Macam-Macam Pola Komunikasi TINJAUAN TEORITIS
Sedangkan Sasa Djuarsa menerangkan definisi komunikasi antarpribadi ini dalam tiga perspektif, yakni:
1. Perspektif komponensial, yaitu melihat komunikasi
antar pribadi dari komponen-komponennya. Yakni “merupakan proses pengiriman dan penerimaan
pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik”
feed back. Komponen-komponen tersebut adalah: a.
Pengirim dan penerima. Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang. Setiap orang
yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi memformulasikan dan mengirim pesan fungsi
pengirim dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan fungsi penerima. Hal ini
untuk menyatakan bahwa: pertama, proses komunikasi antar pribadi tidak dapat terjadi pada
diri sendiri. Kedua, komunikasi antar pribadi berkaitan
dengan manusia
komunikasi antarpribadi terjadi diantaran denagn binatang,
mesin dan gambar, ketiga, komunikasi antar pribadi
terjadi diantara
dua orang
atau sekelompok kecil orang.
b. Encoding dan decoding. Yaitu tindakan
menghasilkan atau pesan. Artinya pesan-pesan yang akan disampaikan di “kode” atau
diformulasikan terlebih
dahulu dengan
menggunakan simbol dan sebagainya. c.
Pesan-pesan. Yakni
pesan-pesan dalam
komunikasi antarpribadi bisa berbentuk verbal seperti kata-kata atau nonverbal gerakan,
simbol atau gabungan antara keduanya. d.
Saluran. Yakni alat yang mengubungkan pengirim dan penerima. Lazimnya para pelaku bertemu secara
tatap muka. e.
Gangguan. Yakni seringkali terjadi pesan-pesan yang dikirim yang diterima.
f. Umpan balik. Yakni pengirim dan penerima secara
terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal
maupun secara nonverbal. g.
Akibat. Proses komuniaksi yang berakibat negatif maupun kaibat yang positif.
2. Perspektif
Pengembangan, yaitu
melihat komunikasi
antarpribadi dari
proses
pengembangannya. Yakni suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal
meningkat menjadi interpersonal atau intim. Suatu proses komunikasi dikatakan bersifat interpersonal
bila berdasarkan
pada :
data psikologis,
pengetahuan yag dimiliki, dan aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.
3. Perspektif Relasional, yaitu melihat komunikasi
antarpribadi dari hubungannya. Yakni komunikasi yang terjadi dianatar dua orang yang mempunyai
hubungan yang terlihat jelas diantar mereka.
30
Senada dengan pengertian tersebut namun berbeda redaksi menurut Devito mengutip pendapat Djuarsa dan Turnomo,
komunikasi antar pribadi ialah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses
berpacu pada perubahan dan tindakan action yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi Antar pribadi juga merupakan
suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dan komunikasi antarpribadi menurut
Devito adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima
30
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta:UIN Press, Cet. Ke-1, hal. 107-109.
oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
31
Adapun komunikasi antarpribadi menurut sifatnya, dikutip dari Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat
Komunikasi memaparkan bahwa komunikasi antapribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
a Komunikasi diadik ialah proses komunikasi antar dua orang
dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dilakukan dalam tiga bentuk yakni percakapan, dialog dan wawancara.
32
Pentingnya komunikasi antarpribadi karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang
berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis.
Dialogis adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukan terjadinya interaksi mereka yang terlibat dalam
komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses
komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi
untuk terjadi
pergantian bersama
Mutual Understanding dan empati.
31
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 107.
32
Onong Uchana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 62-63
b Komunikasi triadik ialah komunikasi antarpribadi yang
pelakunya terdiri dari tiga orang yakni seorang komunikator dan seorang komunikan atau lebih.
33
Sedangkan makna yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang
berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Devito menjelaskan komunikasi Antar pribadi adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik
segera.
34
Sedangkan menurut Barlund, menurutnya komunikasi antar pribadi harus ada dua orang atau lebih yang secara fisik dekat dan
merasa keberadaannya ditengah dan dengan orang lain. Komunikasi antar pribadi melibatkan komunikasi yang bebas.
