Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman Akhlak pada Anak, Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam Al-Muttaqin

(1)

Kanak-kanak Islam Al-Muttaqin

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ANDI VIOLETTA NIBELLA

NIM. 108051000195

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H. / 2014 M.


(2)

+v

I

PENGESAHAN PAN"ITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman Akhlak pada Anak, {.}sii Dini di Taman Kanak-kanak Islam Al-Muttaqin" telah diujikan dalam sidang Munaqasyah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ruIN Jakarta, pada tanggal 08 Januari 2014. Slcripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 08 Januari 2014 Sidang Munaqasyah

Sekretaris Meran gkap An g gota,

0903 t996 0310 0r

Anggota,

NIP. 1976 0917 200t 1220 02

NIP. 1977 05

Penguji I, Penguji II,


(3)

PERAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NoN VERBAL dalam PENANAMAN AKHLAK pada ANAK usrA DrNI di raman

Kanak-kanak Islam Al Muttaqin

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Andi Violetta Nibella I\{IM. 1080s1000r9s

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN TSLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS TSLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA t434 H. /2013 M.


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Mei 2013


(5)

i

“Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman Akhlak pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin”

Maraknya penyimpangan perilaku yang terjadi saat ini seperti tawuran antar pelajar, tak luput dari minimnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang nilai akhlak. Pengenalan dan penanaman nilai akhlak sejak usia dini dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan perilaku tersebut. Penanaman akhlak pada anak usia dini dapat dilakukan melalui media pembelajaran di sekolah. Di sekolah Taman Kanak-Kanak Islam, umumnya kita banyak menemukan materi agama disampaikan melalui nyanyian dan permainan tepuk yang di dalamnya memuat materi yang berkaitan dengan akhlak. Penanaman akhlak pada anak usia dini tidak bisa dilakukan hanya dengan memberi masukan/nasehat saja, akan tetapi juga perlu dicontohkan secara langsung bagaimana bentuk akhlak tersebut. Penggunaan komunikasi verbal dan non verbal menjadi salah satu pilihan dalam upaya penanaman akhlak pada anak usia dini.

Maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah, Bagaimana penerapan komunikasi verbal dan non verbal serta peranannya dalam penanaman akhlak pada anak usia dini di TK Islam al Muttaqin? Apa saja faktor pendukung dan penghambat komunikasinya?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori efek komunikasi, Jalaluddin Rakhmat. Menurut Jalaluddin Rakhmat, efek komunikasi terbagi menjadi tiga bentuk. Pertama efek kognitif, yaitu berkenaan dengan pemahaman dan pengetahuan. Kedua efek afektif, yaitu berkenaan dengan emosi dan sikap. Ketiga efek behavioral, yaitu berkenaan dengan perilaku dan kebiasaan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan format deskriptif yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan mengklasifikasikan serta mempresentasikan data yang terkumpul serta selanjutnya disimpulkan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka komunikasi verbal dan non verbal memiliki peran yang penting dalam penanaman akhlak, hal itu terlihat dari efek yang dihasilkan baik itu efek kognitif, afektif, maupun behavioral. Komunikasi verbal dan non verbal diterapkan dalam berbagai metode seperti bercerita, bernyanyi, bermain tepuk, hingga bermain peran. Faktor pendukung dalam proses komunikasinya berasal dari tenaga pengajar yang berkualitas, media komunikasi, dan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sementara faktor penghambatnya ialah keterbatasan bentuk media komunikasi.

Dengan demikian, komunikasi verbal dan non verbal memiliki peran yang sangat penting dalam penanaman akhlak pada anak usia dini di TK Islam al Muttaqin. Penggunaan dengan intensitas yang baik dan terus menerus secara bertahap mampu memberikan dampak positif pada diri anak, hal ini terlihat dari efek komunikasi yang ditimbulkan baik dalam sisi kognitif, afektif, maupun


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa kulantunkan untuk Nabiku tercinta yakni Nabi Muhammad saw, semoga kita mendapatkan

syafa’atnya kelak di yaumil akhir.

Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Harapannya agar penulis bisa menggali lebih dalam ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

Terwujudnya skripsi ni pada hakikatnya adalah berkat pertolongan Allah SWT, namun tidak terlepas pula dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan do’a, semangat, bantuan, dan bimbingan yang sabar dan tak ternilai harganya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek II Drs. H. Mahmud Jalal, MA, Pudek III Drs. Study Rizal LK, MA

3. Drs, Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, MA selaku ketua dan sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.


(7)

iii menyusun skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Isnaini S. Sardjono Spd.AUD dan Ibu Suhaya Rahman Spd.AUD selaku Kepala Sekolah dan Wakil/Guru kelas serta kepada seluruh guru dan staf di TK Islam Al Muttaqin yang telah memberikan izin penelitian dan sedia setiap saat dalam memberikan informasi maupun data-data penelitian, memberikan motivasi, dan menerima penulis dengan baik..syukron katsiiron.

8. Ayah dan Ibu Tercinta, Bapak Drs. Daeng Sibella dan Ibu Mujianingsih

yang senantiasa memberikan do’a, cinta, kasih sayang, perhatian, dan

pengertian yang teramat dalam, bahkan selalu sabar dalam memanjakan keinginan penulis hingga pada akhirnya penulis hanya bisa memberikan hadiah kecil ini sebagai tanda syukur dan bahagia penulis atas kehidupan yang telah diberikan. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dan segala kerja keras serta pengorbanan dalam memenuhi keperluan dan kebutuhan penulis.


(8)

iv

Semoga semua ini mampu menjadi senyuman kebanggaan pada hati dan wajah kalian.

9. Adik-adikku tersayang, Patta Rajawane, Daeng Malewa, Andi Fakhri Amin,

Sabil Syahri Sya’bani, Ja’far Husein, yang telah banyak memberikan warna dalam kehidupan penulis, dan juga menjadi motivasi tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Susah, senang, marah, sedih, dan kegembiraan, menjadi memori indah yang sangat berharga bagi penulis. Semoga kelak kalian bisa melakukan hal yang lebih baik dari yang penulis lakukan saat ini.

10. Keluarga besarku tersayang, Nenek Nami, Om Andi, Om Dodi, Om Agus, Tante Lucy, Om Tono dan Bunda Upi, Om Ipunk dan Tante Apin, Om santo yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya.

11. Teman-teman KPI F angkatan 2008 yang senantiasa saling berbagi dalam suka maupun duka selama perkuliahan, serta banyak memberikan dukungan dan nasehat yang positif. Terima kasih atas persahabatan yang telah terjalin. Kebersamaan itu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi penulis. 12. Sahabat-sahabatku tersayang, beibhku..Qurrota a’yunin, Ayu Lembayun,

Maesa Mulyaningsih, Dinia Nabila, Roudhotul Aisiyah, Fike Wulandari, Mela Patrikusuma, Abdullah Al Faqih, Uray Noviandy Taslim, Halomoan.. dan M. Irfan Faqih yang senantiasa menjadi motivasi bagi penulis. Terima kasih untuk do’a, motivasi, keceriaan dan kenangan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga ukhuwah yang sudah terjalin senantiasa terjaga selamanya.


(9)

v

kenangan selama berada di PAUD. Adik-adikku, semoga cita-cita kalian dapat tercapai, dan segala hal yang telah kalian peroleh dapat menjadi ilmu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat kelak. Amiin.

14. Teman-teman KKS 33: Vina, Ocien, Nayla, Aim, Nina, Yeyen, Anis, Ari, Agus, Indra, Luthfi, Alvi, Ojan, Kukuh, Fachri, Wahyu. Perjalanan bersama kalian menjadi pengalaman yang sangat luar biasa bagi penulis, semoga kelak akan ada petualangan lain bersama kalian.

15. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga apa yang dilakukan merupakkan hal terbaik dan hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan dengan balasan yang terbaik (Amiin).

Skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, tapi semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya pada Allah SWT penulis memohon mudah-mudahan skripsi ini dicatat sebagai amal shaleh yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.

Jakarta, 31 Mei 2013


(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Peran Komunikasi ... 13

B. Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal ... 16

C. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 19

D. Penanaman Akhlak 1. Pengertian Akhlak ... 21

2. Penanaman Akhlak Pada Anak Usia Dini ... 26

BAB III GAMBARAN UMUM TK ISLAM AL MUTTAQIN A. Sejarah Berdirinya TK Islam al Muttaqin ... 27

B. Visi dan Misi TK Islam al Muttaqin ... 28

C. Struktur Organisasi TK Islam al Muttaqin ... 28


(11)

vii

A. Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dan penerapannya

dalam Penanaman Akhlak ... 39

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Komunikasi Verbal dan Non Verbal ... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Saran-saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Anak dalam masa usia dini membutuhkan banyak stimulus dalam kehidupannya agar ia mampu menyerap segala bentuk informasi dengan baik. Mereka masih sulit menyerap informasi yang bersifat baku. Oleh karenanya. penerapan komunikasi dengan anak pada usia dini tentunya berbeda dengan orang dewasa. Metode yang diterapkan juga berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.

Anak pada usia dini mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Sebab itu, pengenalan dan penanaman akhlak pada anak usia dini sangat diperlukan agar sejak dini ia sudah memperoleh bekal pengetahuan akhlak yang baik untuk membentuk pribadinya di kemudian hari.

Akhlak juga merupakan bagian dari identitas seseorang, jika ia menunjukkan perilaku yang baik, orang akan memberikan penilaian yang positif tentang dirinya, begitu pula sebaliknya. Akhlak juga akan menuntun seseorang dalam kehidupannya di masyarakat, dengan akhlak / perilaku yang baik seseorang akan memperoleh citra positif sehingga memiliki tempat yang baik didalam kehidupan bermasyarakat, namun jika ia berperilaku buruk, maka citranya menjadi buruk dan sangat sukar diterima oleh masyarakat.

Akhlak yang biasa dikaitkan dengan perilaku, memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Jika sedari dini seseorang tidak memiliki bekal pengetahuan yang baik mengenai akhlak dan bagaimana cara berperilaku yang baik terhadap dirinya maupun orang disekitarnya, maka hal itu bisa menimbulkan


(13)

penyimpangan perilaku di kemudian hari. Mulai dari pergaulan yang buruk seperti perilaku tawuran antar pelajar, sampai maraknya pelajar yang terjerumus kasus narkotika, sebagaimana yang sering kita lihat di berbagai media pemberitaan.

Minimnya pengetahuan mereka tentang akhlak atau perilaku dalam sudut pandang agama, serta kurangnya perhatian orangtua terhadap anak karena orang tua sibuk memenuhi segala kebutuhan hidup (tuntutan ekonomi), menjadi salah satu faktor mengapa saat ini banyak terjadi penyimpangan perilaku dan jelas sekali terlihat betapa buruknya akhlak dan tingkahlaku mereka dalam bermasyarakat.

Membangun komunikasi yang baik menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam kehidupan, begitu pula dalam hal mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak, dan hal tersebut bisa dilakukan ketika mereka memasuki usia sekolah. Karena disekolah anak akan menemukan berbagai pengalaman baru, seperti teman dan lingkungan yang baru (asing) bagi mereka.

Anak pada usia dini merupakan anak-anak yang sedang berada dalam masa tumbuh kembang baik secara fisik maupun motorik. Pergaulan dengan teman dan lingkungan barunya bisa menimbulkan berbagai efek bagi dirinya. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Cara berbicara, cara berjalan, bahkan cara mereka melihat sesuatu atau orang lain disekitarnyapun berbeda-beda. Perbedaan tersebut tak jarang menimbulkan perselisihan di antara mereka.

Pada anak usia dini, bertengkar dengan teman bermain sebayanya mungkin terlihat biasa dan wajar-wajar saja. Permasalahannyapun sederhana, karena ingin bermain di ayunan yang sama atau karena ingin duduk di kursi yang sama. Tapi


(14)

3

lain halnya jika anak sudah beranjak remaja, permasalahan sederhana bisa menjadi rumit karena hanya keegoisan semata. Disanalah pentingnya pengenalan dan penanaman akhlak sejak usia dini. Karena pada usia tersebut memori anak-anak sangat mudah menyerap dan merekam informasi, serta mudah di latih dan di arahkan untuk terbiasa bersikap dan berprilaku dengan baik sampai dikemudian hari.

Bentuk komunikasi yang digunakan tentu berbeda dengan pola komunikasi orang dewasa pada umumnya, anak-anak lebih senang di ajak bernyanyi dibanding harus duduk mendengarkan. Oleh karena itu, di Taman Kanak-kanak kita seringkali melihat dan mendengar bagaimana anak-anak bernyanyi dan menikmati nyanyian mereka. Bernyanyi menjadi salah satu cara bagi guru di Taman Kanak-kanak menyampaikan pesan pada anak didiknya.

Seperti yang penulis temukan pada lembaga pendidikan TK Islam al Muttaqin yang terletak di wilayah Rempoa – Ciputat Timur. Hal ini dikarenakan TK Islam al Muttaqin merupakan salah satu TK Islam yang hadir dengan memperkenalkan akhlak kepada anak didik melalui hadist maupun mahfudzot yang disampaikan dengan beragam metode sehingga memperkaya pengetahuan anak maupun orang tua, tidak hanya mengenai akhlak, tapi juga mengenai hadist itu sendiri.

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melihat lebih jauh bagaimana peranan komunikasi, yakni komunikasi verbal dan non verbal seperti yang disampaikan lewat media bernyanyi melalui penelitian mengenai Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman Akhlak pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin.


(15)

B.

Fokus dan Rumusan Masalah

1. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dan memperjelas permasalahan yang akan dibahas, dalam penulisan skripsi ini penulis memfokuskan penelitian pada peran komunikasi verbal dan non verbal dalam penanaman akhlak, terutama akhlak terhadap teman.

2. Perumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana penerapan komunikasi verbal dan non verbal dan peranannya dalam penanaman akhlak pada anak usia dini di TK Islam al Muttaqin?

b. Apa faktor Pendukung dan Penghambat dalam penerapan komunikasinya?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Teoritis

Untuk mengkaji kesesuaian teori yang digunakan dengan masalah penelitian

b. Tujuan Praktis

1. Untuk mengetahui peran komunikasi verbal dan non verbal serta penerapannya di TK Islam al Muttaqin

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam komunikasinya


(16)

5

2. Manfaat Penelitian

a. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberi kejelasan tentang peran penggunaan komunikasi verbal dan non verbal terhadap penanaman akhlak pada anak usia dini.

b. Diharapkan dari penelitian ini memperoleh informasi yang akurat mengenai penanaman akhlak pada anak usia dini khususnya terhadap teman di sekolah.

D.

Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif, dimana penelitian kualitatif ialah “sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan atau perilaku yang dapat diamati.”1

“Pendekatan kualitatif ialah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu).”2

Lexy J. Moleong menyatakan bahwa metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara penelitian dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.3

1

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,1999), cet.ke-1, h. 138.

2

Ibid., 3

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif:Edisi Revisi (Bandung: Rosda Karya, 2000), h. 10.


(17)

Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah “salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”4

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu penelitian skripsi ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2013.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin (TK Islam al Muttaqin) yang berada di daerah Rempoa, Ciputat Timur – Tangerang Selatan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah sumber data, terdiri dari kepala sekolah, guru kelas.

b. Objek dalam penelitian ini adalah peran komunikasi verbal dan non verbal dalam penanaman akhlak pada anak usia dini.

4. Sumber Data

a. “Data Priemer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya.”5 Data ini merupakan data yang diperoleh dari Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin, yang melibatkan kepala sekolah, guru dan siswa.

4

Ibid., h. 4. 5

Jaenal Ariefin, Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data, disampaikan dalam pelatihan penelitian mahasiswa FDI UIN JAKARTA, Sabtu 23 april 2005, h. 17.


(18)

7

b. “Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya.”6 Data ini diperoleh dari catatan-catatan, buku-buku, atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi yang terkait lainnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada obyek penelitian ini adalah: a. Observasi.

“Observasi adalah pengamatan dengan menggunakan seluruh panca indera (melihat, mendengar, dan merasakan)”7 dan “pencatatan secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian.”8

Dalam penelitian ini penulis melihat, memperhatikan, dan mengamati secara langsung proses komunikasi yang terjadi di sekitar lokasi penelitian khususnya komunikasi yang berkenaan dengan nilai akhlak.

b. Wawancara.

“Wawancara ialah sebuah proses memperoleh sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

6

Ibid., h. 18. 7

Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif,Penelitian Lapangan (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), h. 16.

8

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,1998), Cet.ke-2, h. 24.


(19)

diwawancarai, dengan atau tidak menggunakan pedoman (guide) wawancara.”9

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang yang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering disebut juga wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (opended interview); sedangkan wawancara terstruktur disebut juga wawancara baku (standardized interview), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan pilihan jawaban yang juga disediakan.10

Untuk memperoleh informasi yang diperlukan maka penulis melakukan wawancara secara keterbukaan dan tidak terikat, agar lebih mudah untuk memperoleh informasi yang lebih luas. Dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai pihak-pihak yang berkenaan dengan penelitian, seperti:

1. Ibu Isnaini S. Sardjono, selaku kepala sekolah TK Islam al Muttaqin

2. Ibu Suhaya Rahman, selaku guru pembimbing kelas B2 c. Dokumentasi

“Studi dokumentasi, yang mencari data-data yang tertulis, baik berupa buku, jurnal ataupun yang lainnya.”11 Teknik ini dilakukan dengan cara mengkategorisasi (mengklasifikasi) kemudian mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah

9

Burhan bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h. 134.

