Komunikasi Antarpribadi ANALISIS DATA POLA KOMUNIKASI GURU AGAMA TERHADAP
81
Hal ini terdapat kesinambungan, berdasarkan wawancara dengan guru agama bahwa komunikasi antarpribadi yang dilaksanakan dalam
memeriksa isi materi kultum siswa satu persatu dengan menggunakan metode diskusi dan nasihat yang kemudian di arahkan membuat siswa
merasa tidak dipaksa dan bertukar pendapat akan tetapi memahami ketentuan kultum yang sudah ditetapkan dalam buku panduan kultum.hal
ini ditunjang dengan wawancara siswa, yang mana siswa merasa dibimbing secara khusus sehingga berangsur-angsur ada peningkatan dalam ibadah
ataupun materi kultum baik dirumah maupun di sekolah.
4
Sebagaimana penjelasan diatas bahwa komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi yang terjadi antara seorang komunikator guru agama dengan
seorang komunikan siswa karena dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya
yang dialogis.
5
Maka komunikasi antarpribadi dapat berjalan dengan efektif bilamana terdapat perubahan sikap pada siswa, pendapat ataupun
sikap. Dikarenakan guru agama menerapkan komunikasi antarpribadi yang ditunjang dengan metode komunikasi yang nyaman bagi siswa.
4
Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
5
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997. Cet. Ke-2, h.12.
82
2. Dalam Pengarahan Adzan
Komunikasi antarpribadi juga terjadi saat guru agama memberikan instruksi dan pengarahan secara pribadi terhadap siswa yang
bertugas membawakan adzan, maka ketika waktu adzan dzuhur harus dikumandangkan, guru agama memerintahkan siswa yang bertugas untuk
segera mengumandang kan adzan, iqomat, pemimpin dzikir dan do’a, sesuai
jadwal yang telah ditentukan kemudian siswa langsung meresponnya langsung berupa tindakan. Kemudian ketika suara adzan harus
dikumandangkan, cara guru agama mengarahkan dan menginstruksikan siswa yang bertugas untuk mengumandangkan adzan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan, selanjutnya siswa langsung merespon, dengan menyalakan mikrofon, memegang mikrofon dan mengumandangkan adzan
dengan baik. Hal ini ditunjang berdasarkan wawancara dengan guru agama, ketika waktu adzan dikumandangkan, guru agama segera mengarahkan
siswa yang bertugas untuk adzan dan kemudian siswa segera melakukannya.
6
Hal ini dibenarkan oleh guru agama, maka jika waktunya telah tiba pelaksanaan ibadah kami terapkan dengan menginstruksikan siswa
yang pada hari itu bertugas dan mengontrolnya secara pribadi dengan kesiapan siswa. Dan ditunjang berdasarkan wawancara denagan siswa,
ketika adzan yang bertugas segera melkukannya karena jadwal telah dibuat.
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
83
3. Dalam membimbing Materi Kultum
Komunikasi antarpribadi juga terjadi pada siswa Nurul yang menanyakan tentang materi kultum yang harus di serahkan untuk diperiksa
dan dikoreksi kepada guru agama Bapak Dian Tri Mulyawan untuk dibawakan pada esok hari, mulai dari pembukaan, isi materi, sampai
penutup sudah baik dan sempurna belum yang dibuat. Maka Pak Dian langsung mengoreksi sambil mengarahkan dan membimbing siswa untuk
menggunakan dalil yang lebih tepat dan untuk pembukaan dan isinya diperbanyak lagi sehingga nanti bisa untuk contoh teman-teman yang lain
ketika maju kultum. Hal ini sesuai denagn pernyataan yang dijelaskan oleh guru agama, bahwa siswa harus memeriksakan kepada guru agama
terlebih dahulu materinya sebelum maju untuk dikoreksi agar tidak banyak kesalahan.
7
Maka dengan demikian komunikasi dapat berjalan intens dan efektif karena langsung terjadi komunikasi tatap muka secara langsung
oleh guru agama terhadap siswa dan menghasilkan feedbeck langsung. Yang kemudian menghasilkan pengertian terhadap siswa untuk segera
memperbaiki materi kultumnya. sebagaimana teorinya Steward L. Tubbs Mess bahwa komunikasi yang baik dan efektif menimbulkan lima hal:
7
Wawancara pribadi dengan Ibu Heriyah Bidang Kesiswaan SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
84
pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan.
8
Maka dapat dipahami bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup manusia melalui komunikasi akan ditemukan jati
diri, konsep diri dan menetapkan hubungan dengan dunia sekitarnya. 4.
Dalam Pengajaran Wudhu Komunikasi antarpribadi terjadi pada saat berwudhu, guru
agama memberikan teguran kepada siswa yang sedang bercanda dengan temannya, dimana guru agama langsung memberikan peringatan, ancaman
dan nasihat untuk tidak bercanda jika sedang berwudhu dan di baca do’a-
do’anya dengan baik, seperti tidak boleh ikut shalat berjama’ah jika terlambat dalam shalat berjamaa’ah. Hal ini terdapat kesinambungan,
berdasarkan wawancara dengan guru agama bahwa setiap siswa yang bercanda ketika berwudhu maka harus diberikan teguran ataupun sanksi
sehingga siswa mengetahui hakikat berwudhu yang benar dan baik.
