Perintah Melaksanakan Ibadah Pembinaan Ibadah dan Ruang Lingkupnya
Motivasi merupakan penggerak untama dalam suatu pekerjaan. Karena itu besar kecilnya motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan
tergantung pada besar kecilnya motivasi terhadap pekerjaan tersebut.suatu pekerjaan jika dikerjakan dengan gairah yang besar
maka besar pula keberhasilannya, begitu pula sebaliknya gairah yang kecil akan kecil pula keberhasilannya.
Dengan demikian, apabila orang-orang mukmin menginginkan ibadah mereka berhasil dengan baik, maka mereka harus mempunyai
motivasi yang besar bagi ibadahnya tersebut. Dalam buku “Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia”, diungkapkan
beberapa motivasi beribadah, yaitu: 1.
Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah.
2. Karena manusia sudah berjanji untuk taat kepada Allah.
3. Karena bahagia yang di inginkan.karena manusia harus kembali
kenegeri asalnya.
79
Motivasi yang pertama adalah suatu keharusan, jika sesuatu itu berlaku atau dipakai sesuai dengan tujuan penciptaannya. Manusia,
karena tujuan penciptaannya adalah beribadah kepada Allah, maka ia harus memenuhi seluruh pribadi dan kemampuannya untuk taat kepada
Allah.
79
Syahminan Zaini, op.cit., h. 80.
Motivasi yang kedua adalah bahwa sewaktu manusia di alam arwah dahulu sudah mengadakan perjanjian dengan-Nya denagn cara
berdialog. Allah bertanya kepada roh- roh manusia: “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul Engkau Tuhan Kami, kami menjadi saksi”.
Maka konsekuensi dari perjanjian tersebut adalah manusia harus mentaati Allah, yaitu melakukam perintah Allah untuk beribadah
karena beribadah karena bagi manusia adalah untuk memenuhi janjinya sendiri kepada Allah. Apabila tidak beribadah kepada Allah,
maka mereka disebut pengkhianat. Motivasi yang ketiga adalah setiap amnesia mengingnkan
kebahagiaan yakni bahagi untuk pribadi dan keluarga. Jika cinta akan bahagia, maka manusia harus bahagiakan pula saudara-saudara
lainnya., saling menguatkan bagaikan satu tubuh yang apabila satu anggota tubuhnya sakit, maka anggota tubuh lainnya merasakan sakit
pula. Bahagia itu akan dicapai dengan jalan berkorban dan beribadah, maka dari itu, apabila mereka ingin bahagia maka mereka harus
beribadah.
80
80
Syahminan Zaini, op.cit., h. 85.