Pihal-Pihak yang Terlibat dalam Penyelesaian Konflik

Masyarakat Karo memiliki kepercayaan, apabila kalimbubu tersakiti hati nya akan menimbulkan mala petaka, misalnya padi tidak tumbuh di tanam, dan sebagainya. Dalam masyarakat karo anak beru harus memahami sura-sura keinginan kalimbubu nya, dan harus mehamat erkalimbubu hormat, segan terhadap Kalimbubu. Oleh karena itu, jika terjadi konflik perebutan tanah warisan, anak beru wajib ikut campur dengan cara mendamaikan kedua pihak yang berkonflik. Anak beru harus bersikap netral agar tidak timbul permasalahan yang baru. Apabila penyebab konflik perebutan tanah warisan ini disebabkan karena perbedaan pandangan mengenai batas-batas lahan, maka anak beru lah yang bertugas untuk mengukur kembali tanah warisan tersebut yang akan disesuaikan dengan pembagian yang telah disepakati. Namun apabila anak beru tidak berhasil mendamaikan pihak yang berkonflik, dan jika pihak yang berkonflik ingin menyelesaikannya melalui cara ajudikasi Lembaga Peradilan, anak beru bertanggung jawab mengurus keperluan- keperluan sampai ke pengadilan.

4.5. Pihal-Pihak yang Terlibat dalam Penyelesaian Konflik

Hubungan manusia dengan tanah memang sudah merupakan hukum alam. Manusia dari lahir, dibesarkan, dewasa, menjadi tua dan akhirnya meninggal kembali ke tanah. Apalagi masyarakat agraris, seperti sebagian besar penduduk Indonesia, memandang tanah sebagai suatu hal yang sangat prima dalam kehidupan mereka. Mayoritas penduduk Indonesia tinggal dan bekerja di pedesaan. Umumnya mereka adalah petani yang snagat erat berhubungan dengan tanah garapan mereka. Universitas Sumatera Utara Nitibaskara 2001 mendeskripsikan bagaimana hubungan manusia dengan tanah. Menurut nya, manusia dalam hubungan dengan tanah merupakan persoalan universal. Unsur yang sangat penting untuk kelangsungan hidup adalah tanah. Disamping itu, karena sifat dan fakta mengenai tanah yang memiliki kedudukan yang amat penting, maka arti lahan sangat bermakna bagi masyarakat. Oleh karena itu, jika terjadi konflik untuk memperebutkan tanah tersebut, maka akan dilakukan penyelesaian dengan berbagai cara, misalnya mediasi, arbitrasi, konsiliasi, bahkan ajudikasi melalui lembaga peradilan. Pada masyarakat Karo penyelesaian konflik perebutan tanah, agak berbeda dengan masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena pada masyarakat Karo adanya keterlibatan kalimbubu, sembuyak, dan anak beru dalam penyelesaian konflik perebutan tanah warisan tersebut. Berikut ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian konflik perebutan tanah warisan yang dialami oleh informan: • Kalimbubu Fungsi kalimbubu dalam penyelesaian konflik ini adalah sebagai hakim tertinggi, dan berperan untuk memberi masukan kepada informan agar melakukan perdamaian. Kalimbubu berusaha mengurangi perselisihan dengan cara menenangkan pihak yang berkonflik, dalam situasi ini juga kalimbubu bersusah payah untuk mempengaruhi kedua belah pihak, dengan menjelaskan begitu pentingnya ikatan persaudaran bila dibandingkan dengan tanah warisan. Memberikan saksi atau menjelaskan sejarah keberadaan tanah yang menjadi sengketa ini juga menjadi tugas kalimbubu, karena kalimbubu lah pihak yang dianggap mengetahui kepemilikan tanah tersebut. Universitas Sumatera Utara Apabila kadar konflik masih rendah, biasanya kalimbubu berhasil menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar pihak yang berkonflik, namun jika konflik perebutan tanah warisan ini sudah mengandung kadar konflik yang besar biasanya berakhir di lembaga peradilan. Pihak kalimbubu tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya untuk mendamaikan sembuyak nya yang berkonflik, karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya. • Anak beru Fungsi anak beru dalam penyelesian konflik perebutan tanah warisan ini adalah berusaha untuk mencari jalan damai bagi pihak yang berkonflik ini, karena dalam adat Karo anak beru bertugas untuk menyelesaiakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kalimbubu nya. Anak beru adalah pihak si latih yang bekerja dalam keluarga kalimbubu. Jika terjadi perselisihan batas tanah antar yang berkonflik, maka anak beru bertugas untuk mengukur, membuat batas-batas yang baru, serta mengambil keputusan untuk penyelesaian konflik tersebut dengan menetapkan kembali bagian masing-masing yang berkonflik, namun bila tingkat konflk sudah tinggi maka penyelesaian konflik tidak tercapai. • Sembuyak Fungsi sembuyak pada penyelesaian konflik perebutan tanah warisan ini adalah memberi dukungan dan masukan kepada pihak yang berkonflik. Pada umumnya, pihak yang berkonflik memiliki sembuyak yang sama, karena kecendrungan konflik perebutan tanah warisan yang terjadi dalam masyarakat adalah antar sembuyak. Dalam setiap pesta peradatan Karo sembuyak memiliki tegun peranan, kedudukan yang sama. Universitas Sumatera Utara

4.6. Interpretasi Data Penelitian