89 Parate eksekusi adalah upaya pengembalianpelunasan pembiayaan dengandari
penjualan jaminan nasabah secara sukarela. c.
Collection Agent Collection Agent merupakan proses penagihan pembiayaan bermasalah melalui
pihak ketiga oranglembaga lain. 2.
Melalui Pengadilan Litigasi Adalah proses pengambilalihan jaminan secara paksa dengan saluran hukum yang
berlaku dengan melibatkan lembaga resmi negara dibidang hukum melalui gugatan ke BasyarnasPengadilan Agama.
Selama praktek akad Al-Istishnâ „ pada BPRS Amanah Ummah dilaksanakan,
belum ada persoalan dan permasalahan yang diajukan ke pengadilan atau Basyarnas. Seluruh persoalan yang berkaitan dengan pembiayaan yang menggunakan akad Al-
Istishnâ „ dilaksanakan melalui jalur musyawarah mufakat.
c. Proses Take over Rumah
Khusus bagi pembiayaan Al-Istishnâ „, terdapat langkah lain bagi
pengendalian risiko yang bersumber dari nasabah, yaitu take overpindah tanganbalik nama atas rumah tersebut. Hal ini telah terjadi di BPRS Amanah Ummah, dimana ada
salah satu nasabah pembiayaan Al-Istishnâ „ yang tidak dapat melanjutkan kembali
pelunasan sisa pembiayaan kepada Bank karena pihak nasabah terlibat konflik rumah tangga yang cukup berat, maka BPRS melakukan tindakan penyelamatan dengan
proses take over, atau dengan kata lain pihak BPRS dan nasabah sepakat untuk menjual rumah tersebut kepada pihak lain. Proses penjualan rumah tersebut diawali
90 dengan promosi kepada pihak lain, yang pada akhirnya pihak ketiga tersebut bersedia
untuk melunasi dan membiayai rumah tersebut.
98
Proses take over ini adalah sah karena pada saat rumah telah selesai dibangun, rumah tersebut telah sah milik
nasabah hanya saja surat tanah dan surat lainnya disimpan di bank yang dijadikan sebagai jaminan.
Apabila proses take over tersebut telah selesai, maka nasabah pertama yang melakukan take over mendapatkan angsuran pokok yang telah dibayarkan kepada
BPRS. Pada kasus yang pernah dialami oleh BPRS, pihak yang membeli rumah telah menempati rumah tersebut dan permasalahan ini telah selesai.
d. Asuransi dan Garansi Rumah
Pada kontrak akad Istishnâ „ , terdapat biaya asuransi yang harus dibayar oleh
nasabah. Biaya Asuransi ini meliputi asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Asuransi jiwa
merupakan asuransi
untuk meng-cover
nasabah apabila
nasabah kecelakaanterjadi klaim, maka pihak nasabahahli waris mendapatkan klaim dari
perusahaan asuransi untuk membayar sisa angsuran kepada pihak BPRS. Sedangkan Asuransi Kerugian adalah asuransi untuk melindungi rumah yang telah jadi dari
peristiwa kebakaran. Nilai Klaim yang dapai diterima adalah sesuai dengan masa waktu terjadinya musibah. Misalnya terjadi musibah kebakaran pada rumah tersebut
pada saat3 bulan pertama, maka pihak asuransi dapat memberikan pertanggungan sebesar 100, sedangkan apabila kebakaran tersebut terjadi setelah 1 tahun, maka
nilai pertanggungannya menjadi 80.
98
Wawancara Pribadi dengan Dwi Mulyadi. Bogor, 4 April 2011.
91 Tindakan pengendalian risiko yang dilakukan oleh BPRS dalam menghadapi
risiko adanya keluhan dari nasabah atas rumah yang telah jadi, maka dalam hal ini pihak BPRS memberikkan suatu garansi atas rumah tersebut selama 6 enam bulan,
terhitung dari waktu selesainya masa pembangunan rumah. Oleh karena itu, apabila dalam rentang waktu enam bulan ini terjadi keluhan dari nasabah mengenai rumah
yang telah jadi, maka pihak Bank akan bertanggung jawab mengatasi keluhan tersebut. Misalnya pada waktu 3 bulan setelah rumah selesai dibangun terjadi keluhan
dari nasabah bahwa atap dari rumah tersebut sudah bocor. Maka nasabah dapat mengajukan protes kepada BPRS, dan selanjutnya pihak BPRS akan langsung
menghubungi pihak developerpembangun rumah tersebut untuk memperbaikinya.
e. Penghapusan Pembiayaan Bermasalah