Pengaruh Pemberian Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi Terhadap Kadar

mengakumulasi kadmium lebih besar dalam tubuhnya daripada kadar kadmium di perairan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerang bulu mengandung kadmium paling tinggi yaitu 0,380 ppm dibandingkan kerang hijau 0,247 ppm dan kerang darah 0,249 ppm. Artinya tingkat resiko konsumsi kerang bulu menjadi paling tinggi daripada kerang hijau dan kerang darah. Menurut Hutagalung yang dikutip oleh Buwono 2005, kemampuan biota laut ikan, udang dan moluska dalam mengakumulasi logam di perairan sangat dipengaruhi oleh jenis logam, jenis biota, lama pemaparan dan kondisi lingkungan. Semakin besar ukuran kerang maka semakin tinggi akumulasinya. Begitu pula dengan faktor umur, semakin lama umur kerang maka semakin tinggi akumulasinya. Pada penelitian ini ukuran kerang relatif sama. Namun, laju pertumbuhan kerang bulu dan kerang darah relatif lebih lambat dibandingkan kerang hijau. Kerang bulu mengandung kadmium lebih besar daripada kerang hijau dan kerang darah karena paparan semakin lama sejalan dengan laju pertumbuhannya. Hasil penelitian Alfian 2005 yang mengambil sampel kerang dari daerah Belawan diperoleh bahwa kadar logam kadmium pada kerang bulu juga relatif lebih tinggi daripada kerang lainnya ±0,3570 ppm.

