Keterbatasan Penelitian Keluhan Gangguan Kulit

68

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian yaitu : 1. Hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan setiap variabel khususnya pada variabel personal higiene kebersihan kulit, dan kebersihan tangan dan kuku. 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan disain studi cross sectional. Dalam desain ini hanya menjelaskan hubungan keterkaitan, tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat. Meskipun demikian, desain ini dipilih karena paling sesuai dengan tujuan penelitian dan efektif dari segi waktu. 3. Kerangka konsep yang digunakan pada penelitian ini hanya menghubungkan variabel-variabel yang diperkirakan memiliki hubungan dengan variabel dependen sehingga masih terdapat kemungkinan variabel-variabel lain yang belum masuk dalam kerangka konsep. 69

B. Keluhan Gangguan Kulit

Keluhan gangguan kulit disini diartikan keluhan yang dirasakan berupa rasa gatal-gatal saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari, muncul bintik- bintik merah bentol-bentol bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit, serta timbul ruam-ruam pada permukaan tubuh Graham, 2005. Keluhan gangguan kulit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan definisi keluhan gangguan kulit. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang mengalami keluhan gangguan kulit sebanyak 40 orang 60.6 dan yang tidak mengalami keluhan gangguan kulit sebanyak 26 orang 39.4 . Hal ini sejalan dengan penelitian Silalahi 2010 diketahui bahwa sebagian besar 32 orang petugas sampah 61,2 mengalami keluhan gangguan kulit dan 20 orang petugas sampah 38.5 tidak mengalami keluhan gangguan kulit. Selain itu juga hasil penelitian Sajida, dkk 2012 ditemukan keluhan penyakit kulit di Kelurahan Denai Kota Medan paling besar masuk dalam kategori mengalami keluhan, yaitu sebanyak 61 orang 69 mengalami keluhan penyakit kulit, dan 27 orang 31 tidak mengalami keluhan penyakit kulit. Jumlah pemulung yang mengalami keluhan gangguan kulit pada penelitian ini dapat dikatakan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pemulung yang tidak mengalami keluhan gangguan kulit. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak pemulung yang kurang memperhatikan kebersihan diri dan betapa 70 pentingnya kesehatan kulit mereka. Padahal kulit merupakan organ tubuh yang terletak pada bagian paling luar dan kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Maksud dari kebersihan diri dari keterangan di atas yaitu, umumnya pemulung yang menggunakan handuk secara bersamaan, penggunaan sabun mandi secara bersamaan, dan perilaku cuci tangan yang jarang menggunakan sabun dan tidak mencuci tangan dengan air yang mengalir. Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik tersebut tentunya dapat mengakibatkan keluhan gangguan kulit. Keluhan gangguan kulit yang umumnya dirasakan oleh pemulung yaitu, gatal- gatal, kemerahan, dan adanya bentol yang berisi cairan bening. Dalam islam sendiri, setiap muslim selalu dituntut untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada dirinya seperti hadits berikut : “Islam itu agama yang bersih, maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih, sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih .” H.R. Tobroni. Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan 2009 dalam Listautin 2012, pengaruh negatif sampah salah satunya adalah penyakit jamur penyakit kulit yang disebabkan tempat pengumpulan dan pembuangan sampah yang kurang baik.Penyakit yang biasanya ditemukan pada pekerja yang berkontak dengan sampah salah satunya adalah gangguan kulit. Gangguan kulit disini disebabkan karena kontak dengan sampah ataupun dengan air yang tercemar disekitar lokasi 71 kerja TPSTPA. Ini sangat berkaitan dengan kondisi air yang digunakan, kebersihan diri, dan lingkungan kerja serta rumah. Kesehatan kulit sangat penting namun pemulung mengabaikannya, hal tersebut berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh pemulung, yang umumnya karena berbagai alasan seperti ekonomi, kurangnya pengetahuan betapa pentingnya menjaga kesehatan kulit, dan menganggap keluhan gangguan kulit yang mereka rasakan adalah hal yang biasa.

C. Hubungan antara Karakteristik Individu dengan Keluhan Gangguan Kulit 1.

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan dan Pemeriksaan Kualitas Air Sumur Pada Pondok Pesantren di Kota Dumai Tahun 2011

23 85 126

Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

8 61 115

Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang, Bekasi 2013

2 18 91

Pemenuhan Hak Anak Pemulung Melalui Program Pendidikan Dan Kesehatan Di Yayasan Tunas Mulia Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

4 47 114

Pola asuh makan, Perkembangan Bahasa dan Kognitif pada Anak Balita Stunted dan Normal di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

1 8 150

Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Umur Penyapihan Praktek Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Status Gizi Balita di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

0 4 150

Kebiasaan Makan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan Status Anemia pada Remaja Putri Keluarga Pemulung di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

0 2 87

Pengembangan Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah (Kasus Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi)

0 4 125

POLA ASUH MAKAN, PERKEMBANGAN BAHASA, DAN KOGNITIF ANAK BALITA STUNTED DAN NORMAL DI KELURAHAN SUMUR BATU, BANTAR GEBANG BEKASI

0 0 8

REHABILITASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL DI TPA SUMUR BATU, KELURAHAN SUMUR BATU, KECAMATAN BANTAR GEBANG, KOTA BEKASI, JAWA BARAT - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

1 1 8