Penyebab Penyakit Kulit Hubungan antara personal higiene dan karakteristik individu dengan keluhan gangguan kulit pada pemulung (Laskar Mandiri) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun 2013

17 tangan, kaki atau mandi secara teratur dua kali sehari Sitorus, 2008. b. Kulit kemerahan Kulit merupakan perlindungan tahap awal bagi tubuh dari segala bakteri, efeknegatif sinar ultraviolet, dan lain-lain. Sehingga kulit juga memiliki sifat yangsensitif. Kemerahan pada kulit terjadi karena beberapa faktor yaitu alergi terhadapudara, debu, plastik maupun obat- obatan dan akibat matahari. Sinar mataharimerupakan sumber radiasi ultraviolet yang bisa merusak sel-sel tubuh. Pemaparanberlebihan dalam waktu singkat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, terasa panasdan luka bakar karena matahari Sitorus, 2008 dalam Listautin, 2012.

2. Penyebab Penyakit Kulit

Menurut Fregert 1988, jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain : a. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan kulit langsung merusak kulit dengan jalan : 1 Mengubah pHnya 2 Bereaksi dengan protein-proteinnya denaturasi 3 Mengekstrasi lemak dari lapisan luarnya 4 Merendahkan daya tahan kulit. 18

b. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 kategori yaitu :

1 Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam- garam logam. 2 Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia karet, obat-obatan, antibiotik,kosmetik, tanam-tanaman, dll. 3 Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak mineral, dll 4 Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amni benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akrrridin, dll.

c. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk-

produknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu terjadinya penyakit kulit.

C. Anatomi Kulit

Kulit dianggap sebagai sebuah organ tubuh dengan luas permukaan sekitar 2 m. Bila dibandingkan dengan organ tubuh lainnya, proporsi kulit cukup besar yaitu sekitar 3 dari berat total tubuh, dengan demikian lebih besar dari hati dan otak. Fungsi utama dari kulit adalah sebagai pembatas yang melindungi organ internal tubuh dari gangguan berbagai faktor lingkungan di luar tubuh dan infeksi bakteri. Selain itu juga berfungsi dalam mengatur suhu tubuh, berperan 19 dalam fungsi kekebalan tubuh serta sebagai alat peraba yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan lingkungan Alatas, 1998. Kulit adalah organ khusus yang terdiri dari komponen hidup dan tidak hidup. Kulit tersusun dari jaringan-jaringan yang berbeda seperti pembuluh darah, jaringan ikat, lemak, kelenjar- kelenjar, organ peraba dan saraf. Tiga lapisan jaringan utama penyusun kulit adalah epidermis, dermis dan lemak subkutan Alatas, 1998. Gambar 2.1 Struktur Anatomi Kulit

D. Fungsi Kulit

Kulit merupakan organ yang langsung terkena trauma dan kerusakan akibat kontak dengan alam sekitarnya. Fungsi kulit antara lain : 1. Sebagai pembungkus untuk melindungi alat-alat dalam, mencegah kontak dengan bahan berbahaya dari luar serta menjaga tubuh dari kekeringan yang dilakukan oleh stratum korneum. Sedangkan mekanisme perlindungan dan 20 penyerapan sinar ultraviolet yang berbahaya dari pancaran sinar matahari, dilakukan oleh pigmen melanin yang dibentuk oleh sel melanosit. 2. Alat sekresi yang berperan dalam respon fisiologik maupun patologik, antara lain dilakukan oleh kalenjar keringat dan kalenjar sebasea. 3. Fungsi imunologik yang berperan dalam reaksi kekebalan tubuh.

