93 menghindari risiko kegagalan pembayaran. Apabila hal ini terjadi, maka pihak direksi
dan marketing Bank mengeluarkan kebijakan bahwasannya nasabah hanya membayar sisa pokok dan margin 4 bulan ke depan. Misalnya perjanjian awal akad adalah
selama 36 bulan, tetapi pada bulan ke 24, nasabah telah mampu untuk melunasi sisa angsuran, maka nasabah hanya membayar sisa pokoknya saja dan membayar margin
untuk 4 bulan kemudian, yaitu sampai bulan ke 28.
2. Risiko yang Bersumber dari DeveloperPengembangPenjual
I. Identifikasi Risiko
Identifikasi jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh BPRS Amanah Ummah dari pembiayaan Al-Istishnâ
„ atas sebuah rumah yang dipesan oleh nasabah sebagaimana yang
telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu
risiko adanya
kemungkinan supplierdeveloper membatalkan kontrak, risiko kemungkinan terjadinya barang yang
dibuat dalam hal ini rumah tidak sesuai dengan keinginan nasabah, risiko pihak developer yang memalsukan data progress pembuatan rumah, dan risiko kegagalan
yang terkait dengan waktu pengiriman. Sama halnya dengan proses identifikasi pada risiko yang bersumber dari nasabah, maka diterapkan pula proses identifikasi pihak
developerpengembangpenjual. Untuk pembiayaan Al-Istishnâ
„, yang melibatkan pihak ketiga sebagai developerpengembang penjual rumah yang dipesan oleh nasabah, pihak BPRS juga
sangat memperhatikan karakter dari pihak developer tersebut. Sejauh ini, akad Al- Istishnâ
„ baru dilaksanakan pada 2 perumahan,yaitu perumahan Permata dan Perumahan Cendo Indah yang berlokasi di Leuwiliang-Bogor. Untuk pihak
94 developer, pihak Bank telah mengenal baik karakter dari developer rumah tersebut,
sehingga Bank dapat meminimalisir risiko yang bersumber dari karakter pihak developer.
II. Pengukuran Risiko
Proses pengukuran risiko bagi risiko yang bersumber dari pihak developerpengembang adalah dimulai dari awal pihak BPRS memilih developer
tersebut untuk bekerjasama membangun sebuah rumah pesanan nasabah. pihak BPRS dalam memilih dan menentukan seorang developer pasti sudah mengukur tingkat
risiko yang akan dihadapi oleh BPRS apabila sampai memilih developer tersebut. Oleh karena itu, pihak BPRS memilih developer yang telah dikenal untuk
meminimalkan risiko. Selain itu, proses pengukuran risiko juga dapat dilihat dari dibuatkannya tahapan-tahapan pembayaran angsuran dana pembangunan rumah. Hal
ini diawali dengan adanya pengukuran yang dilakukan oleh pihak BPRS terhadap
risiko moral hazard dari pihak developer. III.
Pemantauan Risiko
Pada tahapan pemantauan risiko, hal yang dilakukan oleh BPRS adalah memantau dan melihat secara langsung progressperkembangan dari pembangunan
rumah yang dilakukan oleh developer tersebut. Proses pengerjaan developer dalam pembangunan rumah yang dipesan oleh bank itu adalah selama 3 bulan. Maka dalam
jangka waktu 3 bulan ini, bank dapat memantau secara langsung dan periodik akan perkembangan pembangunan rumah tersebut. Pemantauan atas pembangunan rumah
dilakukan oleh bagian marketing pihak BPRS.
95 Dari hasil pemantauan risiko, maka hal ini dapat mengurangi risiko
ketidaksesuaian dengan rumah yang dipesan dan pemalsuan data hasil perkembangan rumah. Selain memantau perkembangan pembangunan rumah, pihak BPRS pun
melakukan pemantauan atas risiko ketidaksesuaian bahan bangunan yang telah disepakati pada masa awal akad. Misalnya telah disepakati merk semen X untuk
pembuatan rumah, maka pada proses pemantauan ini pihak Bank melihat dan menanyakan langsung ke lapangan mengenai kebenaran bahan bangunana yang telah
disepakati.
IV. Pengendalian Risiko
Proses pengendalian risiko yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah merupakan tahapan selanjutnya setelah pemantauan risiko. Setelah selesai
melaksanakan tahapan pemantauan risiko, maka secara berkesinambungan dilaksanakanlah tahapan pengendalian risiko ini. Proses pengendalian risiko yang
dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah dalam menghadapi dan meminimalisir berbagai risiko yang bersumber dari pihak developerpengembang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pembayaran untuk dana pembangunan rumah dilakukan secara bertahap. Hal
ini dapat meminimalisir risiko kerugian BPRS secara finansial. Apabila pembayaran dana untuk pembangunan dilakukan secara sekaligus, maka
kemungkinan terjadi kerugian sangatlah besar. Ada kemungkinan developer tersebut melarikan diri membawa uang untuk dana pembangunan. Ilustrasi
Pembayaran angsuran dana pembangunan rumah dilakukan per termin, yaitu:
96
Tabel 4.3 Tabel Termin Angsuran Pembayaran Dana Pembangunan Rumah
Tahap Pencairan Dana Proses Kesiapan Rumah
Uang Muka 40
Tanah kosong Termin I
30 Pondasi, Naik bata,
tiang pancang, kusen 30
Termin II 20
Pasang genteng, Poles Dinding
70
Termin III 10
Lantai, cat finishing, instalasi
100
2. Pihak developer diwajibkan untuk menyerahkan laporan perkembangan
pembangunan rumah tersebut kepada Bank secara berkala. Laporan tersebut berisi foto-foto hasil perkembangan pembangunan rumah, total dana yang telah
dikeluarkan untuk pembangunan, yang selanjutnya pihak BPRS membayarkan kembali angsuran dana pembangunan rumah tersebut. Untuk menghindari
risiko kebohongan dari pihak developer atas informasi dan laporan yang diberikan, maka dalam hal ini faktor pemantauan risiko sangatlah penting.
3. Apabila pihak developer gagal menyerahkan rumah tepat waktu, maka telah
disepakati pada masa awal akad akan adanya sejumlah denda tertentu yang harus dibayarkan oleh pihak developer. Tetapi dalam hal ini pihak Bank tidak
serta merta langsung menagih uang denda keterlambatan kepada pihak developer, melainkan BPRS juga menganalisa dulu lebih jauh mengenai sebab
akan keterlambatan tersebut. Apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh
97 faktor alam yang tidak dapat dielakkan lagi, maka sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak hal ini dapat dimaklumi. Pihak bank dapat mengetahui sebab keterlambatan ini dari adanya proses pemantauan pembangunan rumah. Oleh
karena itu, tahapan pemantauan risiko ini sangatlah penting.
3. Risiko yang Bersumber dari Pihak Internal Bank