Artinya setiap tingkah laku komunikasi mengandung sebab dan akibat tertentu yang langsung diterima pada saat itu juga. Dengan
demikian, setiap pesan sebagai aksi selalu mendapat reaksi dari yang menerimanya. Peristiwa berlangsungnya komunikasi antar
33
Onong Uchana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 63
34
Ibid,. h.235.
pribadi terjadi tidak berstruktur, bersifat tidak formal, tidak kaku, dan sangat luwes.
35
Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Onong menjelaskan bahwa karakteristik komunikasi
antarpribadi adalah dua arah atau timbal balik two way traffic
communication, masing-masing
bisa saling
menggantikan posisi. Suatu ketika komunikator bisa menjadi komunikator dan sebaliknya.
36
Menurut Judy C. Pierson yang telah dikutip oleh Sasa Djuarsa terdapat enam karakteristik
komunikasi antarpribadi yaitu: 1.
Komunikasi antarpribadi di mulai dengan diri sendiri
2. Bersifat transaksional
3. Mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antar
pribadi 4.
Mensyaratkan adanya kedekatan fisik antar pihak-pihak yang berkomunikasi
5. Melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu
dengan yang lainnya interdependen dalam proses komunikasi
35
Weri, Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi, h. 122-123
36
Ibid,. h. 48.
6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat di ulang ataupun
diubah.
37
Sedangkan menurut Everett Rogers karakteristik komunikasi antarpribadi KAP adalah arus pesannya
cenderung dua arah, konnteks komunikasi berupa tatap muka, tingkat umpan balik yang terjadi sangat tinggi,
kemampuan mengatasi tingkat selektifitas terutama selektif eksposure sangat tinggi, kecepatan jangkauan terhadap
audience yang besar relative lambat dan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.
38
a. Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Toto Hernamo memberikan pendapatnya mengenai tujuan komunikasi antarpribadi yakni:
1. Sebagai sarana pembelajaran, melalui komunikasi
antarpribadi kita belajar mengenai dunia luar atau peristiwa-peristiwa yang terjadi didunia ini. Walaupun
sebagian besar informasi tersebut kita dapatkan melalui media massa. Informasi tersebut kita dapatkan melalui
komunikasi anta pribadi 2.
Mengenal diri sendiri dan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita
37
Ibid., h. 114.
38
Devito, Komunikasi Antar manusia, h. 232.
sendiri dengan membicarakan tentang diri sendiri kepada orang lain, kita akan mendapatkan perspektif
tentang diri kita dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku, persepsi diri kita, sebagian
besar merupakan hasil interaksi dengan orang lain 3.
Komunikasi antarpribadi membantu kita membentuk relasi karena kita adalah makhluk sosial maka
kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan yang paling besar.
4. Melalui komunikasi antarpribadi
kita dapat
mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan
5. Melalui komunikasi antarpribadi
kita dapat
mengakrabkan dengan orang lain. 6.
Bermain dan mencari hiburan. Dalam berkomunikasi tidak selamanya kita memeperngaruhi orang lain. Kita
berkomunikasi juga untuk memperoleh kesenangan, bercerita tentang film yang kita tonton, melontarkan
lelucon, membicarakan hobi, merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan hiburan.
39
b. Analisis tingkatan prediksi pada komunikasi antarpribadi
39
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007. Cet Ke-1, h. 54.
Menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg dikutip oleh M. Budyatna, menjelaskan bahwa dalam
komunikasi antarpribadi itu dapat dilakukan dengan tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan
prediksi, yaitu :
40
1. Analisis
pada tingkat
kultural. Menurut
Koentjoroningrat, yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang dibiasakannya dengan belajar.
Beserta keseluruhan dan hasil budi dan karya itu. Pada analisis tingkat cultural ini guna mencapai efek
yang diharapkan, komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti dan memahami
cultur, terutaman yang bersifat immaterial dari pihak yang diajak berkomunikasi. Dalam hal ini
komunikator melakukan prediksi berdasarkan data kultural yang dianut oleh pelaku komunikasi
lainnya. 2.