E. Definisi Pemulung

Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu untuk proses daur ulang. Pekerjaan pemulung sering dianggap memiliki konotasi negatif. Ada dua jenis pemulung : pemulung lepas, yang bekerja sebagai swausaha, dan pemulung yang tergantung pada seorang bandar yang meminjamkan uang ke mereka dan memotong uang pinjaman tersebut saat membeli barang dari pemulung. Pemulung merupakan mata rantai pertama dari industri daur ulang. Bagi sebagian besar orang, pemulung adalah pekerjaan yang hina dan memalukan. Interaksi seorang pemulung dengan tumpukan sampah menjadikan banyak orang jijik dengan pekerjaan ini Junaedi, 2012 Pemulung memiliki kegiatan mengumpulkan barang bekas yang dikumpulkan dari tempat sampah. Kegiatan yang bergerak di sektor informal ini dipengaruhi oleh sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Indonesia, yang pada umumnya terdiri dari sistem pengumpulan, sistem pemindahan, sistem pengangkutan dan sistem pembuangan akhir. Pemulung termasuk pekerja sektor informal yang sampai saat ini belum mendapatkan pelayanan kesehatan 21 sebagaimana mestinya. Di beberapa kota besar jumlah keberadaan pemulung cukup banyak, mereka merupakan kelompok masyarakat dengan risiko tinggi terjangkit penyakit akibat kerja mengingat jenis pekerjaan mereka Junaedi, 2012. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, pekerjaan seorang pemulung memiliki resiko yang sangat tinggi untuk tertularnya penyakit. Lingkungan yang tidak kondusif dan kotor mengakibatkan terjangkitnya berbagai macam penyakit misalkan saja : batuk pilek, gatal-gatal, diare dan lain-lain. Selain itu dipengaruhi juga dengan gizi yang kurang serta akses pelayanan kesehatan yang sangat minim. Melihat kondisi mereka, perlu diketahui bahwa mereka juga merupakan warga Negara seperti yang di amanatkan pada pasal 34 yang patut mendapat perhatian dan perlindungan dari Pemerintah sebagaimana warga masyarakat lainnya. Sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan secara efektif Junaedi, 2012 Pemulung rata-rata memiliki pendidikan yang rendah, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tidak pernah bersekolah. Sehingga pengetahuan dan wawasan mereka tentang kesehatan baik kesehatan diri maupun lingkungan sangatlah terbatas. Hal ini ditunjang dengan kurangnya pengalaman dan kurang pemahaman tentang pentingnya kebersihan pribadi, mengingat mereka bekerja di tempat yang cukup kotor. Lingkungan kotor akibat pengelolaan sampah yang kurang baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan berbagai penyakit bagi 22 masyarakat. Padahal kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai kesehatan masyarakat Junaedi, 2012.

F. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana social support dan gerakan masyarakat empowerment sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI, 2000 dalam Hasibuan, 2005. Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal Dinkes,2006. Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Gangguan Kulit pada

Pemulung 1. Kondisi Lingkungan TPA Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia 23 lainnya serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut Soemirat, 2009. Lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu disekitar kita seperti rumah, gunung, udara, air, sinar matahari, senyawa kimia, dan lain-lain. Lingkungan biologis merupakan segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang berupa organisme hidup seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, plankton, kuman dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial adalah manusia lain yang ada disekitar kita seperti tetangga, kawan, bahkan orang yang tidak kita kenal. Kemudian pengertian lingkungan kerja sendiri yaitu merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor fisik, kimia, dan biologis. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit Subaris dan Haryono, 2008 dalam Listautin, 2010.

a. Penyediaan Air

Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh 24 tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ Achmadi, 2008. Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan berimplikasi terhadap keluhan penyakit bagi penggunanya terutama gangguan kulit.Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ramdani 2008,santri di pesantren Nurul Hidayah Leuwilang masih menggunakan air bersumber dari sumur gali yang masih diragukan kualitasnya, dampak dari penggunaan air bersih yang tidak higienis dapat menyebabkan gangguan kulit, gatal-gatal dan secara permanen dapat menggangu kesehatan dan estetika bagi santri. Selain itu menurut Djunaedi 2012, kualitas air yang digunakan pemulung di TPA yang tidak terjamin mutunya terutama membuat kulit tidak sehat. Jika kulit sensitif dan air mandi terbatas, dengan mudah penyakit kulit pun akan berjangkit. Cemaran air mandi bisa menjadi sumber penyakit jamur kulit. Sela-sela kulit yang tidak terkena sabun mandi dan lembab, akan menjadi sasaran jamur kulit. Kulit kurang terpelihara kebersihannya karena air mandi yang langka dan tidak higienis, menimbulkan rasa gatal yang merangsang orang untuk menggaruk. Menggaruk berarti melukai kulit, dimana kulit yang terluka, mudah dimasuki jamur. Infeksi jamur merupakan penyebab tersering 25 dari adanya erupsi kulit di kaki, terutama yang berupa lepuhan kecil atau ruam merah yang dalam Djunaedi, 2012.

