tidak sembarang memukul, mencubit, dan sebagainya kepada teman mereka karena ada Allah yang mengawasi setiap hal yang
mereka kerjakan. Tanpa disadari anak, guru telah menanamkan sikap takwa kepada Allah dan akhlak terhadap teman.
13
c. Bermain
Menciptakan permainan yang islami dalam belajar juga merupakan salah satu faktor penting lainnya, karena dengan
belajar anak secara tidak sadar sudah terstimulus dengan nilai- nilai agama yang berkaitan dengan akhlak. Contohnya adalah
bermain peran. TK Islam al Muttaqin memiliki sentra main peran yang
didalamnya dilengkapi berbagai perlengkapan rumah tangga mainan, baju-baju adat dan profesi, serta alat bantu lain seperti
boneka, sofa mini, tempat tidur mini dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Suhaya Rahman selaku guru kelas,
bermain peran merupakan salah satu media yang memudahkan dalam menyampaikan pesan agama kepada anak, karena ketika
bermain peran anak dapat merasakan secara langsung pesan yang dimaksud dalam bentuk verbal dan non verbal.
14
Setelah penulis amati, komunikasi yang dilakukan oleh guru sebagai komunikator dalam kegiatan belajar mengajar di TK Islam al
Muttaqin dalam menyampaikan materi-materi tentang akhlak yang baik dan materi lainnya merupakan hal utama yang mendukung dalam
13
Observasi Penulis, dilakukan pada Jum’at 22 Maret 2013.
14
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, pada 15 Mei 2013.
proses penanaman akhlak yang berujung pada pembentukan akhlak anak.
Anak agak sulit menerima pesan agama dalam bentuk verbal tanpa didukung oleh komunikasi non verbal, maka dari itu, praktek
secara langsung menjadi hal yang mendukung dalam menyampaikan pesan kepada anak agar maknanya langsung tersampaikan dan anak
juga bisa menerapkan pada kehidupannya sehari-hari.
5. Efek Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Salah satu tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy ialah mengubah sikap dan perilaku seseorang, kelompok, atau
masyarakat.
15
Maka dengan demikian, komunikasi pasti memiliki efek atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan. Seperti yang
dikutip dari Ibu Suhaya Rahman, bahwa peran dari penggunaan komunikasi verbal dan non verbal dapat diketahui dari efek atau hasil
yang terlihat pada perilaku anak.
16
Efek dari komunikasi dapat berupa emosi, pemahaman dan juga bukti fisik. Menurut Jalaluddin Rakhmat komunikasi mempunyai
beberapa pengaruh atau efek yang dapat menyangkut pengetahuan kognitif, mengubah sikap afektif, dan menggerakkan perilaku kita
behavioral.
17
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, diperoleh sejumlah data yang merujuk kepada efek komunikasi yang dimaksud.
15
Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, h. 55.
16
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, pada 15 Mei 2013.
17
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Moderen,Sebuah Kerangka Teori dan Praktek Berpidato, Bandung: Akasemika, 1982, h. 269.
Biasanya, pada saat jam istirahat makan ada saja anak yang suka makan atau minum sambil berdiri, maka guru dengan segera mengajak
anak-a nak lain untuk membacakan hadits makan dan minum. “yuk
teman-teman kita bacakan hadits makan dan minum untuk Zira ”.
18
Anak-anak di TK Islam al Muttaqin sudah terbiasa mendapatkan stimulus dari guru untuk membacakan hadist makan dan minum saat
ada temannya yang makan dan minum sambil berdiri, maka dengan sendirinya anak-anak yang lain membacakan hadist makan dan minum
untuk temannya itu. “Laa yasyrobuna ahadukum Qooiman”.
19
Hal tersebut mungkin terlihat sederhana, namun bila ditelaah lebih jauh dari sisi kognitif pada contoh tersebut maka didapati bahwa
dengan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, anak mampu menghafal hadits makan dan minum, ini menunjukkan bahwa
pengetahuan dan pemahaman anak sudah bertambah seiring dengan penguasaannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
Sisi afektif anak pada contoh tersebut terlihat dari kesadaran mereka dalam menegur temannya. Yakni ketika mereka melihat ada
temannya yang makan dan minum sambil berdiri, berlari dan sebagainya, mereka menegurnya dengan membacakan hadits makan
dan minum. kemudian si anak yang sedang makan dan minum sambil berdiripun dengan kesadarannya duduk kembali. Ini menjelaskan
bahwa dari sisi sikap, anak sudah mampu menentukan sikapnya dalam menghadapi sesuatu atau dalam situasi tertentu.
18
Observasi Penulis, dilakukan pada Selasa, 18 Maret 2013.
19
Ibid.,
Sementara dari sisi behavioral pada contoh tersebut dapat dilihat dari bagaimana mereka membacakan hadits pada temannya. Perilaku
lain juga nampak pada anak yang secara tidak sengaja makan dan minum sambil berdiri. Karena pada saat teman yang lain membacakan
hadits, ia pun dengan kesadarannya duduk kembali. Ini menunjukkan bahwa dari sisi behavioral, kebiasaan mereka dalam berperilaku
mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya pemahaman dan adanya pembiasaan di sekolah.
Pembiasaan dengan intensitas penggunaan secara berulang- ulang dan terus menerus pada akhirnya dapat memberikan dampak
positif kepada anak. Seperti yang dikemukakan oleh Imam al Ghazali, bahwa “akhlak mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak
dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar ”.
20
Begitu pula menurut Ibnu Maskawih,
“akhlak dapat diubah dengan kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang baik
”.
21
. Dengan demikian, maka penggunaan komunikasi verbal dan
non verbal memegang peranan yang penting dalam menanamkan kebiasaanakhlak yang baik pada diri anak. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari peranan guru yang mampu memilih bahasa verbal dan non verbal yang baik dan tepat serta konsistensi dalam
mengaplikasikan setiap materi dalam kegiatan belajar di sekolah secara bertahap mampu memaksimalkan efek dari komunikasi itu
sendiri, yakni dalam sisi kognitif, afektif, maupun behavioral.
20
Fadillah Suralaga,dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, cet. ke 1, h. 73.
21
Jamal Syarif Iberani, Mengenal Islam Jakarta: el-kahfi, 2004, h. 114.