78
BAB IV ANALISIS DATA POLA KOMUNIKASI GURU AGAMA TERHADAP
SISWA DALAM PEMBINAAN IBADAH DI SMP ISLAM AL SYUKRO CIPUTAT
Pelaksanaan pembinaan ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat cenderung menggunakan dua pola komunikasi, yaitu: komunikasi antar pribadi
dan komunikasi kelompok. Pembinaan ibadah dengan menggunakan komunikasi antar pribadi dan kelompok ini tidak ada yang dominan melainkan saling
mendukung antara satu dengan yang lainnya. Sehingga pembinaan ibadah dapat berjalan dengan efektif, efisien, intensif dan tercipta suasana yang nyaman dan
menimbulkan kesenangan dan ketaatan dalam beribadah bagi siswa. Komunikasi antar pribadi dilaksanakan dalam bentuk satu persatu atau
dengan dipanggil secara pribadi kepada setiap siswa untuk diberikan pengarahan dan bimbingan serta pengontrolan dan komunikasi kelompok yang dilaksanakan
dalam bentuk mengumpulkan semua siswa didalam ruangan mushallabreafing.
A. Komunikasi Antarpribadi
1. Dalam Menasihati Pembinaan Ibadah Shalat Wajib
Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan bahwa komunikasi antar pribadi dilaksanakan dalam bentuk satu persatu setiap siswa
dipanggil oleh guru agama, kemudian siswa dinasihati dan diberikan peringatan. Komunikasi ini dikatakan sangat efektif. Karena menurut
keterangan guru agama hasilnya baik seperti diantaranya membuat siswa
79
jera, siswa menjadi lebih taat ibadah dan mengetahui hakikat ibadah, mengetahui letak kesalahannya dan menimbulkan kesenangan juga
keakraban siswa terhadap guru agama.
1
Hal ini seperti yang penulis temui ketika siswa secara satu persatu sebelum melaksanakan shalat diperiksa perlengkapan shalatnya, seperti
sajadah, peci, sandal dan mukena jika belum lengkap, jika ada yang belum lengkap guru agama langsung memberikan peringatan dan menasihati
siswa. Hal ini ditunjang dengan hasil wawancara dengan siswa bahwa dengan komunikasi antarpribadi yang intens setiap hari dilaksanakan dalam
pembinaan ibadah menjadikan paham akan hakikat ibadah yang baik dan menurut syariat Islam yang benar itu seperti apa, kemudian kesenangan
dan keakraban kepada guru agama juga dirasakan karena siswa merasa diperhatikan secara pribadi.
2
Maka berdasarkan teori yang penulis gunakan yakni komunikasi yang efektif itu menimbulkan: pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap,
hubungan sosial yang baik dan tindakan.
3
Pembinaan ibadah yang dilaksanakan berjalan dengan efektif dan intensif. Hal ini disebabkan oleh
pelaksanaan pembinaan ibadah yang setiap hari dilakukan intens dan komunikasi antarpribadi yang diterapkan membuat siswa memahami pesan
1
Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
2
Wawancara pribadi dengan Amalia Zulfa, Nurul dan Fahmi siswa kelas 2 SMP Islam Al Syukro Ciputat, 18 April 2011.
3
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Cet. Ke-15, h. 13-16.
80
yang disampaikan oleh guru agama komunikator kepada siswa komunikan dan langsung direspon oleh siswa yakni berupa tindakan baik
secara verbal ataupun nonverbal misalnya dengan anggukan kepala ataupun jawaban “iya untuk tidak mengulangi kesalahan”, menimbulkan
kesenangan dan keakraban karena intens secara pribadi siswa dikontrol secara satu persatu menjadikan perhatian tersendiri bagi setiap siswa.
Maka dapat terbukti pula dengan adanya kesamaan makna dari komunikator guru agama dan komunikan siswa dalam penyampaian
informasi atupun pesan dapat menghasilkan tindakan yang merupakan sebuah pembiasaan dan kesenangan dalam menjalankan ibadah.
Kemudian dari ciri-ciri komunikasi yang efektif, maka dapat dipahami bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup manusia
melalui komunikasi akan ditemukan jati diri, konsep diri dan menetapkan hubungan dengan dunia sekitarnya.
Hal lainnya seperti yang penulis temui, guru menyampaikan koreksian kepada satu siswa saja terhadap materi ibadah ataupun kultum yang akan
dtampilkan di depan dalam ruang mushalla. Komunikasi antarpribadi yang diterapkan adalah bimbingan secara satu persatu terhadap masing-masing
siswa dengan cara diskusi dan nasihat, dimana siswa memberikan tanggapan secara langsung terhadap materi yang akan dibawakan sudahkah
memenuhi kriteria ketentuan didalam buku panduan berikut dalil yang digunakan.
81
Hal ini terdapat kesinambungan, berdasarkan wawancara dengan guru agama bahwa komunikasi antarpribadi yang dilaksanakan dalam
memeriksa isi materi kultum siswa satu persatu dengan menggunakan metode diskusi dan nasihat yang kemudian di arahkan membuat siswa
merasa tidak dipaksa dan bertukar pendapat akan tetapi memahami ketentuan kultum yang sudah ditetapkan dalam buku panduan kultum.hal
ini ditunjang dengan wawancara siswa, yang mana siswa merasa dibimbing secara khusus sehingga berangsur-angsur ada peningkatan dalam ibadah
ataupun materi kultum baik dirumah maupun di sekolah.
4
Sebagaimana penjelasan diatas bahwa komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi yang terjadi antara seorang komunikator guru agama dengan
seorang komunikan siswa karena dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya
yang dialogis.
5
Maka komunikasi antarpribadi dapat berjalan dengan efektif bilamana terdapat perubahan sikap pada siswa, pendapat ataupun
sikap. Dikarenakan guru agama menerapkan komunikasi antarpribadi yang ditunjang dengan metode komunikasi yang nyaman bagi siswa.
4
Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
5
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997. Cet. Ke-2, h.12.