Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
terealisasikan dan saling melengkapi dan dapat berjalan efektif dalam pelaksanaannya sehingga pembinaan ibadah berhasil.
Sudah dapat diketahui bahwa fungsi umum komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif dan rekreatif. Komunikasi memiliki fungsi pertukaran
informasi, pesan dan sebagai kegiatan individu dan antarpribadi, kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide.
6
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan saling membutuhkan satu sama lainnya serta saling
berinteraksi karena secara naluriah manusia mulai dari bangun tidur sampai ia terbangun hasrat ingin mengungkapkan ataupun berbicara serta berkomunikasi itu
ada. Manusia memerlukan sarana berkomunikasi agar hubungannya dapat berjalan sesuai dengan harapan yang di inginkan.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dasar dari kehidupan itu sendiri, karena kita sebagai makhluk social melakukan
komunikasi di setiap kehidupannya, dimanapun, kapanpun waktunya. Komunikasi sangat urgen dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini dapat dibuktikan dari sebuah
penelitian bahwa mulai dari waktu bangun tidur 70 digunakan untuk berkomunikasi. Hal ini bukan dikarenakan kemajuan teknologi melainkan hasrat
manusia yang selalu ingin bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk sesamanya.
Dengan demikian sama halnya disekolah komunikasi juga kerap terjadi sehingga menimbulkan pertanyaan kembali bagi penulis bahwa pola komunikasi
yang seperti apa yang dibangun oleh komunikator disini guru dan komunikannya
6
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. h. 23.
siswa yang dapat sama makna dalam hal ini adalah pembinaan ibadah sehingga dapat berhasil dilihat dari intensitas dan efektifnya komunikasi oleh guru agama
dan siswa. Di tinjau dari segi komunikasi, pendidikan juga termasuk didalamnya
terdapat komunikasi yaitu yaitu komunikator pengajarguru, pesan,materi yang disampaikan dan komunikan siswa. Karena disana terdapat proses transfer ilmu
pengetahuan baik itu umum ataupun agama, informasi atau lainnya. Dan bahwasannya tujuan dari lembaga pemdidikan yang memiliki kurikulum
pengayaan keagamaan adalah melaksanakan pembinaan ibadah dengan mengajarkan, membimbing, mengarahkan, mengontrol dan menekankan siswa
sehingga dapat di realisasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari yang merupakan bahan pokok selalu dilaksanakan.
Oleh karena itu, penulis membuat konsep berupa pola komunikasi yang di bangun dalam pembinaan ibadah, intensitas dan efektifnya berhasil atau tidak
dalam pembinaan ibadah melalui komunikasi antarpribadi dan kelompok tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul
“Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah di SMP Islam Al
Syukro Ciputat”.