Proses Pembinaan Akhlak Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dan

Misalnya saat anak berperan sebagai dokter dan pasien. Anak belajar secara langsung baik secara verbal dan non verbal tentang bagaimana cara yang baik ketika dokter berbicara kepada pasiennya, dan sebaliknya. Ketika berperan sebagai orang tua dan anak, mereka di ajarkan dengan mempraktekkan secara langsung bagaimana bila bertemu orang yang lebih tua, bersalaman salim atau berjalan dengan badan agak dibungkukkan ketika melewati orang yang lebih tua. 11 Melalui praktek secara langsung saat bermain peran, anak bisa menangkap secara langsung dan merasakan sendiri bentuk materi yang diajarkan oleh guru. “Jadi selain kita menggali komunikasi atau tata bahasanya mereka, kita juga menerapkan akhlak perilakunya. sehingga anak bisa langsung memahami ”. 12

4. Penerapan Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Dalam berkomunikasi, selain menggunakan bentuk verbal lisan, bisa juga menggunakan bentuk komunikasi non verbal, seperti isyarat atau gerakan. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan guru terkait, tentang bentuk komunikasi yang diterapkan dalam proses belajar, diperoleh data bahwa kebanyakan proses belajar menggunakan kedua bentuk komunikasi secara bersamaan. Penggabungan kedua bentuk komunikasi tersebut dapat dilihat melalui: a. Metode bercerita 11 Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, Guru Kelas B1, pada 15 Mei 2013. 12 Ibid., Metode bercerita cenderung efektif dan mudah untuk dimengerti oleh anak, sehingga pesan-pesan yang disampaikan akan lebih mudah dicerna. Selain itu anak pada umumnya sangat suka mendengarkan dongeng atau cerita yang didramatisasi dengan alat bantu seperti wayang atau boneka. Seperti halnya yang dilakukan TK Islam al Muttaqin, biasanya setiap 2 minggu sekali secara bergantian kelompok A dan B belajar di masjid, disanalah biasanya diselipkan kisah-kisah Nabi yang dikemas dengan ringan oleh guru, setelah mereka selesai praktek sholat. b. Bernyanyi Menyanyi merupakan salah satu sarana yang efektif dalam menanamkan akhlak kepada anak, serta nilai-nilai keislaman dan ketakwaan. Melalui lagu daya imajinasi anak ditimbulkan. Lagu memudahkan mereka mengingat dan menerima pesan- pesan agama yang diberikan, membuat mereka senang dan tidak jenuh dalam belajar. Memilih lagu yang tepat dan bermakna islami bagi anak sungguh penting. Karena itu guru dituntut lebih selektif memilih katamenggunakan bahasa, dan lebih kreatif dalam menyisipkan nilai-nilai agama dalam lagu. Salah satu bentuk nyanyian yang penulis temukan di TK Islam al Muttaqin dimana salah satu lirik lagu tersebut berbunyi, “tanganmu yang mungil jagalah, jangan sampai mengucap yang salah, karena di awasi oleh Allah Ta’ala, tanganmu yang mungil jagalah”. Bila ditelaah dari lirik tersebut, anak di stimulus untuk tidak sembarang memukul, mencubit, dan sebagainya kepada teman mereka karena ada Allah yang mengawasi setiap hal yang mereka kerjakan. Tanpa disadari anak, guru telah menanamkan sikap takwa kepada Allah dan akhlak terhadap teman. 13 c. Bermain Menciptakan permainan yang islami dalam belajar juga merupakan salah satu faktor penting lainnya, karena dengan belajar anak secara tidak sadar sudah terstimulus dengan nilai- nilai agama yang berkaitan dengan akhlak. Contohnya adalah bermain peran. TK Islam al Muttaqin memiliki sentra main peran yang didalamnya dilengkapi berbagai perlengkapan rumah tangga mainan, baju-baju adat dan profesi, serta alat bantu lain seperti boneka, sofa mini, tempat tidur mini dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Suhaya Rahman selaku guru kelas, bermain peran merupakan salah satu media yang memudahkan dalam menyampaikan pesan agama kepada anak, karena ketika bermain peran anak dapat merasakan secara langsung pesan yang dimaksud dalam bentuk verbal dan non verbal. 14 Setelah penulis amati, komunikasi yang dilakukan oleh guru sebagai komunikator dalam kegiatan belajar mengajar di TK Islam al Muttaqin dalam menyampaikan materi-materi tentang akhlak yang baik dan materi lainnya merupakan hal utama yang mendukung dalam 13 Observasi Penulis, dilakukan pada Jum’at 22 Maret 2013. 14 Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, pada 15 Mei 2013.