33
Tahap 3: Pemantauan Risiko
Dalam rangka
melaksanakan pemantauan
Risiko, Bank
wajib sekurangkurangnya melakukan:
a. Evaluasi terhadap eksposur Risiko;
b. Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha
Bank, produk, transaksi, faktor Risiko, teknologi informasi dan sistem informasi Manajemen Risiko yang bersifat material.
Tahap 4: Monitor dan Pengendalian
Tahap monitor dan pengendalian menjadi penting karena yang pertama adalah manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai
dengan rencana. Ini berarti, monitor dan pengendalian prosedur itu sendiri. Kedua, manajemen juga perlu memastikan bahwa model pengelolaan risiko cukup efektif.
Artinya, model yang diterapkan sesuai dengan dan mencapai tujuan pengelolaan risiko. Ketiga, karena risiko itu sendiri berkembang, monitor dan pengendalian
bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko. Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang
otomatis pada perubahan prioritas risiko.
4. KONSEP PEMBIAYAAN
1. Pengertian Pembiayaan
Istilah pembiayaan yang terdapat pada perbankan syariah pada bank syariah pada dasarnya sama dengan istilah kredit pada bank konvensional, yang berarti
penyaluran dana perbankan. Disebut pembiayaan karena bank Syariah menyediakan
34 dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukan dan layak
memperolehnya.
53
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
54
Perbedaan pokok antara kredit pada perbankan konvensional dengan pembiayaan pada perbankan syariah adalah dilarangnya riba bunga pada
pembiayaan syariah. Kredit atau pembiayaan konvensional dilakukan melalui pemberian pinjaman uang lending kepada nasabah sebagai peminjam dimana
pemberi pinjaman memperoleh imbalan berupa bunga yang harus dibayar oleh peminjam. Untuk menghindari penerimaan dan pembayaran bunga bunga maka
perbankan syariah menempuh cara memberikan pembiyaan financing berdasarkan prinsip jual beli al-
bai„, prinsip sewa-beli ijarah muntahia bi tamlik atau berdasarkan prinsip kemitraan partnership yaitu prinsip penyertaan musyarakah
atau prinsip bagi hasil mudharabah. Istilah pembiayaan menurut Veithzal Riva‟i pada intinya berarti I Believe, I
trust , „saya percaya‟ atau „saya menaruh kepercayaan‟.
55
Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan trust, berarti lembaga pembiayan selaku shahibul maal
menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan.
53
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h.200.
54
Kasmir, Dasar —Dasar Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 102.
55
Veithzal Riva‟i, Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h.3.
35 Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan
dan syarat-syarat yang jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Nisa: 29 dan surat Al-Maidah: 1.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu”. QS. An-Nisa: 29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. yang demikian itu dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya”. QS. Al-Maidah: 1
Sedangkan pengertian pembiayaan menurut Bank Indonesia adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu.
56
Secara luas, pengertian tersebut dapat diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara lembaga keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak memnjam
56
Bank Indonesia, “Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah”, diakses pada tanggal 5 Januari 2011 dari http: www.bi.go.id.
36 untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu, dengan imbalan atau bagi
hasil.
2. Fungsi Pembiayaan