BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium Cd pada Kerang Bivalvia yang
Berasal dari Laut Belawan
Pemeriksaan kadar logam kadmium dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom SSA . Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar logam
kadmium Cd pada sampel kerang Bivalvia yang berasal dari TPI Belawan ternyata kerang tersebut telah tercemar kadmium. Konsentrasi logam kadmium dalam sampel
ditentukan berdasarkan kalibrasi larutan standar masing-masing. Kadar kadmium pada masing-masing kerang Bivalvia yaitu pada kerang hijau
sebesar 0,247 ppm, pada kerang darah sebesar 0,249 ppm dan pada kerang bulu sebesar 0,380 ppm. Berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia No. 01-
3548-1994 tentang batas maksimum cemaran logam pada makanan yang diperbolehkan untuk logam kadmium adalah sebesar 0,2 mgkg ppm maka kadar
kadmium pada ketiga jenis kerang tersebut telah melebihi batas maksimum yang diperbolehkan sehingga tidak aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Adanya kandungan kadmium pada kerang disebabkan karena habitat kerang yaitu laut belawan telah tercemar limbah industri. Pada penelitian Putra 2008, rata-
rata logam berat pada lokasi pengamatan yang dekat dengan kawasan industri diperoleh kadmium Cd berkisar antara 0,02 - 0,04 mgL yang telah melampaui baku
mutu air golongan B berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang Baku Mutu Air yaitu sebesar 0,01 ppm. Hal ini menyebabkan kerang yang hidup
menetap dan lambat untuk menghindarkan diri dari polusi tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
mengakumulasi kadmium lebih besar dalam tubuhnya daripada kadar kadmium di perairan.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerang bulu mengandung kadmium paling tinggi yaitu 0,380 ppm dibandingkan kerang hijau 0,247 ppm dan
kerang darah 0,249 ppm. Artinya tingkat resiko konsumsi kerang bulu menjadi paling tinggi daripada kerang hijau dan kerang darah.
Menurut Hutagalung yang dikutip oleh Buwono 2005, kemampuan biota laut ikan, udang dan moluska dalam mengakumulasi logam di perairan sangat
dipengaruhi oleh jenis logam, jenis biota, lama pemaparan dan kondisi lingkungan. Semakin besar ukuran kerang maka semakin tinggi akumulasinya. Begitu pula
dengan faktor umur, semakin lama umur kerang maka semakin tinggi akumulasinya. Pada penelitian ini ukuran kerang relatif sama. Namun, laju pertumbuhan
kerang bulu dan kerang darah relatif lebih lambat dibandingkan kerang hijau. Kerang bulu mengandung kadmium lebih besar daripada kerang hijau dan kerang darah
karena paparan semakin lama sejalan dengan laju pertumbuhannya. Hasil penelitian Alfian 2005 yang mengambil sampel kerang dari daerah Belawan diperoleh bahwa
kadar logam kadmium pada kerang bulu juga relatif lebih tinggi daripada kerang lainnya ±0,3570 ppm.
5.2. Pengaruh Pemberian Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi Terhadap Kadar