Analisis pada tingkat sosiologis, yaitu komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan
terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotaan komunikan dalam kelompok sosial
tertentu, yang berupa nilai-nilai dan norma
40
Ibid,. h. 237.
kelompok yang dianut oleh pihak lain tersebut dan mempunyai perbedaan dengan kelompok lain.
3. Analisis pada tingkat psikologis, yaitu komunikator
melakukan prediksi pada psikologis pada pihak lain yang berkomunikasi, yakni karakteristik khas
kepribadian pihak lain. Makin besar para pelaku komunikasi saling mengenal secara individu satu
sama lain, maka komunikasi makin bersifat pribadi.
41
Onong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi antarpribadi
Homophily memiliki kesamaan dalam sifatnya seperti kepercayaan,
nilai, dan sebagainya, Heterophily memiliki perasaan berbeda dengan orang lain, dan empati ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain. Salah satu syarat dalam berkomunikasi adalah pengalihan informasi senantiasa
terjadi antara sumber informasi yang memiliki persamaan- persamaan tertentu.
42
c. Fungsi Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi dipandang dari arti yang luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita, dan pesan, tetapi
41
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta : UIN Press, cet ke-1, hal. 110-111.
42
Ibid., h. 65.
sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan idem maka, fungsinya dalam
sistem sosial adalah sebagai berikut: 1.
Sosialisasi. Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai
anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat.
2. Motivasi. Menjelaskan tujuan setiap masyarakat,
jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk pembentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan
individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar
3. Perdebatan dan diskusi. Menyediakan dan saling
menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar
masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
4. Pendidikan. Peralihan ilmu pengetahuan dapat
mendorong pembangunan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran
yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
5. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan
dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas
horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.
6. Agar saling kenal satu dengan yang lain.
43
d. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi suatu ketika dapat berubah dari sangat efektif menjadi tidak efektif bahkan menjadi
buruk oleh karena itu, ia memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat dilihat dari dua perspektif yaitu:
1. Perspektif Humanistik meliputi sifat-sifat:
a. Keterbukaan openness
b. Perilaku suportif supportiveness
c. Perilaku positif positiveness
d. Kesamaan equity
2. Perspektif pragmatis meliputi sifat-sifat:
a. Percaya diri confidence
b. Kebersamaan togetherness
43
Op cit, h. 54.
c. Menejemen interaksi
d. Perilaku ekspresif
e. Orientasi pada orang lain.
44
Kedua perspektif tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya, masing-masing perspektif memberikan
penjelasan tentang
sifat-sifat tersebut
dalam upaya
meningkatkan komunikasi antar personal, namun demikian, terdapat beberapa karakteristik dari dua perspektif tersebut
yang mempunyai maksud yang hampir sama. Faktor-faktor
penting dalam
komunikasi antarpribadi yakni:
1. Komunikator dapat mengetahui kerangka referensi
komunikate secara utuh dan jelas. 2.
Komunikasi berlangsung secara dialogis
3. Komunikasi berlangsung secara lawan muka atau face to
face sehingga komunikator dapat melihat langsung ekspresi wajah, sikap dan lain.-lain.
45
Melihat pemaparan diatas dapat kita katakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang di
nilai paling tepat untuk mengubah sikap, opini ataupun
44
Ibid., h. 115.
45
Onjong, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 72.
perilaku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi antarpribadi adalah:
1. Bersikap empatik dan simpatik.
2. Menunjukan bahwa komunikator memiliki kredibilitas
yang baik 3.
Bersikap sebagai pembimbing, bukan pemerintah
4. Kemukakan fakta
5. Berbicara dengan gaya yang menarik, mengajak bukan
menyuruh 6.
Jangan bersikap suporiaritas
7. Jangan mengentengkan atau memudahkan hal-hal yang
mengkhawatirkan. 8.
Jangan mengkritik. 9.
Control emosi.
10. Berbicara secara meyakinkan.
46
Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan, bahwa hubungan antarpribadi akan mengalami
proses awal. Pada proses ini setiap individu akan aling
46
Ibid,. h. 127.
mengenalkan diri dan menjajaki satu sama lainnya dengan kata lain pada tahap ini merupakan tahap proses pengenalan.