10

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif,Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), cet. Ke-3, h. 180.

11


(20)

9

penelitian dan mengambil data atau informasi yang dibutuhkan. Sumbernya berupa dokumen, buku, majalah, koran, dan lain-lain. Data yang diambil adalah data sekunder.

6. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini ialah dengan editing yaitu mempelajari berkas-berkas data yang telah terkumpul, baik itu melalui observasi, wawancara, maupun buku-buku atau dokumen-dokumen terkait, agar kemudian dapat di analisis dengan baik.

7. Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen, yang dikutip oleh Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.12

Sedangkan menurut Patton, masih dalam buku yang sama bahwa analisa data adalah “proses mengatur urutan dalam mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.”13

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis akan mengolah dan menganalisa data dan hasil wawancara dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu data yang sudah terkumpul, penulis jabarkan dengan memberikan analisa-analisa untuk kemudian penulis ambil

12

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif:Edisi Revisi (Bandung: Rosda Karya, 2000), h. 248.

13


(21)

kesimpulan akhir, agar penulis mengetahui bagaimana peran komunikasi verbal dan non verbal dalam penanaman akhlak pada anak usia dini, kemudian menemukan apa saja faktor pendukung dan penghambat komunikasi antara keduanya.

8. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan skripsi ini adalah buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karangan Hamid Nasuhi,dkk yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta

E.

Tinjauan Pustaka

1. Pustaka Primer

Pustaka primer ialah sumber rujukan utama yang digunakan dalam penelitian. Penulis dalam hal ini menggunakan beberapa buku sebagai sumber utama penulisan penelitian ini.

a. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, karangan Deddy Mulyana, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005

b. Psikologi Komunikasi, karangan Jalaludin Rakhmat, Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994

c. Ilmu Komunikasi, karangan Roudhonah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, Cet. ke 11.

2. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis merujuk kepada beberapa penelitian terdahulu.

a.

Peranan Dakwah bi Al-Lisan terhadap peningkatan akhlak karimah Narapidana di Pesantren At Taubah Lembaga


(22)

11

Permasyarakatan Pemuda Kelas II A Tangerang, oleh Lili

Muslimah : 105051001861. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada objek penelitian. Objek penelitian terdahulu menitikberatkan pada dakwah bi Al-Lisan, sedangkan penelitian ini objeknya fokus pada komunikasi verbal dan non verbal. b. Komunikasi Instruksional dalam Pembinaan Akhlak pada

Anak Usia Dini di TK Kartini Jakarta Barat, oleh

Nurhasanah : 10405100187. Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Subjek penelitiannya sama-sama terletak pada anak usia dini, namun objek pada penelitian terdahulu adalah komunikasi instruksional, sedangkan objek pada penelitian ini adalah peran komunikasi verbal dan non verbal

F.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini secara keseluruhan, maka diperlukan suatu sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan yang dimaksud adalah seperti yang akan diuraikan di bawah ini.

Bab I menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang tertuang pada pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah yang bertujuan untuk memberikan alasan yang jelas tentang pemilihan judul, fokus dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian yang dipergunakan dalam rangka memudahkan penulisan,


(23)

tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan yang dipergunakan untuk memberikan penjelasan secara garis besar mengenai pembahasan yang akan diuraikan dalam pembahasan skripsi ini.

Bab II berisikan tentang pengertian peran komunikasi, pengertian komunikasi verbal dan non verbal, pengertian pendidikan anak usia dini, dan penanaman akhlak.

Bab III menguraikan tentang gambaran umum di TK Islam al Muttaqin yang meliputi sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi, program kegiatan belajar serta profil TK Islam al Muttaqin.

Bab IV membahas hasil penelitian di lapangan mengenai peran komunikasi yang diterapkan oleh guru di lingkungan TK Islam al Muttaqin, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Serta evaluasi mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman akhlak di TK Islam al Muttaqin.

Bab V merupakan bab penutup dari skripsi ini yang didalamnya memuat kesimpulan dan saran yang kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.


(24)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Peran Komunikasi

1. Pengertian Peran

Secara bahasa, peran dalam kamus bahasa indonesia ialah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan. Dengan kata lain seseorang dapat dikatakan memainkan perannya apabila memiliki status di masyarakat.

Peran erat kaitannya dengan dampak atau efek komunikasi. Peran akan terlihat bila tercapai maksud dan tujuan komunikasi. Salah satu tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy ialah mengubah sikap dan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.1 Maka dengan demikian, komunikasi pasti memiliki efek atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan.

Menurut Jalaluddin Rakhmat komunikasi mempunyai beberapa pengaruh atau efek yang dapat menyangkut pengetahuan, mengubah sikap, dan menggerakkan perilaku kita, diantaranya adalah :

a. Efek Kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,kepercayaan atau informasi.

b. Efek Afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai.

1

Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 55.


(25)

c. Efek Behavioral, merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan perilaku.2

Jadi, didasarkan pada pendapat diatas, bisa disimpulkan bahwa peran adalah sesuatu yang berkenaan dengan efek atau hasil dari kegiatan komunikasi yang telah terjadi. Efek tersebut dapat berupa emosi, pemahaman, dan bukti fisik seperti perilaku.

2. Pengertian Komunikasi

“Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communications

berasal dari kata Latin communicatio. Dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya ialah sama makna.”3

“Komunikasi secara terminologis berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain”.4

Deddy Mulyana menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan antar individu. Pesan tersebut dapat berupa perilaku verbal seperti ucapan, maupun perilaku non verbal seperti ekspresi wajah. 5

Wilbur Schramn mengatakan bahwa “komunikasi didasarkan atas hubungan (intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada

2

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Moderen,Sebuah Kerangka Teori dan Praktek Berpidato, (Bandung: Akasemika, 1982), h. 269.

3

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya,1990), h. 9.

4

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), cet ke-6, h. 4.

5

Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya (Bandung: Rosda Karya, 2004), h. 3.


(26)

15

informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi tatap muka (face to face communication).”6

Arni Muhammad menyatakan bahwa komunikasi ialah proses sebuah hubungan antara individu dengan individu lainnya, dengan maksud memberikan informasi. Hubungan tersebut bisa terjadi baik dalam kelompok, dalam organisasi, maupun dalam masyarakat.7

Everett M. Rogers, mengemukakan bahwa komunikasi adalah “proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”8

Dalam kamus besar bahasa indonesia, komunikasi adalah “pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”.9

Dalam kamus komunikasi, Onong menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku.10

6

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1998), h. 59.

7

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. ke-4, h. 3. 8

Roudhonah, ilmu komuniksasi, h. 21. 9

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke-3, cet. Ke-3, h. 585.

10

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), cet. Ke-1, h. 60.


(27)

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada satu orang atau lebih dalam sebuah hubungan, baik itu yang bersifat individu, kelompok, organisasi, maupun masyarakat dengan maksud mengubah opini, sikap maupun perilaku.

3. Pengertian Peran Komunikasi

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi adalah seperangkat tindakan atau perbuatan yang merupakan hasil dari proses komunikasi, baik itu berkenaan dengan pemahaman, sikap, maupun perilaku.

B.

Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal

1. Pengertian Komunikasi Verbal

Menurut Deddy Mulyana, “simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.”11 Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

“Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan.”12

11

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). h. 340.

12


(28)

17

Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Sedangkan komunikasi tulisan ialah apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dengan simbol-simbol kemudian dikirimkan kepada karyawan yang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini dapat berupa memo, surat, buku petunjuk, gambar, maupaun laporan. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa tatap muka, melalui telepon, radio, televisi dan lain-lain.13

“Lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa). Komunikasi verbal ini dapat dilangsungkan dengan kata-kata seperti: ceramah, berbicara, diskusi dan lain-lain. Bisa juga dengan menggunakan tulisan, surat, buku, majalah, koran, dan lain-lain”.14 2. Pengertian Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan non verbal. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi non verbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Pengertian komunikasi non verbal, yaitu “non” berarti tidak, Verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi non verbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Dapat juga diartikan komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan

13

Ibid., h. 96. 14


(29)

gejala yang menyangkut: gerak-gerik (gestures), sikap (postures), ekspresi wajah (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik, isyarat dan lain gejala yang sama, yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.15

Menurut knapp dan Hall, isyarat nonverbal, sebagaimana simbol verbal, jarang punya makna denotatif yang tunggal. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah konteks tempat perilaku berlangsung. Misalnya melihat mata orang lain dapat berarti afeksi dalam satu situasi dan agresi dalam situasi lain. Makna isyarat non verbal akan semakin rumit jika kita mempertimbangkan berbagai budaya.16

“Komunikasi non verbal menurut S. Djuarsa Sendjaja, yaitu “Non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi non verbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata.”17

Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi non verbal adalah “komunikasi dengan gejala yang menyangkut:gerak-gerik (gestures), sikap (postures). Ekspresi wajah (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik, isyarat dan lain gejala yang sama, yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.”18

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi si individu atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan

15

Ibid., h. 94. 16

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 342. 17

Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), h. 64. 18


(30)

19

non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.19

C.

Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

1. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:  Tujuan utama : untuk membentuk anak indonesia yang

berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai

19


(31)

dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

 Tujuan Penyerta : untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini Infant (0-1 tahun)

Toddler (2-3 tahun)

Pre school/kindergarden children (3-6 tahun)  Early Primary School (SD kelas awal) (6-8 tahun)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir), daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses tumbuh kembang yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan non fisik yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal fikir, emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.20

20

Agus Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Jakarta: Refika Aditama, 2007).


(32)

21

D.

Pengertian Penanaman Akhlak

1. Pengertian Akhlak

“Secara bahasa, akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari kata “khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabi’at.”21

“Pada hakikatnya, khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.”22

Menurut Imam al Ghazali, seperti yang dikutip oleh Mahyuddin mengatakan sebagai berikut : “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakuakn, tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama), maka sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, dinamakan akhlak yang buruk.23

Selanjutnya, dengan agak lebih luas, Ibn Miskawih mengatakan akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”24

Prof. Dr. Ahmad Amin menganggap bahwa “akhlak adalah kehendak dan kebiasaan. Berkenaan dengan itu, Prof. Dr. Farid

21

H. A Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. ke-2, h. 11. 22

Yusuf al-qardhawi, Membumikan Syari’at Islam (Surabaya: Dunia Ilmu, 1997), cet. ke-1, h. 1.

23

Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), cet. ke-5, h. 4. 24


(33)

Ma’ruf menyatakan bahwa “akhlak adalah kehendak manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran terlebih dahulu”.25

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, maka dapat dikatakan akhlak yang menetap dalam jiwa seseorang dan nampak pada perilaku konkrit merupakan hasil bentukan dari kebiasaan. Baik itu perilaku positif karena terbentuk dari kebiasaan positif ataupun perilaku negatif karena terbentuk dari kebiasaan negatif.

Perilaku baik dan terpuji berasal dari sumber jiwa disebut al-akhlaq al fadhilah (akhlak baik), sehingga dikatakan al akhlak al karimah (akhlak mulia). Dan berbagai perilaku buruk disebut al akhlak al radzilah (akhlak buruk). Walaupun demikian, kebiasaan buruk yang membentuk akhlak buruk masih dapat diubah dan ditingkatkan menjadi akhlak yang baik.

a. Teori Perubahan Akhlak al Ghazali

al Ghazali merupakan tokoh sufi yang terkenal dengan teori perubahan akhlaknya. Awal mula ketertarikannya terhadap perbaikan perilaku adalah ketika ia melihat dekadensi moral , penyimpangan perilaku, dan penyakit hati atau jiwa yang melanda banyak orang di zamannya. Ia sangat terkejut, sehingga ia merasa bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan akhlak dan perilaku.

al Ghazali kemudian melakukan analisis mendalam (depth analysis) tentang akhlak tercela yang merebak dan berusaha mencari

25


(34)

23

sebab-sebabnya (diagnosa) serta menentukan metode yang manjur dan efektif untuk menyembuhkannya (prognosis).

Menurut al Ghazali “akhlak mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar”.26 Begitu pula menurut Ibn Miskawih, “akhlak dapat diubah dengan kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang baik”.27

b. Bentuk-bentuk perwujudan akhlak

Manusia sebagai manusia patut mensyukuri segala karunia yang diberikan sang khalik dengan mentaatinya dan terus menjaga hubungan baik dengannya (hablun minallah) dan sebagai makhluk sosial manusia juga perlu berhubungan baik dengna makhluk sosial lainnya (hablun minannaas) agar tercipta sosialisasi yang baik pula. Maka dibutuhkan keseimbangan dalam berhubungan dengan keduanya, dengan tidak melupakan hak-hak yg dibutuhkan diri sendiri. Oleh karenanya islam mengajarkan bagaimana berakhlak yang baik dengan ketiganya, yakni:

1) Akhlak kepada Allah

Akhlak kepada Allah meliputi :

a) Beribadah kepada Allah. “Ibadah menurut bahasa (etimologi), berarti tuunduk dan merendahkan diri. Menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai beberapa definisi, yakni:

26

Fadillah Suralaga,dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. ke 1, h. 73.

27


(35)

(1) Ibadah adalah taat kepada allah dengan melaksanakan perintahnya yang disampaikan melalui lisan para Rasulnya.

(2) Ibadah ialah merendahkan diri kepada allah yang disertai mahabbah (kecintaaan) yang tinggi kepadaNya

(3) Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan, lahir maupun bathin.28

b) Bersyukur kepada Allah

Ibnu Qayyim menjabarkan bahwa “syukur kepada Allah mempunyai lima pilar pokok, kelima pilar pokok tersebut adalah kepatuhan seorang hamba kepada allah, Mencintainya, mengakui nikmat darinya, memujinya, dan tidak menggunakan nikmat yang diberikan untuk sesuatu yang tidak diridhoinya.”29

c) Takut kepada Allah 2) Akhlak kepada sesama manusia

Bentuk perwujudan akhlak kepada sesama manusia yakni: a) Berbuat baik kepada teman

Mengucap salam dan menjawab salam, menjenguknya ketika sakit.

b) Saling menasehati

28

M. Alaika Salamulloh, Akhlak Hubungan Vertikal (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 4.

29


(36)

25

c) Membantu teman

Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa orang yang berada dalam kesusahan harus dibantu dengan semampunya. Begitu halnya dengan teman, baik itu baik itu bantuan secara moril maupun materil.

d) Kesetiakawanan

Islam juga mengajarkan kesetiakawanan, tetapi untuk hal-hal yang baik. Sebagaiman keesetiakawaan para sahabat, baik dalam suka maupun duka.

e) Mendamaikan teman yang sedang berselisih

Rasulullah saw. Bersabda “maukah kalian ku beritahu amal yang nilainya lebih tinggi dari pada shalat dan sedekah?” para sahabat menjawab “Ya”, Baliau bersabda “Mendamaikan dua orang yang berseteru. Hendaknya kalian menjauhi permusuhan, karena permusuhan bisa menjauhkan pahala ibadah” H.R At tirmizi.

f) Toleransi kepada teman

Toleransi tidak hanya berlaku bagi teman yang berlaina agama, tapi juga kepada teman yang berlainan ras, kelompok, aliran , adat, ataupun golongan tertentu.dalam konteks ini kita tetap dianjurkan bertoleran kepada teman.30

3) Akhlak kepada diri sendiri

30

M. Alaika Salamulloh, Akhlak Hubungan Horizontal (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 96-104.


(37)

Islam mengajarkan seorang muslim untuk berakhlak mulia tidak hanya kepada allah dan sesama manusia saja, tetapi juga berakhlak mulia kepada diri sendiri, baik dari sisi jasmani maupun ruhani.

2. Penanaman Akhlak pada Anak Usia Dini

“Seorang individu mempunyai akhlak, awalnya adalah hasil dari bimbingan orang tuanya dalam lingkungan keluarga, pengaruh yang tidak disengaja akan dapat diperoleh melalui pengamatan panca indera, yang tidak disadari masuk dalam pribadi anak atau individu”.31 Oleh karena akhlak merupakan sebagian cermin dari tingkah laku individu, maka keberadaan akhlak harus ditanamkan sejak dini, dan kemudian untuk tetap dibina serta diarahkan karena akhlak merupakan penuntun manusia agar dapat hidup bahagia baik di dunia maupun akhirat.

31


(38)

27

BAB III

GAMBARAN UMUM TK ISLAM AL MUTTAQIN

A.

Sejarah Berdirinya TK Islam al Muttaqin

Taman Kanak–kanak Islam al Muttaqin atau yang lebih dikenal dengan nama TK Islam al Muttaqin merupakan salah satu TK Islam pertama yang berada di wilayah Rempoa. Lahirnya TK berazaskan islam ini pertama kali dikarenakan kepedulian dan rasa tanggung jawab dari pengurus Yayasan Masjid al Muttaqin dalam membangun, memberdayakan serta menjaga lingkungan masjid dan masyarakat di lingkungan masjid, dalam hal ini di fokuskan pada anak-anak.

