
yaitu dorongan dalam diri siswa untuk memiliki keyakinan dalam dirinya karena merasa mampu melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
Menurut Chairani 2005:12-13 cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri antara lain: a memberikan materi pembelajaran
secara sistematis sehingga kemampuan siswa mengikuti pelajaran termotivasi sejak
awal kegiatan; b menyampaikan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran yang ingin dicapai sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas bagi siswa; c tidak
menggunakan kata-kata yang kasar dalam menanggapi pertanyan atau pendapat siswa, seperti ”kamu salah” atau “kamu bodoh”; d memberikan umpan balik yang
membangun selama pembelajaran agar siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka.
d. Satisfaction kepuasan Kepuasan adalah perasaan gembira, perasaan ini timbul kalau orang
mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan harga diri kelak Walgito dalam Abidin, 2006:152. Keberhasilan dalam
mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan
dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat
menggunakan pemberian penguatan reinforcement berupa pujian, pemberian kesempatan, dan lain sebagainya Yusniati, 2008:14.
Alternatif cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan siswa dalam proses pembelajaran antar lain: a memberikan penguatan reinforcement
berupa pujian secara verbal; b memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang baru dipelajarinya; c meminta siswa yang telah
berhasil untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil Chairani, 2005:12- 13.
Motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa antara lain adalah: a
kematangan anak; a tujuan pembelajaran yang jelas; c pengetahuan mengenai hasil belajar siswa, artinya siswa hendaknya diberitahukan hasil mereka dalam belajar
dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan untuk memperkuat motivasi belajar selanjutnya; d penghargaan dan hukuman; e partisipasi siswa dalam pembelajaran;
dan f perhatian dari guru maupun lingkungan belajar yakni teman atau siswa lain Mustaqin, 1991:75-77 dalam Maria, 2007:20-21.
Suryabrata 2005, dalam Yusniati, 2008:16-19 mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain faktor internal siswa
dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, misalnya usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari luar siswa, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia, yaitu siswa
dengan guru, siswa dengan siswa lain atau teman, siswa dengan keluarga, dan siswa dengan komunitasnya. Sedangkan lingkungan non-sosial seperti alam sekitar, faktor
instrumental perangkat dan fasilitas belajar, dan materi pembelajaran Baharuddin dan Esa, 2007 dalam Yusniati, 2008:18.