Kemudian selanjutnya ialah tahap kedua adalah yakni setiap individu mulai mengarah pada permasalahan
yang lebih dalam dan terfokus pada inti permasalahan yang pada hakikat permasalahan yang nantinya akan mengalami
titik temu atau kata lain terjadinya persepsi yang sama. Tahap ketiga ialah setiap individu akan memasuki
tahap yang lebih intim yang akan berimplikasi pada sesuatu yang nantinya memberikan keuntungan bagi kedua belah
pihak. Sedangkan pada tahap keempat, adalah tahap yang sudah terciptanya saling memahami dan diharapkan
memberikan suatu kontribusi bagi individu yang terlibat didalamnya.
Dalam penetrasi sosial dituntut adanya saling pengertian antar pribadi dalam berkomunikasi agar
terciptanya hubungan yang harmonis dan langgeng antar satu indiviu dengan individu yang lainnya.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi pribadi adalah komunikasi yang terjadi
pada diri seseorang ataupun pada diri orang lain yang terjadi dengan tidak direncanakan.
3. Komunikasi Kelompok Group Communication
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut misalnya keluarga, tetangga, kelompok dskusi, kelompok pemecahan masalah,
kelompok pengajian dan lain sebagainya. Adapun komunikasi kelompok group communication
berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.
47
Menurut Hommans kelompok ialah sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka
waktu dan dengan jumlah rang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi dengan semua orang lainnya tanpa
melalui orang ketiga melainkan secar tatap muka.
48
Adapun komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka
seperi yang terjadi dalam rapat, brefing dan lain-lain.
47
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.75.
48
Onong Uchajana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung 1986 . Cet. Ke-2, h. 3.
Komunikasi kelompok juga adalah komunikasi antara seseorang komunikator dengan sejumlah orang komunikan yang
berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.
49
Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena: a.
Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih
dari tatap muka. b.
Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi
sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan khlayak relatif besar.
c. Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan
spontanitas untuk segmen khlayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat
akbar, pentas seni tradisional di sdesa, pengarahan dan ceramah dengan khalayak besar. Dengan kata lain komunikasi sosial
antara tempat, situasi dan sasarannya jelas.
50
Adapun karakteristik komunikasi kelompok antara lain : 1.
Komunikasi kelompok bersifat formal
49
Onong Uchajana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Cet. Ke-2, h. 5.
50
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Cet. Ke-2, h. 33-34.
2. Komunikasi kelompok terorganisir
3. Komunikasi keompok terlembagakan
4. Komunikator dalam kelompok ini, harus :
a. Mencoba mengisolir bebrapa proses sederhana dan mudah
dimengerti dari sekian banyak proses-poses yang timbul secara stimulan.
b. Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk
mengorganisir pengamatan.
51
Sedangkan menurut Michael Burgon dan Michael Ruffner seperti yang telah dikutip oleh Djuarsa, komunikasi kelompok
adalah interaksi tatap muka dari dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi
informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota
lainnya dengan akurat. Kemudian komunikasi kelompok ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kelompok kecil dan kelompok
besar. a.
Komunikasi Kelompok Kecil Small Group Communication
51
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 125.
Komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lainnya dan
berkomunikasi dengan cara tatap muka.
52
Yang dimaksud kelompok kecil ialah sejumlah orang yang terlibat satu sama lain dalam suatu forum yang bersifat
lawan muka, dalam konteks ini setiap peserta mendapatkan kesan tersendiri atau memiliki kesempatan untuk melakukan
komunikasi interpersonal dengan anggota kelompok.
53
Menurut Robert F. Baless dalam bukunya Interaction proses analisis mendefinisikan kelompok kecil sebagai
sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka face to face
meeting setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara sehingga ketika
timbul pertanyaan dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan.
54
Oleh karena itu, komunikasi kelompok kecil memungkinkan pemimpin melakukan komunikasi antar
persona dengan salah seorang peserta kelompok. Oleh karena
52
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h.182.
53
Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 88.
54
Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 90.
itu, ketika terdapat pertanyaan maupun sesudahnya akan langsung diberikan tanggapan.
55
Terdapat manfaat yang dapat di ambil oleh komunikator yang melakukan komunikasi kelompok kecil
yaitu: 5.