b. Suhu dan Kelembaban

Menurut Adhi Juanda dalam Suma’mur 2009, salah satu faktor yang mempengaruhi penyakit kulit yaitu faktorlingkungan misalnya: suhu dankelembaban. Selain itu menurut Subakir 2005 dalam Kurniawati 2006 jamur penyebab gangguan kulit dapat tumbuh dengan baik pada suhu kamar 25 - 30°C, dengan kelembaban 60. Walaupun demikian ada beberapa jamur pathogen yang dapat tumbuh pada 45 - 50°C. Berdasarkan penelitian Ma’rufi dkk 2005, terdapat hubungan yang bermakna antara kelembaban dengan penyakit scabies pada santri pondok pesantren.

c. Paparan Sinar Matahari

Matahari adalah sumber energi dan cahaya terpenting bagi semua planet yang berada dalam sistem tata surya kita, termasuk planet bumi yang kita diami. Oleh karena itu peranan sinar matahari sangat penting bagi kehidupan manusia. Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman. Sumber cahaya berasal dari pencahayaan buatan seperti lampu pijar dan lampu pelepasan listrik dan 26 pencahayaan alam yang bersumber dari sinar matahari. Sinar matahari adalah suatu pajanan penting bagi orang yang bekerja di lingkungan terbuka atau di luar gedung Subaris dan Haryono, 2008 dalam Listautin, 2012. Menurut Achmadi 2011, dalam pengertian umum sinar matahari adalah sekumpulan gelombang spektrum elektromagnetik dengan berbagai ragam panjang gelombang dan frekuensi. Sinar matahari merupakan pancaran radiasi dari matahari atau solar radiation. Bumi memiliki atmosfer yang bisa berfungsi sebagai filter, agar sinar matahari tidak secara utuh mengenai permukaan bumi terutama sinar matahari yang mengandung ultraviolet. Bila kulit terkena sinar matahari, energi matahari akan diserap oleh epidermis, dipantulkan, dan diteruskan ke lapisan yang lebih dalam Dermis dan Subkutis.Pajanan sinar matahari paling maksimal adalah bila matahari tepat terletak diatas kita yaitu jam 12.00 waktu matahari. Meskipun demikian intensitas energi matahari telah mencapai jumlah yang cukup besar sejak jam 10.00 sampai jam 15.00. Kebiasaan terpajan sinar matahari pada jam tersebut sebaiknya dikurangi atau dihindari sama sekali. Selain itu menurut Moeljosoedarmo, 2008 paparan sinar matahari yang baik adalah sinar matahari pagi hari, sebelum pukul 09.00. Pada jam tersebut, matahari akan memberikan sinar yang bermanfaat bagi 27 tubuh, pancarannya mampu mensintesis menjadi vitamin D dan untuk kesehatan tulang serta pembentukan kalsium. Sinar matahari juga bermanfaat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan jantung. Selain itu, dapat pula meningkatkan metabolisme tubuh. Racun dapat dibuang dari tubuh melalui metabolisme, akan tetapi berjemur di atas pukul 09.00 sinar matahari justru berbahaya bagi kulit. Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung sinar ultraviolet A UVA dan ultraviolet B UVB dapat merusak membran sel sehingga mengakibatkan kulit merah dan terbakar, serta merusak sel-sel kulit. Akibatnya, mekanisme regenerasi sel-sel akan rusak. Apabila kulit terpapar sinar matahari cukup lama dan dalam intensitas yang cukup tinggi akan mempercepat proses premature skin aging penuaan kulit dini disamping pengaruh faktor lain seperti polusi dan asap rokok.

2. Personal Hiegene

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan dan Pemeriksaan Kualitas Air Sumur Pada Pondok Pesantren di Kota Dumai Tahun 2011

23 85 126

Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

8 61 115

Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang, Bekasi 2013

2 18 91

Pemenuhan Hak Anak Pemulung Melalui Program Pendidikan Dan Kesehatan Di Yayasan Tunas Mulia Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

4 47 114

Pola asuh makan, Perkembangan Bahasa dan Kognitif pada Anak Balita Stunted dan Normal di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

1 8 150

Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Umur Penyapihan Praktek Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Status Gizi Balita di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

0 4 150

Kebiasaan Makan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan Status Anemia pada Remaja Putri Keluarga Pemulung di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

0 2 87

Pengembangan Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah (Kasus Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi)

0 4 125

POLA ASUH MAKAN, PERKEMBANGAN BAHASA, DAN KOGNITIF ANAK BALITA STUNTED DAN NORMAL DI KELURAHAN SUMUR BATU, BANTAR GEBANG BEKASI

0 0 8

REHABILITASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL DI TPA SUMUR BATU, KELURAHAN SUMUR BATU, KECAMATAN BANTAR GEBANG, KOTA BEKASI, JAWA BARAT - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

1 1 8