Tata Cara dan Prosedur Perceraian

dengan Pasal 254 HIR dan Pasal 142 sampai dengan Pasal 314 RBg; 2. Hukum acara yang secara khusus diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal 54 sampai Pasal 91. Hal ini berarti Pasal 54-91 ini merupakan hukum acara perdata yang berlaku di Peradilan Agama untuk melengkapi apa yang terdapat dalam HIR dan RBg.

D. Tata Cara dan Prosedur Perceraian

Pada dasarnya talak adalah ungkapan yang merupakan hak suami untuk menceraikan isterinya. Dahulu laki-laki muslim di Indonesia, dapat saja menceraikan isterinya tanpa melalui proses beracara. Untuk menertibkan dan mengaturnya agar hal ini tidak menjadi masalah dikemudian hari maka terbitlah UU RI No.1 Tahun 1974 dan PP No. 9 Tahun 1975, sejalan dengan azasnya yaitu mempersulit perceraian. Sejak berlakunya UU Perkawinan dan Peraturan Pelaksana tersebut, penggunaan kebolehan lembaga talak diatur dan dibatasi dengan berbagai syarat yang disesuaikan dengan ketentuan hukum Islam. Tata cara penggunaan talak mesti melalui campur tangan pengadilan yang diberi kewenangan untuk menilai dan mempertimbangkan apakah dasar alasan suami untuk mentalak isterinya serta apakah alasan tersebut dibenarkan menurut hukum 31 Rechtsreglement voor de Buitengewesten, reglemen daerah seberang untuk luar Jawa Madura dan nilai moral Islam. 32 Sebagaimana fungsi hakim yang dijelaskan dalam Undang-undang yaitu untuk menemukan hukum. Sejalan dengan azas dan prinsip UU Perkawinan tersebut, dalam proses pemeriksaan perkara perceraian, Majelis Hakim Pengadilan Agama harus berusaha mendamaikan kedua belah pihak Pasal 59 ayat 1 dan Pasal 65 UU RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Setelah upaya tersebut dilakukan dan ternyata perdamaian tidak berhasil diraih, maka Majelis Hakim akan memeriksa pokok- pokok perkara yang sebelumnya sidang dinyatakan tertutup untuk umum. 33 Sebagaimana persidangan anak dan asusila yang merupakan pengecualian dari asas sidah bersifat terbuka. Walaupun demikian persidangan perceraian tetap bisa dilihat oleh orang lain ketika para pihak mengizinkan. Dari proses pemeriksaan tersebut dimulai dari pembacaan surat permohonan cerai talak dan seterusnya sampai pada tahap konklusi dari para pihak, Majelis Hakim memperoleh dasar untuk mempertimbangkan dan menilai suatu petitum atau tuntutan yang oleh penggugat atau pemohon diminta atau diharapkan agar diputuskan oleh Hakim. 34 Yang pada akhirnya Hakim mengabulkan atau menolak permohonan tersebut. Untuk lebih jelas lagi penulis akan memaparkan tata cara dan prosedur cerai talak. 1. Perceraian hanya dapat dilakukan di muka sidang 32 M Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama UU No. 7 Tahun 1989, Jakarta: Pustaka Kartini, 1997, cet III h.230. 33 DIBINBAPERA, Mimbar Hukum No.39 Tahun VIII, Jakarta: Alhikmah, 1997, h.91. 34 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdatta, edisi VI Yogyakarta: Liberty, 2002, h.51. a. Perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak Pasal 39 ayat 1 UU Perkawinan. b. Permohonan cerai talak, meskipun menggunakan istilah permohonan tetapi harus diproses sebagai perkara kontentius, karena didalamnya mengandung unsur sengketa serta untuk melindungi hak-hak isteri dalam upaya hukum. 2. Surat permohonan cerai talak a. Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan isterinya, mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama untuk mengadakan sidang, guna penyaksian ikrar talak Pasal 85 ayat 1 UU RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. b. Permohonan tersebut di atas memuat: 1 Nama, umur, dan tempat kediaman pemohon dan termohon. 2 Alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak Pasal 86 ayat 1 UU RI No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. c. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami isteri tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami isteri Pasal 39 ayat 2 UU Perkawinan jo. Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 KHI. d. Petitum, sesuai yang dikehendaki oleh Pasal 66 ayat 1 UU RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 3. Kompetensi Relatif Pengadilan Agama Mengenai tempat pengajuan permohonan cerai talak dan permohonan lain yang berkaitan dengan cerai talak dijelaskan dalam pasal 66 UU RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Faktor utama pembentukan kompetensi relative Pengadilan Agama dalam perkara cerai talak, didasarkan pada “tempat kediaman termohon”, kemudian faktor ini disertai dengan beberapa ketentuan tambahan yang dapat dirinci sebagai berikut: a. Aturan pokok: gugatan permohonan cerai talak dapat diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi “tempat kediaman termohon”. Dalam bahasa kompilasi, tempat kediaman termohon yaitu tempat tinggal isteri. b. Aturan tambahan: pengajuan gugat dapat menyimpang dari aturan pokok disebabkan keadaan tertentu Pasal 66 ayat 2 dan 3 UU PA. Dalam ayat 3 tersebut dinyatakan bahwa permohonan diajukan pada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi kediaman pemohon dalam hal termohon berdomisili di luar negeri. Permohonan diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka berlangsung atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat. 2. Pemanggilan para pihak Pemanggilan pihak-pihak dalam perkara cerai talak dilakukan menurut ketentuan Pasal 26, 27, 28, dan 29 PP No. 9 Tahun 1975. Tata cara pemanggilan yang diatur dalam ketentuan dimaksud yang harus dipedomani juru sita melaksanakan panggilan agar panggilan benar-benar dapat disebut panggilan secara patut dan resmi. 35 3. Pemeriksaan a. Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya 30 hari setelah berkas permohonan cerai talak didaftarkan di kepaniteraan Pasal 68 ayat 1 UU PA. b. Pemeriksaan dilakukan dalam sidang tertutup, demikian pula pemeriksaan saksi-saksi Pasal 33 PP No. 9 Tahun 1975 dan penjelasannya. c. Pada sidang pemeriksaan perceraian, suami dan isteri dating sendiri atau mewakilkan kepada kuasanya Pasal 30 PP No. 9 Tahun 1975. 4. Upaya perdamaian Upaya perdamaian dalam perkara perceraian harus dilakukan sungguh- sungguh terlebih jika suami isteri tersebut mempunyai anak. a. Putusan Setelah sidang pemeriksaan perkara permohonan cerai talak selesai dan usaha mendamaikan telah diupayakan, maka Majelis Hakim membuat penetapan terhadap permohonan cerai talak tersebut, sekaligus menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak. Adapun proses untuk melakukan ikrar talak adalah sebagai berikut: 35 M Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama UU No. 7 Tahun 1989, h.243. Suami mengajukan surat permohonan kepada Pengadilan Agama yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya disertai dengan alasan, serta meminta kepada Pengadilan Agama agar diadakan sidang untuk itu. Surat itu ditujukan kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal isteri. Pengadilan Agama mempelajari isi surat yang dimaksud Pasal 14 PP No. 9 Tahun 1975, dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari memanggil pengirim surat dan juga isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kehendaknya itu. Pengadilan Agama setelah mendapat penjelasan tentang maksud talak itu berusaha mendamaikan kedua belah pihak dan meminta bantuan kepada Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian BP4 setempat agar kepada suami isteri dinasehati untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga. Setelah memperhatikan hasil usaha BP4 bahwa kedua belah pihak tidak mungkin lagi didamaikan dan berpendapat bahwa adanya alasan untuk talak, maka Pengadilan Agama mengadakan sidang untuk menyaksikan ikrar talak, yaitu suami mengikrarkantalaknya didepan sidang Pengadian Agama dengan hadirnya isteri atau kuasa hukum isteri dan menandatangani surat ikrar tersebut Pasal 70 UU RI No. 7 Tahun 1989. Setelah dilakukan sidang ikrar talak, Ketua Pengadilan Agama membuat surat keterangan tentang terjadinya talak SKT3 rangkap 4 empat, helai pertama beserta ikrar talaknya dikirimkan kepada pengawai pencatat nikah di daerah tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan. Helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan kepada suami dan isteri. Sedangkan helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama. Setelah mendapat surat keterangan tentang terjadinya talak SKT3, maka suami isteri datang kepada pegawai pencatat nikah untuk mendapatkan kutipan buku pendaftaran talak. Apabila talak itu terjadi, maka Kutipan Akta Nikah KAN masing- masing suami isteri ditahan oleh Pengadilan Agama ditempat talak itu terjadi dan dibuat catatan dalam ruang yang tersedia dalam kutipan akta nikah tersebut bahwa yang bersangkutan telah menjatuhkan talaknya. Catatan yang dimaksud berisi tempat terjadinya talak, tanggal diikrarkannya talak, nomor dan tanggal surat keterangan tentang terjadinya talak, serta tanda tangan panitera.

E. Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan