tingkah laku siswa seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Sedangkan ranah psokomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak Sudjana, 2009:23.
Menurut Djamarah dan Zain 2006:109 hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tujuan belajar, guru, siswa, kegiatan
pembelajaran, bahan dan alat evaluasi, dan suasana evaluasi. Slameto 2003:57-72 menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dikelompokkan
menjadi faktor intern dan ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam siswa antara lain: faktor jasmani meliputi kesehatan fisik: faktor psikologis
meliputi intelegensi, bakat dan minat: faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan rohani. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa
meliputi: faktor keluarga; faktor sekolah meliputi kurikulum, metode pembelajaran; hubungan antara siswa dan guru, siswa dengan siswa, keadaan sekolah, dan lainnya;
faktor masyarakat seperti kegiatan siswa di masyarakat, peran media massa, dan teman bergaul di lingkunagn rumah.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa guru memiliki peran dalam menentukan hasil belajar siswa. Peranan guru dapat ditinjau dalam arti luas dan
dalam arti sempit. Dalam arti luas, meliputi peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agen moral, sebagai inovator dan kooperatif W. Tylor, 1978 dalam Hamalik,
2011:43-44. Adapun dalam arti sempit di kelas peranan guru selain dalam proses belajar juga sebagai pengorganisasi lingkungan dan fasilitator belajar Thomas dan
Wilma, 1977 dalam Hamalik, 2011:45. Sebagai pengorganisasi lingkungan tugas guru secara terperinci antara lain sebagai model atau teladan, perencana pendidikan,
peramal atau mendiagnosis kemajuan belajar siswa, pemimpin, dan petunjuk untuk mendapatkan sumber-sumber belajar Hamalik, 2011:45-47.
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Ada pengaruh penerapan AKS dengan asesmen portofolio berbasis learning scaffolding terhadap motivasi belajar IPA biologi siswa kelas VII SMP Negeri 10
Jember pokok bahasan Ekosistem. b. Ada pengaruh penerapan AKS dengan asesmen portofolio berbasis learning
scaffolding terhadap capaian hasil belajar IPA biologi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Jember pokok bahasan Ekosistem.
c. Penggunaan pembelajaran dengan penerapan AKS dengan asesmen portofolio berbasis learning scaffolding pada pokok bahasan Ekosistem Kelas VII kelas VII
SMP Negeri 10 Jember lebih efektif daripada
menggunakan metode konvensional.
Motivasi siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Hasil belajar kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Proses pembelajaran di kelas eksperimen lebih
efektif daripada di kelas kontrol.
Siswa melakukan proses belajar secara
aktif, memanfaatkan lingkungan belajar
disertai bantuan dan bimbingan dari guru
dan teman lain yang lebih mampu secara
optimal. Siswa turut serta mengevaluasi
kegiatan belajar yang telah
dilakukan. Strategi
AKS dengan
asesmen portofolio
berbasis learning
scaffolding
26
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Jember pada siswa kelas VII. Waktu penelitian yaitu bulan Januari-Februari 2013.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penilitian yang dipilih adalah siswa kelas VII SMP Negeri 10 Jember sebanyak dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampel penelitian
ditentukan dengan uji homogenitas terhadap nilai UAS semester genap dan hasil angket motivasi awal siswa kelas VII SMP Negeri 10 Jember. Sebelum dilakukan uji
homogenitas nilai UAS dan hasil angket motivasi awal tersebut dilakukan uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS for
windows 15. Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas menggunakan analisis Levene’s Test of Equality of Error Variance sehingga diperoleh dua kelas homogen
yang digunakan sebagai sampel. Apabila tingkat kemampuan awal dan motivasi siswa dinyatakan homogen
maka langkah selanjutnya menentukan sampel. Sampel ditentukan dengan menentukan 2 kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak.
Namun jika populasi tidak homogen maka penentuan sampel dilakukan dengan clustering berdasarkan nilai rerata yang relatif sama. Dari perbedaan nilai rerata
dipilih kelas dengan perbedaan rerata yang paling kecil kemudian diuji lagi menggunakan uji homogenitas Levene’s Test of Equality of Error Variance untuk
membuktikan dua kelas tersebut benar-benar homogen.