mengeluarkan ide-ide yang dimiliki; b membiasakan diri untuk bertukar pikiran dalam menghadapi masalah; c melatih siswa untuk dapat menerima gagasan atau
pendapat secara verbal. Adapun kelemahan dari metode diskusi adalah: a sering terjadi pembicaraan yang didominasi oleh 2-3 siswa yang memiliki kemampuan
berbicara; b terkadang pembicaraan dalam diskusi bisa meluas; c memerlukan waktu yang cukup panjang, tidak sesuai dengan yang direncanakan.
2.3 Learning Scaffolding
Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Learning Scaffolding pertama kali diperkenalkan oleh
Bruner 1985, leraning scaffolding sebagai suatu proses dimana seorang siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya
melalui bantuan dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan yang lebih Maybin, 1992. Slavin 1997, dalam Wilhelm, 2001 menambahkan, learning
scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan
untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Kapasitas baru seorang anak dapat dikembangkan melalui kolaborasi,
pembelajaran aktual, konkret, dengan bimbingan orang dewasa guru atau teman sebaya yang lebih mampu. Dengan latihan dan bantuan yang cukup, siswa mengalami
pemahaman tentang strategi pemecahan masalah. Strategi kemudian memasuki zona siswa perkembangan aktual sehingga siswa menjdi berhasil menyelesaikan tugas
tanpa bantuan dan menerapkan pengetahuan ini untuk situasi baru yang mungkin ditemui.
Menurut Wilhelm 2001, Vygotskian mengaplikasikan teori pada pembelajaran dengan berpusat pada model yang sangat berbeda dari dua model yang
paling dominan berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Rogoff, Matusov, dan White 1996, dalam Wilhelm, 2001 menyatakan sebuah pembelajaran melibatkan
siswa yang aktif dan pihak yang lebih ahli orang dewasa atau guru yang akan
memberikan kepemimpinan dan bantuan kepada siswa kurang terampil. Dalam model ini, guru bertanggung jawab dalam proses belajar siswa atau kegagalan siswa dalam
belajar. Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Teacher Centred, Student Centered, dan
TeachingLearning Centred Model Pembelajaran Satu Sisi
Model Sosiokultural
Teacher centred Student centred
Teachinglearning centred
Dasar teori Skinner, Pavlov,
Thorndike Piaget,
Chomsky, Geselle,
Rousseau Vygotsky, Rogoff,
Bruner, Hillocks, Dewey: Child and
Curriculum Experience and
Education
Orientasi teori
Behaviourisme Progressivisme
dan Kognitivisme
Konstruktivisme dan
Sosiokulturalisme
Proses pembelajaran
Transmisi pengetahuan: guru ceramah
Acquisition pengetahuan
Transformasi partisipasi
Implikasi pelaksanaan
pembelajaran Guru dan siswa pasif;
kurikulum menentukan urutan waktu pelaksaan
pembelajaran. Siswa memiliki
kemampuan terbatas dalam
belajar; guru harus menekan
siswa dibawah kekurangannya.
Pengetahuan murni hasil
pengembangan. Semua pengetahuan
secara sosial dan kultural. Apa dan
bagaimana siswa belajar tergantung
pada peluang guruorangtua
sediakan. Belajar melalui interaksi
dengan orang lain yang lebih ahli.
Peran siswa Tidak ada
Aktif membangun
sendiri Kolaborasi dengan
tenaga ahliguru
Peran guru Mentransmisikan
kurikulum secara keseluruhan
Menciptakan lingkungan di
mana pelajar individu dapat
berkembang sendiri
Mengajari siswa dengan cermat
sebagai individu dan kelompok.
Membantu belajar dalam zona
pembangunan