Terjadinya kontak pribadi
6. Umpan balik berupa Immedate Feed Back berlangsung
secara cepat. 7.
Suasana lingkungan dapat diketahui, sehingga ia dapat mengetahui tanggapan atau reaksi komunikator ketika
ia menyampaikan pesan. Apabila komunikasi tidak berhasil
komunikator akan
mengubah strategi
komunikasinya.
56
b. Komunikasi Kelompok Besar Big Group Communication
Komunikasi kelompok besar adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya banyak, dalam suatu
ssituasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.
57
Dinamakan komunikasi
kelompok besar
dikarenakan jumlahnya yang banyak, dalam konteks ini bisa
55
Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi,. h. 128.
56
Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi., h. 126.
57
Onong Uchjana Effendy, Op. Cit, h. 128.
dikatakan hamper tidak ada kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.
58
Contohnya ialah Tabligh Akbar yang dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan orang. Komunikasi
ini hanya ditujukan kepada afeksi komunikate. Pada saat demikianterjadi kepaduan perasaan.
Komunikasi kelompok besar mempunyai ciri-ciri yaitu: a.
Dalam komunikasi kelompok besar ini penyampaian pesan berlangsung secara kontinu.
b. Dapat diidentifikasikan siapa yang berbicara dan siapa
pendengarnya. c.
Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas. d.
Jumlah khalayak relatif besar.
e. Sumber sering sekali tidak dapat di identifikasikan satu
persatu pendengarnya.
59
Berdasarkan penjelasan
di atas,
penulis menyimpulkan
bahwa komunikasi
kelompok adalah
komunikasi yang terjadi pada saat jumlah komunikannya lebih banyak daripada komunikasi pribadi dan komunikasi
tidak terjadi begitu saja melainkan telah terencana sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi terarah.
58
Ibid,. h.128.
59
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Cet. Ke-4, h. 34-35.
4. Komunikasi Massa Mass Communication
Ialah komunikasi yang menggunakan perantara media massa seperti tv, news paper, tabloid, radio serta film. Dalam hal
ini beberapa expert memberikan definisinya yakni: Komunikasi massa selain menggunakan media modern juga
menggunakan media tradisional seperti teater rakyat Everet M. Rogers.
Komunikasi massa ialah komunikasi yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyakanya. Ini tidak berarti
bahwa khalayak meliputi seluaruh penduduk atau semua orang yang membaca atau juga semua orang yang menoonton tv, karena
sejatinya khalayak amat sulit untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa ialah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar audio visual.
60
Adapun karakteristik komunikasi massa mempunyai beberapa diantaranya yaitu :
1. Pesan komunikasi massa sifatnya, massalitas bersifat umum.
2. Audience komunikasi massa bersifat heterogen.
3. Penyampaian pesan komunikasi massa menimbulkan
keserempakan. 4.
Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi.
60
Ibid,. h. 21-22.
5. Biasanya komunikasi massa berlangsung satu arah.
6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara
terencana, terjadwal, dan terorganisir. 7.
Peyampaian pesan komunikasi massa dilakukan secara berkala.
8. Sifat dari komunikasi massa menurut Hyman : mencerminkan
tuntunan dan harapan rakyat, memberi hiburan, menimbulkan perasaan simpati dan belas kasihan, meningkatkan harga diri,
dan mengadakan kemampuan berfungsi dalam masyarakat.
61
Untuk memahami komunikasi massa lebih jauh, dan yang membedakannya dengan komunikasi kelompok dan komunikasi
antarpribadi ada beberapa ciri-ciri dalam komunikasi massa, yaitu: 1.
Orang yang ikut berkomunikasi atau menjadi komunikan Publik, khalayak, audiences sangat banyak jumlahnya.
2. Audienceskhlayakpublik yang terlibat komunikasi itu
tersebar di mana-mana diberbagai wilayahdaerah. Seandainyapun berada disuatu tempat, maka publik atau
audiences ini sangat beranekaragam. 3.
Hal-hal yang disampaikan topik yang dibicarakan bersifat umum dan menyangkut orang banyak.
61
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 137-139.
4. Besar kemungkinan tidak terdapat minat dan kepentingan
yang sama diantara masing-masing orang dikalangan publik atau audiences.