Saat itu sudah ada beberapa TK, namun belum ada TK Islam. Maka demi terwujudnya generasi mendatang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang nilai keagamaan yang lebih baik, Yayasanpun mendukung niat baik yang di cetuskan oleh Bapak H. Jauhari untuk mendirikan TK Islam di lingkungan masjid al Muttaqin. Merekapun mengirimkan dua orang anggota remaja masjid al Muttaqin uuntuk mengikuti training di al Azhar selama satu bulan. Dimana salah satu anggota remaja masjid tersebut sampai saat ini menjabat sebagai kepala TK Islam al Muttaqin itu sendiri.1

Kegiatan operasional dimulai pertama kali pada bulan Juli tahun 1984. Kemudian diresmikan oleh Dinas Pendidikan pada 28 Oktober 1984. Awalnya kegiatan belajar masih dilakukan di gedung Madrasah Diniyah

1

Wawancara Pribadi dengan Ibu Isnaini S. Sardjono, Kepala TK Islam al Muttaqin, dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2013


(39)

yang memang sudah ada di sekitar lingkungan masjid, selama hampir kurang lebih tiga tahun menumpang, akhirnya TK Islam al Muttaqin mendirikan gedung sendiri.2 Sampai dengan saat ini TK Islam al Muttaqin masih terus “berdakwah” kepada anak-anak dengan caranya sendiri.

B.

Visi dan Misi TK Islam al Muttaqin

1. Visi Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin

a. Lulusan TK Islam al Muttaqin siap berkompetisi untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya ( SD, Ibtidaiyah )

b. Lulusan yang beriman dan bertaqwa serta menguasai ilmu pengetahuan

2. Misi Taman Kanak-kanak Islam al Muttaqin

a. Membekali peserta didik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, etika dan agama

b. Menyelenggarakan sekolah TK yang nyaman, sehat, dengan disiapkan halaman yang cukup luas.3

C.

Struktur Organisasi TK Islam al Muttaqin

1. Struktur Organisasi

SUSUNAN PENGURUS TK ISLAM AL MUTTAQIN KETUA UMUM

Bpk. Ahmad Ridho SEKRETARIS

Bpk. Bambang Sarmadi BENDAHARA

Bpk. Abdul Bahri

2

Ibid., 3


(40)

29

BID. PENDIDIKAN dan DAKWAH Bpk. Drs. H. Idzuddin

Ibu. Hj. Sri Suyani

KEPALA TK ISLAM AL MUTTAQIN Ibu. Isnaini S. Sardjono, Spd.AUD

WAKIL KEPALA TK ISLAM AL MUTTAQIN Ibu. Suhaya Sahman, Spd.AUD

PENGAJAR

Ibu. Hikmah Rizkiyah Ibu. Yuli Fitriah Ningsih Ibu. Noor Akfiyatun KARYAWAN Ibu. Suhani

2. Uraian Tugas Pengurus TK Islam al Muttaqin a. Kepala TK Islam al Muttaqin

 Mengatur dan mengawasi segala kegiatan belajar mengajar

 Mengurus sistem organisasi sekolah

 Mengurus segala hal yang berkaitan dengan administrasi sekolah

 Memberikan materi kepada anak didik (mengajar) b. Wakil Kepala TK Islam al Muttaqin

 Membantu Kepala TK dalam mengurus dan mengawasi segala kegiatan belajar mengajar

 Membantu Kepala TK mengurus sistem organisasi sekolah  Membantu Kepala TK mengurus hal yang bersifat


(41)

 Memberikan materi kepada anak didik (mengajar) c. Staff Pengajar

 Menyiapkan rencana kegiatan mingguan  Menyiapkan rencana kegiatan harian  Memberikan materi ajar kepada anak didik d. Karyawan Sekolah

 Mempersiapkan ruang kelas

 Membersihkan dan merapihkan ruang kelas4

D.

Program Kegiatan Belajar di TK Islam al Muttaqin

1. Materi Pembelajaran TK Islam al Muttaqin

Materi pembelajaran di TK Islam al Muttaqin mengacu pada standar kurikulum yang berlaku saat ini. Pengajar menyusun rencana kegiatan tahunan, kegiatan bulanan, kegiatan mingguan, sampai kegiatan harian mengacu kepada standar kurikulum yang ada.

a. Bidang Pengembangan Kebiasaan

Moral dan nilai-nilai agama, Sosial, Emosional, dan kemandirian

b. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar Berbahasa, Kognitif, Fisik/Motorik, Seni

Tabel 1. Contoh Kurikulum Bidang Pengembangan Kebiasaan5

KOMPETENSI DASAR

HASIL

BELAJAR INDIKATOR

Anak mampu melakukan ibadah, terbiasa

Dapat berdo’a, bersyair, dan

Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan dengan

4

Ibid., 5


(42)

31

mengikuti aturan dan dapat hidup bersih dan mulai belajar

membedakan benar dan salah, terbiasa

berperilaku terpuji.

menyanyikan lagu-lagu keagamaan

tertib

Bersyair yang bernafaskan agama Menyanyi lagu-lagu keagamaan Mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan

Berbuat baik terhadap semua makhluk Tuhan

Terbiasa

berperilaku sopan santun

Selalu memberi dan membalas salam

Selalu mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu Membedakan

perbuatan yang benar dan salah

Menunjukkan perbuatan-perbuatan yang benar dan salah Terbiasa

bersikap/berprilaku saling hormat menghormati

Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua

Terbiasa menunjukkan kepedulian

Senang menolong

Mau memohon dan memberi maaf

Mengajak teman untuk bermain/belajar

Tabel 2. Contoh Kurikulum Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar KOMPETENSI

DASAR

HASIL BELAJAR INDIKATOR

Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang

melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis

Dapat mendengarkan dan memahami kata dan kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya

Melakukan 3-5 perintah secara berurutan Mendengarkan dan

menceritakan kembali cerita secara urut

Dapat berkomunikasi/ berbicara lancar secara lisan dengan lafal yang benar

Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah lengkap

Memiliki

perbendaharaan kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari

Menunjuk dan

menyebutkan gerakan-gerakan, misalnya jongkok, duduk, berlari, makan, dll

Anak mampu memahami konsep

Anak dapat memahami benda di sekitarnya menurut bentuk, jenis

Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang


(43)

sederhana,

memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

an ukuran mempunyai warna, bentuk atau ciri tertentu

Anak dapat memahami konsep matematika sederhana

Menyebutkan hasil penambahan dan

pengurangan dengan benda 1-10

Anak dapat memahami konsep sains sederhana

Mengungkap asal mula terjadinya sesuatu Anak mampu

melakukan aktivitas fisik secara

terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi

Meniru membuat garis datar, tegak, miring, lengkung dan lingkaran Dapat menggerakkan

badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, koordinasi dan melatih keberanian

Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit

Anak mampu

mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan

berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni

Dapat menggambar sederhana

Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon) Dapat menciptakan

sesuatu dengan berbagai media

Meronce dengan manik-manik sesuai pola (2 pola) Menciptakan bentuk dengan lidi

Tabel 3. Rencana Kegiatan Harian TK Islam al Muttaqin6

Kelompok : B

Semester/Minggu : II

Tema/Sub Tema : Tanah Airku Hari/Tanggal : Senin, 01-04-2013 Waktu : 07.30 – 10.30

KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALAT/SUMBER BELAJAR

PENILAIAN PERKEMB. ANAK

ALAT HASIL

Ikrar Upacara

6


(44)

33

Pembukaan

Doa sebelum kegiatan Menyanyikan lagu selamat pagi

Membedakan besar, sedang, agak kecil, dan kecil

Inti

Menulis kalimat Buku paket Menggambar bersama Buku gambar Membedakan ciri-ciri

binatang. Contoh: buas-jinak

fotokopian

Istirahat Main

Makan bersama Penutup

Doa selesai makan Sayonara

Doa pulang sekolah Doa keluar kelas Doa naik kendaraan Evaluasi

Salam Sikat gigi

2. Kegiatan Harian TK Islam al Muttaqin7

7


(45)

Objek : Kelompok B1 Guru Kelas : Ibu Suhaya

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Maret 2013 Tempat : Sentra Balok, Tema : Api

Pukul Kegiatan Metode Penyampaian

07.45

 Baris-berbaris di lapangan  Membaca ikrar bersama  Masuk ke kelas

masing-masing

Dipimpin oleh perwakilan kelas, dibimbing guru

08.35

 Membaca surah pendek, an Naas – al Maa’un

 Bernyanyi sambil menghafal nama surat dan artinya, al fatihah – al Humazah

Guru memulai terlebih dulu, siswa mengikuti

09.00

 Membuat ketrampilan yang berkaitan dengan tema, membentuk gambar dari batang korek kayu. c/o: gambar lilin