5.2. Pengaruh Pemberian Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi Terhadap Kadar

Kadmium Cd pada Kerang Bivalvia Kadar kadmium pada kerang hijau Mytilus viridis seperti yang tertera pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar kadmium pada kerang hijau sebagai akibat pengaruh pemberian belimbing wuluh Averrhoa bilimbi. Universitas Sumatera Utara Rata-rata kadar kadmium pada pemberian belimbing wuluh dengan konsentrasi 0 kontrol, 5, 15 dan 25 selama 30 menit berturut-turut yaitu 0,219 ppm menurun 11,34, 0,130 ppm menurun 47,37, 0,102 ppm menurun 58,70 dan 0,101 ppm menurun 59,11. Sedangkan pada pemberian belimbing wuluh selama 60 menit berturut-turut yaitu 0,217 ppm menurun 12,14, 0,021 ppm menurun 91,49, 0,013 ppm menurun 94,73 dan 0,010 ppm menurun 95,95. Selain itu, kadar kadmium pada kerang darah Anadara granosa seperti yang tertera pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar kadmium pada kerang darah sebagai akibat pengaruh pemberian belimbing wuluh Averrhoa bilimbi. Kadar rata-rata kadmium pada pemberian belimbing wuluh dengan konsentrasi 0 kontrol, 5, 15 dan 25 selama 30 menit berturut-turut yaitu 0,226 ppm menurun 9,24, 0,147 ppm menurun 40,96, 0,135 ppm menurun 45,78 dan 0,122 ppm menurun 51,00. Sedangkan pada pemberian belimbing wuluh selama 60 menit berturut-turut yaitu 0,212 ppm menurun 14,86, 0,028 ppm menurun 88,76, 0,023 ppm menurun 90,76 dan 0,020 ppm menurun 91,97. Kadar kadmium pada kerang bulu Anadara antiquata seperti yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat juga perbedaan rata-rata kadar kadmium pada kerang bulu sebagai akibat pengaruh pemberian belimbing wuluh Averrhoa bilimbi. Kadar rata-rata kadmium pada pemberian belimbing wuluh dengan konsentrasi 0 kontrol, 5, 15 dan 25 selama 30 menit berturut-turut yaitu 0,343 ppm menurun 9,74, 0,222 ppm menurun 41,58, 0,188 ppm menurun 50,53 dan 0,173 ppm menurun 54,47. Sedangkan pada pemberian belimbing Universitas Sumatera Utara wuluh selama 60 menit berturut-turut yaitu 0,339 ppm menurun 10,78, 0,120 ppm menurun 68,42, 0,108 ppm menurun 71,58 dan 0,084 ppm menurun 77,89. Kadar kadmium pada seluruh penelitian menunjukkan bahwa pemberian belimbing wuluh dengan konsentrasi berbeda dapat menurunkan kadar kadmium pada kerang Bivalvia dengan tingkat yang berbeda pula. Hal ini terjadi karena ion-ion logam kadmium dapat terlepas dari ikatan kompleksnya akibat proses hidrolisis maupun degredasi Tranggono, 1990. Pada perlakuan kontrol yaitu konsentrasi 0, adanya gugus fungsional –OH pada akuades menyebabkan akuades dapat mengkelat logam kadmium. Sedangkan pada perlakuan dengan konsentrasi 5, 15 dan 25, penurunan kadar kadmium terjadi karena pada belimbing wuluh terkandung bahan sekuestran yaitu asam sitrat. Asam sitrat memiliki rumus kimia CH 2 COOH −COHCOOH−CH 2 COOH C6H8O7. Gugus fungsional –OH dan COOH pada asam sitrat menyebabkan ion sitrat dapat bereaksi dengan ion logam membentuk garam sitrat. Menurut Rusli 2010, ion sitrat akan mengikat logam melalui proses pengkhelatan sehingga dapat menghilangkan ion logam yang terakumulasi pada kerang sebagai kompleks sitrat. Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah konsentrasi Anonimus, 2000. Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi belimbing wuluh yang digunakan maka semakin banyak logam-logam kadmium yang bereaksi dengan asam sitrat. Hasil yang diperoleh adalah semakin besar penurunan kadar logam kadmium pada kerang. Penelitian ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi belimbing wuluh yang digunakan maka penurunan kadar kadmium juga akan semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara Menurut Darmono 1995, ion logam yang masuk ke tubuh berikatan dengan protein. Interaksi antara protein dan ion logam dapat berupa ikatan metaloenzim dan metalopotein. Pada ikatan metaloenzim protein berikatan kuat dengan ion logam sehingga dianggap sebagai ikatan yang sangat stabil dan lama. Sedangkan pada ikatan metaloprotein ion logamnya mudah saling bertukar dengan protein lain. Ikatan antar kadmium dan protein dapat digolongkan menjadi ikatan metaloenzim sehingga dibutuhkan waktu perlakuan yang lama untuk melepaskan ion logam kadmium dari protein pada tubuh kerang. Menurut Buwono 2005, waktu perendaman dengan larutan asam berpengaruh nyata terhadap penurunan logam pada kerang hijau. Hal ini berarti semakin lama waktu perendamanan dengan larutan asam maka penurunan kandungan logam akan semakin tinggi. Hasil penelitian Armanda 2009, mengenai pemanfaatan buah jeruk nipis yang mengandung asam sitrat untuk menurukan kadar kadmium pada udang windu, telah menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar kadmium yang lebih besar pada perendaman selama 60 menit dibandingkan perendaman selama 30 menit. Setelah perendaman selama 60 menit terjadi penurunan sebesar 69,17. Sedangkan setelah perendaman selama 30 menit sebesar 56,09. Belimbing wuluh memiliki pengaruh yang besar dalam menurunkan kadar kadmium pada kerang meskipun belum mencapai 100 penurunan. Hal ini disebabkan karena peneliti menggunakan maksimal 25 belimbing wuluh 3-4 buah yang kemudian dilarutkan dalam 100 ml akuades, sesuai dengan jumlah yang digunakan oleh masyarakat. Walaupun demikian, telah terbukti belimbing wuluh Universitas Sumatera Utara dapat menurunkan kadar kadmium pada kerang sampai batas yang ditetapkan SNI yaitu jauh lebih kecil dari 0,2 ppm. Selanjutnya untuk melihat apakah rata-rata penurunan kadar kadmium berbeda secara bermakna nyata dilakukan uji Anova Dua Arah. Dari hasil uji statistik pada tabel 4.5 uji Anova pada kerang hijau, tabel 4.7 uji Anova pada kerang darah dan tabel 4.8 uji Anova pada kerang bulu ternyata F hitung untuk seluruh perlakuan pada setiap jenis kerang lebih besar dari F tabel sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata penurunan kadar kadmium yang bermakna pada masing- masing konsentrasi dan waktu perlakuan belimbing wuluh. Untuk melihat pasangan rata-rata yang berbeda nyata dan menentukan konsentrasi yang paling berpengaruh optimal maka dilakukan uji perbandingan diantara pasangan rata-rata konsentrasi dengan menggunakan uji Duncan. Perlakuan terbaik atau konsentrasi yang optimal adalah perlakuan yang pengaruhnya minimal berbeda nyata dengan pengaruh perlakuan yang bertaraf lebih rendah tetapi tidak nyata dengan pengaruh perlakuan yang lebih tinggi Hanafiah, 2008. Uji Duncan pada kerang hijau Mytilus viridis untuk konsentrasi 15 berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 25 konsentrasi dengan pengaruh lebih tinggi dan berbeda nyata dengan konsentrasi 0 dan 5 Konsentrasi dengan pengaruh lebih rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang paling berpengaruh atau paling optimal untuk menurunkan kadar kadmium pada kerang hijau adalah 15. Universitas Sumatera Utara Uji Duncan pada kerang darah Anadara granosa untuk konsentrasi 5 berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 25 dan 15 konsentrasi dengan pengaruh lebih tinggi dan berbeda nyata dengan konsentrasi 0 Konsentrasi dengan pengaruh lebih rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang paling berpengaruh atau paling optimal untuk menurunkan kadar kadmium pada kerang darah adalah 5. Uji Duncan pada kerang bulu Anadara antiquata untuk konsentrasi 15 berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 25 konsentrasi dengan pengaruh lebih tinggi dan berbeda nyata dengan konsentrasi 0 dan 5 Konsentrasi dengan pengaruh lebih rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang paling berpengaruh atau paling optimal untuk menurunkan kadar kadmium pada kerang bulu adalah 15. Perlakuan waktu, yaitu lamanya pemberian belimbing wuluh menunjukkan bahwa perlakuan selama 60 menit menurunkan kadar kadmium pada kerang lebih besar daripada perlakuan selama 30 menit. Hal ini berarti, waktu pemberian belimbing wuluh yang paling berpengaruh terhadap kadar kadmium pada kerang adalah 60 menit.

5.3. Sumber Pemaparan Kadmium Cd Pada Kerang Bivalvia