5. Sebagian besar atau bahkan keseluruhan dari public atau
audiences tidak saling kenal.
62
Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi
yang terjadi pada orang yang jumlahnya sangat banyak dengan menggunakan media sebagai alat untuk mendukung
proses komunikasinya. 5. Komunikasi Medio Medio Communication
Medio bahasa latin + pertengahan komunikasi antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi
medio adalah komunikasi yang menggunakan telepon. Faksimili, e-mail, radio cb, chhating dsb. Pola-pola komunikasi interaksi
terjadi sebagai akibat penemuan dan pertumbuhan internet. Komunikasi medio lebih mengandalkan penggunaan media
khususnya, internet dan telepon seluler. Komunikasi medio digunakan untuk menggantikan prinsip
kerja komunikasi tatap muka. Seperti kegiatan perkuliahan yang tidak perlu didalam satu ruangan yang sama, tetapi dengan
62
Teuku May Rudy, Komunikasi Masyarakat Internasional, h.13.
menggunakan webcame kuliah online hubungan antarkepala Negara tele conference.
Adapun kekurangan kelemahan dari komunikasi medio, yaitu: a.
Komunikasi medio hanya mengandalkan tulisan tanpa ekspresi dan gerakan non verbal lainnya. Selain itu terkirimnya pesan
dari komunikator kepada komunikan memiliki jangka waktu yang tidak bisa di prediksikan.
b. Komunikasi medio sangat sering terjadinya gangguan seperti
terputusnya jaringan, noise suara semut atau kresek-kresek, habis pulsa, tidak memiliki media yang dibutuhkan, terjadi
dalam waktu yang tidak singkat dan dalam waktu yang lama dan lain sebagainya.
c. Komunikasi medio dengan sarana internet memiliki kelemahan
yaitu pemahaman
individu yang
berbeda-beda dalam
penggunaan internet itu sendiri. Sedangkan kelebihan dari komunikasi medio, yaitu:
1. Komunikasi media lebih praktis dan mudah, tidak perlu
mempermasalahkan tempat
dan waktu
untuk dapat
berkomunikasi, yang dibutuhkan hanyalah media dengan teknologi yang memadai dan saldo pulsa untuk dapat
berkomunikasi.
Media yang pertama adalah media komunikasi yang menggantikan prinsip kerja tatap muka yaitu internet. Dengan
menggunakan internet, seseorang mampu mengirim pesan berupa teks, gambar, suara, dan video tanpa melakukan tatap muka.
Berbagai jenis komunikasi, seperti komunikasi massa dan komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan menggunakan
internet. Selain sebagai media berkomunikasi, internet dipakai untuk mencari informasi dan untuk berjualan.
Komunikasi dengan menggunakan media internet memiliki kelebihan antara lain:
a Orang yang terlibat dapat berinteraksi secara leluasa
b Umpan balik bisa diketahui dengan segera sinkronis
c Penyampaian pesan dilakukan secatra verbal, tulisan, gambar,
suara, atau gabungan dari semua itu d
Menggunakan media interaktif
Sedangkan kekuranganya antara lain: a
Harus memiliki media
b Harus memiliki pengetahuan terhadap media yang akan
digunakan c
Biaya lebih mahal
d Terdapat hambatan dengan adanya disconnection
e Tidak tetap dan tidak fleksibel
f Dapat menimbulkan slah persepsi antara komunikan dengan
komunikatornya g
Tidak dapat melihat aksi nonverbal dari komunikatornya.
63
Telephone lebih praktis digunakan dengan menekan nomor telephone yang ingin kita hubungi, komunikasi dapat bisa berjalan
langsung. Dan bisa saling berbicara, mengobrol dengan menggunakan suara tidak terbatas hanya berupa tulisan atau teks.
Faksimili dan radio. Kedua media ini tidak memerlukan tatap muka dalam komunikasinya. Faksimili memiliki prinsip kerja
dengan penggunaan bahasa yang lebih singkat. Sedangkan radio, hanya terjadi satu arah. Namun untuk radio walkie talkie bisa
menjadi dua arah dalam radius yang lebih sempit.
64