 Menulis huruf sambung  Baca IQRO

 Guru mencontohkan, siswa mengerjakan mandiri

 Baca IQRO Privat, dibimbing guru

09.45 Istirahat, bermain di taman Guru menemani dan mengawasi

10.00

Makan bersama di dalam kelas, baca doa sebelum dan sesudah makan

Guru mengawali, diikuti siswa

10.30

 Bernyanyi  Berdo’a  Salam  Sikat gigi

Dibimbing oleh guru

Objek : Kelompok B1 Guru Kelas : Ibu Suhaya

Hari/Tanggal : Kamis, 04 April 2013 Tempat : Sentra IMTAQ


(46)

35

Pukul Kegiatan Metode Penyampaian

07.45

 Baris-berbaris di lapangan  Membaca ikrar bersama  Masuk kelas

 Dipimpin oleh perwakilan kelas, dibimbing guru

08.00

 Membaca surah pendek, an Naas – al Maaun  Membaca Hadits-hadits,

hadits marah, hadits senyum, hadits makan dan minum, hadits puasa, hadits shalat  Menghafal Asmaul Husna,

50 Asmaul Husna

 Menyebutkan nama malaikat dan tugasnya

 Menyebutkan nama-nama Nabi

 Mengenal Huruf hijaiyah

 Guru memulai terlebih dulu, siswa mengikuti

 Menghafal Asmaul Husna, Nama Malaikat dan Nabi dilakukan melalui nyanyian dan gerakan tepuk

 Guru menunjuk satu huruf kemudian siswa menyebutkan bunyinya

08.40 Praktek Shalat, bacaan dan

gerakan shalat Dibimbing oleh guru

08.50

 Mengenal dan Menulis nama anggota tubuh

 Menulis sambung

Guru memberi contoh sambil mengarahkan, kemudian siswa mengerjakan mandiri

09.30 Istirahat, main di taman Guru mendampingi

10.00

Makan bersama di dalam kelas, baca doa sebelum dan sesudah makan

Guru mengawali, diikuti siswa

10.30

 Berdo’a  Salam  Sikat gigi

Dibimbing oleh guru

Objek : Kelompok A dan B Guru Kelas : Ibu Suhaya

Ibu Hikmah Ibu Yuli Ibu Noor


(47)

Tempat : Koridor Kelas

Pukul Kegiatan Metode Penyampaian

07.45

 Baris-berbaris di lapangan  Membaca ikrar bersama  Senam

 Menari “Yamko Rambe Yamko”

Dipimpin oleh perwakilan kelas, dibimbing guru

08.35

 Membaca surah pendek, al Fatihah – al Lahab  Bernyanyi bersama

Guru memulai terlebih dulu, siswa mengikuti

09.00

 Praktikkum menyeduh teh dan kopi

 Pengenalan alat dan bahan  Pengenalan rasa dasar

kopi,gula dan garam  Praktek cara menyeduh teh

dan kopi

 Minum teh bersama

Guru mencontohkan dan menerangkan alat, bahan, dan cara membuat sambil

memberikan pemahaman pada anak didik hal yang boleh / tidak boleh dilakukan sendiri

09.30 Istirahat, bermain di taman Guru menemani dan mengawasi

10.00

Makan bersama di dalam kelas, baca doa sebelum dan sesudah makan

Guru mengawali, diikuti siswa

10.30  Berdo’a

 Salam Dibimbing oleh guru

E.

Profil TK Islam al Muttaqin

1. Susunan Pengurus TK Islam al Muttaqin Pengurus TK Islam al Muttaqin terdiri dari:

 Kepala TK Islam al Muttaqin : Ibu Isnaini S. Sardjono, Spd.AUD

 Wakil Kepala TK Islam al Muttaqin : Ibu Suhaya Rahman, Spd.AUD


(48)

37

 Staff Pengajar : Ibu Hikmah Rizkiyah, Ibu Yuli Fitriah Ningsih, Ibu Noor Akfiyatun

 Karyawan sekolah : Ibu Suhani8 2. Peserta Didik di TK Islam al Muttaqin

Peserta didik di TK Islam al Muttaqin tahun ajaran 2012/2013 secara keseluruhan berjumlah 64 orang, terbagi atas9 :

 Kelompok Bermain (KB) : 9 orang  Kelompok A1 : 11 orang  Kelompok A2 : 11 orang  Kelompok B1 : 18 orang  Kelompok B2 : 17 orang 3. Sarana dan Prasarana TK Islam al Muttaqin

a. Sarana TK Islam al Muttaqin terdiri dari: 1. Kantor : 1 unit

Ruang kantor terbagi menjadi ruangan Kepala Sekolah dan ruang guru

2. Ruang Kelas : 5 unit

Terdiri dari sentra bermain peran, sentra persiapan, sentra bahasa, sentra balok, sentra agama, sentra seni

3. Kamar Mandi: 2 unit 4. Dapur : 1 unit

b. Prasarana TK Islam al Muttaqin terdiri dari: 1. Halaman/Lapangan bermain

8

Dokumen TK Islam al Muttaqin., 9


(49)

2. Alat bermain di dalam ruangan

Terdiri dari berbagai macam buku cerita bergambar, balok-balok, boneka, alat-alat musik seperti: angklung dan 2 set alat drum band, alat masak-masakan, baju adat, baju profesi, puzzle, mini set sofa, mini set tempat tidur

3. Alat bermain di luar ruangan Terdiri dari:

 Ayunan tunggal : 4 buah  Ayunan gandeng : 2 buah

 Prosotan : 1 buah

 Jungkat Jungkit : 1 buah  Kursi berputar : 1 buah10

10


(50)

39

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A.

Peran

Komunikasi

Verbal

dan

Non

Verbal

dan

Penerapannya dalam Penanaman Akhlak

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian informasi yang melibatkan komunikator/orang yang menyampaikan informasi dan komunikan/orang yang menerima informasi. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Melalui komunikasi seseorang dapat membangun hubungan dengan orang lain, kelompok, organisasi, bahkan masyarakat.

Proses komunikasi sendiri terjadi apabila pesan atau informasi yang disampaikan dapat diterima secara baik dan dimengerti maknanya oleh komunikan. Penyampaian informasi dapat terjadi secara langsung, seperti berbicara langsung/tatap muka, dan dapat pula terjadi secara tidak langsung yakni dengan menggunakan alat atau media bantu, seperti koran ataupun buku.

Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau lisan yang mudah dimengerti. Cara ini dikenal dengan nama komunikasi verbal. Apabila tidak ada bahasa verbal yang mudah dimengerti oleh komunikator maupun komunikan, maka komunikasi masih bisa dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, atau mengangkat bahu. Cara ini lazim dikenal dengan sebutan komunikasi non verbal. Namun dalam implementasinya tak jarang seseorang menggunakan kedua tipe komunikasi ini secara bersamaan, baik itu secara sadar maupun tidak.


(51)

1. Guru sebagai komunikator

Laswell menyatakan bahwa “komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek”.1 Guru sebagai komunikator sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Seorang guru merupakan pendidik bagi generasi di zamannya. Ia akan memegang peranan penting dalam perkembangan suatu masyarakat.

Seorang guru adalah sebagai pemimpin di sekolah yang menjadi tempat untuk mengabdikan dan mengamalkan ilmunya. Ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada anak didiknya. Masa anak-anak adalah masa bermain dan melihat, yaitu senang bermain dan juga senang mengamati gerak-gerik yang dilakukan guru. Anak akan mencontoh dan meniru apa saja yang dilihatnya, baik itu akhlak yang baik maupun akhlak yang buruk.

Maka bagi guru, tugasnya tidak hanya menjelaskan pengertian akhlak yang baik dan akhlak yang buruk, akan tetapi juga memberikan contoh dan menjadi teladan (uswatun hasanah), baik melalui lisan, tulisan, ataupun tingkah laku.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, guru-guru di TK Islam al Muttaqin menyampaikan materi akhlak dengan cara mencontohkan langsung kepada anak. Misalnya ada anak yang marah-marah dengan temannya di kelas, maka guru langsung mengajak

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosda Karya, 2000), h. 10.


(52)

41

anak yang lain membacakan hadits marah “coba teman-teman, kita bacakan hadits marah untuk agha!”.2

2. Proses komunikasi

Proses komunikasi dapat terjadi melalui bahasa, isyarat, gambar, dan warna, atau biasa disebut proses komunikasi primer.3 Proses komunikasi dapat juga dilakukan melalui alat atau sarana sebagai media komunikasi.4 Proses komunikasi ini berlangsung paling tidak antara dua orang. Dalam situasi formal, proses ini terjadi ketika sang komunikator berupaya membantu terjadinya proses perubahan atau proses belajar di pihak sasaran atau komunikan, teknik atau alat untuk melaksanakan proses ini adalah komunikasi instruksional.5

Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis melihat secara langsung proses penyampaian informasi kepada anak-anak di TK Islam al Muttaqin. Dalam proses komunikasinya, guru-guru di TK Islam al Muttaqin berkomunikasi dengan anak-anak, melalui:

a. Bahasa. Guru berbicara langsung kepada anak dalam menjelaskan materi yang diajarkan. Seperti, “tema kita hari ini adalah api, siapa tahu apa saja benda yang berhubungan dengan api?”.6

2

Observasi Penulis, dilakukan pada Selasa, 18 Maret 2013. 3

Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 11.

4

Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek (Bandung: Bina Cipta, 1988), h. 5.

5

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional (Jakarta: Pers, 2002), h. 6.

6


(53)

b. Gambar. Pada umumnya anak akan lebih mudah mengingat sesuatu bila ada gambar yang menjelaskan maknanya. Contohnya, saat belajar menghafal kata dalam bahasa arab, guru menyebutkan kosa kata dengan menunjukkan gambar yang dimaksud. Seperti menghafal kata “gelas” sambil menunjuk gambar gelas yang ada dalam buku paket. 7

c. Alat dan sarana. Saat belajar tema api, murid diminta untuk membuat bentuk yang berkenaan dengan tema menggunakan media batang korek kayu. Guru sendiri mencontohkan dengan membuat bentuk lilin.8

d. Warna. Bentuk lilin tadi kemudian diperjelas dengan memberikan warna yang sesuai dengan warna api di atasnya. Hal ini tentu mempermudah anak dalam menyerap informasi, karena anak tidak hanya diberikan penjelasan, namun juga diberikan contoh langsung benda yang berhubungan dengan tema melalui pemanfaatan alat maupun sarana sebagai media komunikasi.9

Dengan demikian, proses komunikasi pada anak tidak selalu menitikberatkan pada ucapan atau nasehat semata. Akan tetapi penggunaan media komunikasi juga sangatlah penting dalam menyampaikan informasi kepada anak.

3. Proses Pembinaan Akhlak

7

Observasi Penulis, dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2013. 8

Observasi Penulis, pada Selasa 18 Maret 2013. 9


(54)

43

Pembinaan akhlak adalah proses pembangunan perilaku anak murid secara bertahap yang dilakukan oleh guru sebagai implementasi dari iman dan ajaran islam dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Materi akhlak sendiri disampaikan oleh guru secara langsung dengan memberikan contoh/praktek real terhadap anak-anak di TK Islam al Muttaqin.

Di dalam al Qur’an sendiri dijelaskan bermacam-macam cara untuk membentuk akhlak manusia seperti shalat, amal ma’ruf, nasehat yang baik, kisah-kisah, contoh-contoh teladan, dan sebagainya.

Pembinaan akhlak yang dilakukan di sekolah melalui materi akhlak yang disampaikan oleh guru bertujuan agar para siswa dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam dan menggunakannya sebagai pedoman hidup dan membentuk manusia berakhlak mulia sesuai dengan ajaran islam serta membentuk individu sisiwa yang memiliki keyakinan dan kepribadian yang teguh. Sedangkan fungsinya adalah untuk menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berhubungan dengan Allah SWT serta sesama manusia dan alam semesta.10 Guru sebagai komunikator tidak hanya menyampaikan pesan akhlak dalam bentuk nasehat, seperti harus berbuat baik terhadap teman, dan bersikap hormat terhadap orang tua. Akan tetapi, guru mempraktekkan secara langsung bagaimana caranya menghormati orangtua atau orang yang lebih tua dengan membiasakan mengucap salam dan mencium tangan (salim) ketika bertemu. Materi seperti itu biasa dilakukan bila anak belajar bermain peran. Yakni anak diberikan peran menjadi ayah, ibu, kakak, dokter, pedagang, dan sebagainya.

10


(55)

Misalnya saat anak berperan sebagai dokter dan pasien. Anak belajar secara langsung baik secara verbal dan non verbal tentang bagaimana cara yang baik ketika dokter berbicara kepada pasiennya, dan sebaliknya. Ketika berperan sebagai orang tua dan anak, mereka di ajarkan dengan mempraktekkan secara langsung bagaimana bila bertemu orang yang lebih tua, bersalaman (salim) atau berjalan dengan badan agak dibungkukkan ketika melewati orang yang lebih tua.11

Melalui praktek secara langsung saat bermain peran, anak bisa menangkap secara langsung dan merasakan sendiri bentuk materi yang diajarkan oleh guru. “Jadi selain kita menggali komunikasi atau tata bahasanya mereka, kita juga menerapkan akhlak perilakunya. sehingga anak bisa langsung memahami”.12

4. Penerapan Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Dalam berkomunikasi, selain menggunakan bentuk verbal (lisan), bisa juga menggunakan bentuk komunikasi non verbal, seperti isyarat atau gerakan. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan guru terkait, tentang bentuk komunikasi yang diterapkan dalam proses belajar, diperoleh data bahwa kebanyakan proses belajar menggunakan kedua bentuk komunikasi secara bersamaan. Penggabungan kedua bentuk komunikasi tersebut dapat dilihat melalui:

a. Metode bercerita

11

Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, Guru Kelas B1, pada 15 Mei 2013. 12


(56)

45

Metode bercerita cenderung efektif dan mudah untuk dimengerti oleh anak, sehingga pesan-pesan yang disampaikan akan lebih mudah dicerna. Selain itu anak pada umumnya sangat suka mendengarkan dongeng atau cerita yang didramatisasi dengan alat bantu seperti wayang atau boneka. Seperti halnya yang dilakukan TK Islam al Muttaqin, biasanya setiap 2 minggu sekali secara bergantian kelompok A dan B belajar di masjid, disanalah biasanya diselipkan kisah-kisah Nabi yang dikemas dengan ringan oleh guru, setelah mereka selesai praktek sholat. b. Bernyanyi

Menyanyi merupakan salah satu sarana yang efektif dalam menanamkan akhlak kepada anak, serta nilai-nilai keislaman dan ketakwaan. Melalui lagu daya imajinasi anak ditimbulkan. Lagu memudahkan mereka mengingat dan menerima pesan-pesan agama yang diberikan, membuat mereka senang dan tidak jenuh dalam belajar. Memilih lagu yang tepat dan bermakna islami bagi anak sungguh penting. Karena itu guru dituntut lebih selektif memilih kata/menggunakan bahasa, dan lebih kreatif dalam menyisipkan nilai-nilai agama dalam lagu.

Salah satu bentuk nyanyian yang penulis temukan di TK Islam al Muttaqin dimana salah satu lirik lagu tersebut berbunyi, “tanganmu yang mungil jagalah, jangan sampai mengucap yang salah, karena di awasi oleh Allah Ta’ala, tanganmu yang mungil jagalah”. Bila ditelaah dari lirik tersebut, anak di stimulus untuk


(57)

tidak sembarang memukul, mencubit, dan sebagainya kepada teman mereka karena ada Allah yang mengawasi setiap hal yang mereka kerjakan. Tanpa disadari anak, guru telah menanamkan sikap takwa kepada Allah dan akhlak terhadap teman.13

c. Bermain

Menciptakan permainan yang islami dalam belajar juga merupakan salah satu faktor penting lainnya, karena dengan belajar anak secara tidak sadar sudah terstimulus dengan nilai-nilai agama yang berkaitan dengan akhlak. Contohnya adalah bermain peran.

TK Islam al Muttaqin memiliki sentra main peran yang didalamnya dilengkapi berbagai perlengkapan rumah tangga (mainan), baju-baju adat dan profesi, serta alat bantu lain seperti boneka, sofa mini, tempat tidur mini dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Suhaya Rahman selaku guru kelas, bermain peran merupakan salah satu media yang memudahkan dalam menyampaikan pesan agama kepada anak, karena ketika bermain peran anak dapat merasakan secara langsung pesan yang dimaksud dalam bentuk verbal dan non verbal.14

Setelah penulis amati, komunikasi yang dilakukan oleh guru sebagai komunikator dalam kegiatan belajar mengajar di TK Islam al Muttaqin dalam menyampaikan materi-materi tentang akhlak yang baik dan materi lainnya merupakan hal utama yang mendukung dalam

13Observasi Penulis, dilakukan pada Jum’at 22 Maret 2013. 14


(58)

47

proses penanaman akhlak yang berujung pada pembentukan akhlak anak.

Anak agak sulit menerima pesan agama dalam bentuk verbal tanpa didukung oleh komunikasi non verbal, maka dari itu, praktek secara langsung menjadi hal yang mendukung dalam menyampaikan pesan kepada anak agar maknanya langsung tersampaikan dan anak juga bisa menerapkan pada kehidupannya sehari-hari.

