Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko

29 digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari kegiatan usaha Bank. 44 Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, pada dasarnya memiliki esensi yang sama mengenai pengertian dari manajemen risiko, yaitu sebagai sebuah metode atau sebuah proses yang ditujukan untuk mengelola dari risiko-risiko yang muncul dari kegiatan sebuah perusahaan yang ditujukan untuk memastikan kesinambungan, profitabilitas dan pertumbuhan usaha sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

b. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko

Manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 45 1. Manajemen risiko haruslah memiliki nilai tambah 2. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi 3. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan. 4. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidalpastian. 5. Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur dan tepat waktu. 6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia. 7. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya. 8. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya. 44 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 5 Januari 2011 dari http: www.bi.go.id. 45 Leo J. Susilo, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk Industri Non Perbankan, Jakarta: PPM Manajemen, 2010, h.22. 30 9. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif. 10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap perubahan. 11. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi secara berlanjut.

c. Tujuan Manajemen Risiko

Diterapkannya proses suatu manajemen risiko di dalam ruang lingkup manajemen perusahaan tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan manajemen risiko menurut Soeisno Djojosoedarso adalah sebagai berikut: 46 a Tujuan sebelum terjadinya peril 47 Tujuan yang ingin dicapai menyangkut hal-hal sebelum terjadinya peril antara lain: 1. Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya upaya penanggulangan kemampuan kerugian dengan cara yang paling ekonomis melalui teeknik analisis keuangan. 2. Hal-hal yang bersifat non ekonomis, misalnya upaya untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan, sehingga dengan adanya penanggullangan maka kondisi tersebut dapat diatasi. b Tujuan sesudah terjadinya peril 46 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta: Salemba Empat, 1999, h.12. 47 Peril adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian. 31 Tujuan yang ingin dicapai menyangkut hal-hal sesudah terjadinya peril dapat berupa: 1. Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya perusahaan harus dapat mengupayakan pencarian strategi bagaimana agar kegiatan perusahaan dapat berjalan setelah perusahaan tetap berjalan setelah perusahaan terkena peril. 2. Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya. 3. Mencari upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut sesudah perusahaan terkena peril. 4. Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial terhadap perusahaan.

d. Proses Manajemen Risiko