5. Efek Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Salah satu tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy ialah mengubah sikap dan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.15 Maka dengan demikian, komunikasi pasti memiliki efek atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan. Seperti yang dikutip dari Ibu Suhaya Rahman, bahwa peran dari penggunaan komunikasi verbal dan non verbal dapat diketahui dari efek atau hasil yang terlihat pada perilaku anak.16

Efek dari komunikasi dapat berupa emosi, pemahaman dan juga bukti fisik. Menurut Jalaluddin Rakhmat komunikasi mempunyai beberapa pengaruh atau efek yang dapat menyangkut pengetahuan (kognitif), mengubah sikap (afektif), dan menggerakkan perilaku kita (behavioral).17

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, diperoleh sejumlah data yang merujuk kepada efek komunikasi yang dimaksud.

15

Onong U. Effendy, Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 55.

16

Wawancara Pribadi dengan Ibu Suhaya Rahman, pada 15 Mei 2013. 17

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Moderen,Sebuah Kerangka Teori dan Praktek Berpidato, (Bandung: Akasemika, 1982), h. 269.


(59)

Biasanya, pada saat jam istirahat makan ada saja anak yang suka makan atau minum sambil berdiri, maka guru dengan segera mengajak anak-anak lain untuk membacakan hadits makan dan minum. “yuk teman-teman kita bacakan hadits makan dan minum untuk Zira”.18

Anak-anak di TK Islam al Muttaqin sudah terbiasa mendapatkan stimulus dari guru untuk membacakan hadist makan dan minum saat ada temannya yang makan dan minum sambil berdiri, maka dengan sendirinya anak-anak yang lain membacakan hadist makan dan minum untuk temannya itu.“Laa yasyrobuna ahadukum Qooiman”.19

Hal tersebut mungkin terlihat sederhana, namun bila ditelaah lebih jauh dari sisi kognitif pada contoh tersebut maka didapati bahwa dengan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, anak mampu menghafal hadits makan dan minum, ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak sudah bertambah seiring dengan penguasaannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Sisi afektif anak pada contoh tersebut terlihat dari kesadaran mereka dalam menegur temannya. Yakni ketika mereka melihat ada temannya yang makan dan minum sambil berdiri, berlari dan sebagainya, mereka menegurnya dengan membacakan hadits makan dan minum. kemudian si anak yang sedang makan dan minum sambil berdiripun dengan kesadarannya duduk kembali. Ini menjelaskan bahwa dari sisi sikap, anak sudah mampu menentukan sikapnya dalam menghadapi sesuatu atau dalam situasi tertentu.

18

Observasi Penulis, dilakukan pada Selasa, 18 Maret 2013. 19


(60)

49

Sementara dari sisi behavioral pada contoh tersebut dapat dilihat dari bagaimana mereka membacakan hadits pada temannya. Perilaku lain juga nampak pada anak yang secara tidak sengaja makan dan minum sambil berdiri. Karena pada saat teman yang lain membacakan hadits, ia pun dengan kesadarannya duduk kembali. Ini menunjukkan bahwa dari sisi behavioral, kebiasaan mereka dalam berperilaku mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya pemahaman dan adanya pembiasaan di sekolah.

Pembiasaan dengan intensitas penggunaan secara berulang-ulang dan terus menerus pada akhirnya dapat memberikan dampak positif kepada anak. Seperti yang dikemukakan oleh Imam al Ghazali, bahwa “akhlak mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar”.20 Begitu pula menurut Ibnu Maskawih, “akhlak dapat diubah dengan kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang baik”.21.

Dengan demikian, maka penggunaan komunikasi verbal dan non verbal memegang peranan yang penting dalam menanamkan kebiasaan/akhlak yang baik pada diri anak. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan guru yang mampu memilih bahasa verbal dan non verbal yang baik dan tepat serta konsistensi dalam mengaplikasikan setiap materi dalam kegiatan belajar di sekolah secara bertahap mampu memaksimalkan efek dari komunikasi itu sendiri, yakni dalam sisi kognitif, afektif, maupun behavioral.

20

Fadillah Suralaga,dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. ke 1, h. 73.

21


(61)

B.

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan

Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Secara garis besar, komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi akan berhasil apabila terdapat pengertian yang sama antara komunikator dengan komunikan. Jika komunikasi itu dimaksudkan untuk mengubah sikap, kebiasaan, atau perilaku komunikan, komunikasi akan dikatakan berhasil jika perilaku dan sikap sesuai dengan pesan yang disampaikan. Dalam penanaman nilai akhlak yang terjadi di TK Islam al Muttaqin, terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan komunikasi verbal dan non verbal.

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan, diperoleh beberapa faktor yang mendukung proses komunikasi verbal dan non verbal berdampak positif bagi anak, yakni:

a. Tenaga Pengajar

Tenaga penagajar di TK Islam al Muttaqin merupakan tenaga pengajar yang berkualitas tidak hanya dari segi pendidikan dan pengajaran, tapi juga dari pengabdian mereka dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Seperti yang dipaparkan oleh Onong Uchjana Effendy, bahwa salah satu faktor keberhasilan komunikasi ialah dari faktor komunikator yang memiliki source credibility and source attractiveness.22

22


(1)

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH TK ISLAM AL MUTTAQIN

Nama : Isnaini S.Sardjono, Spd.AUD Hari/Tanggal : Rabu, 15 Mei 2013

Tempat : TK Islam Al Muttaqin Pukul : 11.30 wib

1. Kapan berdirinya TK Islam Al Muttaqin?

 Operasionalnya sih mulai bulan Juli tahun 1984, kemudian diresmikan oleh dinas pendidikan tanggal 28 Oktober 1984

2. Apa latar belakang berdirinya?

 Karena pada saat itu belum adanya TK Islam, jadi yayasan berkeinginan untuk menanamkan pendidikan islam sejak dini, supaya generasi mendatang agamanya lebih baik

3. Siapa pendirinya?

 Ada beberapa sih tokoh-tokoh dulu, tapi yang mencetuskan ide untuk mendirikan TK Islam adalah Bapak H.Jauhari

4. Berapa jumlah keseluruhan siswa tahun ajaran 2013?  Jumlah keseluruhan ada 64 siswa

5. Berapa jumlah di tiap-tiap kelas?

 Kelompok Bermain (KB) ada 9 anak, Kelompok A1 ada 11 anak, Kelompok A2 juga 11 anak, kelompok B1 ada 18 anak, Kelompok B2 ada 17 anak


(2)

 kita sekarang sudah menggunakan sentra ya tapi sistimnya masih rolling, bergantian.

7. Apa saja kegiatan keagamaan di TK ini?

 Tiap 2 minggu sekali kita ke masjid untuk pendalaman agama, terus hari-hari besar seperti 1 muharram atau tahun baru islam kita menyantuni anak yatim, lalu ada baksos setiap bulan puasa, untuk abang-abang becak, dsb. Kalo maulid Nabi atau Isra Mi’raj juga biasanya kita gabung ke masjid, masjid yang buat acara

8. Metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi keagamaan?  Praktek langsung, ya jadi guru mencontohkan dengan praktek

langsung

9. Apa saja materi keagamaannya?

 Doa-doa, Surah-surah pendek, hadits, cerita Nabi-nabi. Terus kita juga sudah terintegrasi yah, dari pagi kita kegiatannya sudah keagamaan semua dari awal sampai akhir. Mau makan baca doa, sesudah makan baca doa. Mau ke kamar mandi baca doa, keluar kamar mandi baca doa. Terus juga kalo guru menerangkan, misalnya hari ini kita belajar mengenai gunung meletus, dikaitkan ini ciptaan siapa,..begitu.

10. Apa saja sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan keagamaan di TK ini?

 Masjid, Buku cerita bergambar, poster, alat-alat peraga yang islami

Terwawancara

Ibu Isnaini S.Sardjono, Spd.AUD Kepala TK Islam Al Muttaqin


(3)

Masjid Al Muttaqin - Tampak depan TK Islam Al Muttaqin, Rempoa

Tampak depan Ruang Kepala sekolah TK Islam Al Muttaqin


(4)

Taman Bermain TK Islam Al Muttaqin, Rempoa

Alat bermain di dalam ruangan

TK Islam Al Muttaqin


(5)

Foto bersama guru-guru TK Islam Al Muttaqin ( Bu Noor, Bu Yaya, - Bu Hikmah, Bu Yuli )

Foto bersama Kepala TK, Ibu Isnaini S. Sardjono (kanan) dan bersama Guru Kelompok B1, Ibu Suhaya Rahman / Ibu Yaya (kiri)


(6)

Suasana Belajar

di dalam kelas

Suasana di dalam kelas(Berdoa sebelum pulang) Sikat gigi bersama (selesai

makan dan berdoa)

Istirahat Makan bersama