9
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa terdapat kesinambungan bahwa dalam pembinaan ibadah komunikasi antarpribadi itu harus tertib
dan harus sesuai dengan syariat Islam.
10
Kemudian ketika suara adzan harus dikumandangkan, cara guru agama mengarahakan dan menginstruksikan siswa yang bertugas
8
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Cet. Ke-15, h. 13-16.
9
Wawancara dengan Bapak Dian Tri Mulyawan Koordinator Keagamaan SMP Islam Al Syukro Ciputat , 15 April 2011.
10
Wawancara pribadi dengan Amalia Zulfa, Nurul dan Fahmi siswa kelas 2 SMP Islam Al Syukro Ciputat, 18 April 2011
85
untuk mengumandangkan adzan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, selanjutnya siswa langsung merespon, dengan menyalakan
mikrofon, memegang mikrofon dan mengumandangkan adzan dengan baik. Hal ini ditunjang berdasarkan wawancara dengan guru agama, ketika waktu
adzan dikumandangkan, guru agama segera mengarahkan siswa yang bertugas untuk adzan dan kemudian siswa segera melakukannya.
11
5. Dalam Membimbing Do’a dan Dzikir
Komunikasi antarpribadi terjadi saat salah satu siswa Fauzi salah mengucapkan lapadz kalimat
do’a yakni pada subhanaka amma yasifun, maka Ibu Heriyah langsung membimbing Fauzi dan
memperbaiki kalimat lapadznya dengan menambahkan kalimat subhanaka robbi izzati amma yasifun maka siswa langsung medapatkan feedbeck dan
mengulanginya kembali sesuai dengan yang didiucapkan oleh guru agama kemudian siswa disuruh menghafal kembali agar artinya tidak salah dan
suatu ketika ditugaskan kembali sudah terbiasa dan hafal melafalkannya. Dengan pembiasaan ibadah yang selalu dilakukan setiap hari di
sekolah, dan intensitas komunikasi secara pribadi siswa dibimbing, diarahkan dan di kontrol setiap hari, maka tertanam pembiasaan terhadap
diri siswa menjadi taat ibadah dan senang melakukan ibadah kapanpun dan dimana saja berada. Begitu pula manfaat akan semua materi ibadah dan
kultum yang telah disampaikan oleh guru agama sehingga komunikasi
11
Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
86
dapat berjalan efektif, menghasilkan feedback langsung berupa tindakan dan membentuk konsep diri yang taat ibadah pada siswa.
6. Dalam mengarahkan Iqomat
Komunikasi antarpribadi terjadi pada saat guru agama melihat ada salah satu siswa yang sedang bercanda Fauzan ketika akan
melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah, Pak Humaidi langsung menegur
dan menegaskan siswa untuk tidak bercanda dan rapatkan barisan karena imam sudah iqomat. Dan siswa langsung merespon dan melaksanakan apa
yang diinstruksikan oleh guru agama. Adapun bagi siswa masih tidak mentaati peraturan dan membangkang sanksi yaitu memisahkan siswa
untuk shalat send iri usai shalat berjama’ah.
12
Dari penjelasan diatas bahwa pembinaan ibadah cukup berjalan dengan efektif dan intens dilakukan oleh guru agama. Hal ini terbukti
bahwa respon siswa terhadap guru agama, dalam pembinaan ibadah cukup diperhatikan dan ditaati oleh siswa sehingga membuat siswa sadar akan
hakikat ibadah yang sesuai den gan syari’at Islam. Dan diantara kebanyakan
siswa senang ketika ada teguran dari guru agama, karena hal itu menjadikan satu perbaikan dan perhatian tersendiri bagi siswa agar menjadi
baik dan kedepan semakin mengerti akan hakikat ibadah yang sah dan baik.
13
12
Wawancara pribadi dengan Ibu Heriyah Bidang Kesiswaan SMP Islam Al Syukro Ciputat , 14 April 2011.
13
Wawancara pribadi dengan Amalia Zulfa, Nurul dan Fahmi siswa kelas 2 SMP Islam Al Syukro Ciputat, 18 April 2011.
87
7. Dalam mengontrol Shaf Shalat Berjam’ah
Komunikasi antarpribadi juga berlangsung ketika guru agama mengarahkan siswa secara langsung bertatapan muka dengan siswa dalam
shaf barisan, agar sempurna shalatnya dan tidak dimasuki oleh syetan- syetan, dengan cara menepuk pundak salah satu siswa yang belum
merapatkan barisan dalam shalat berjama’ah secara pribadi dengan isyarat jari telunjuk menunjukan untuk menggeser kedekat temannya karena masih
kosong.
14
Maka dengan komunikasi yang baik pesan dapat tersampaikan dengan baik pula antara komunikan siswa dan guru agama komunikator
dapat saling memahami dan satu makna sehingga komunikasi tersebut dapat berjalan efektif dan intens terus dilakukan setiap hari akan
menimbulkan pemahaman yang sama dan satu makna. Dan komunikasi antarpribadi yang diterapkan oleh SMP Islam
Al Syukro berjalan dengan efektif karena pelaksanaannya yang intensive serta menggunakan metode komunikasi yang tepat untuk siswa. Hal ini
terdapat kesesuaian dengan teorinya James komunikasia adalah perbuatan, penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang
lain.
15
Dikarenakan siswa mendapatkan informasi secara langsung dan
14
Wawancara dengan Bapak Dian Tri Mulyawan Koordinator Keagamaan SMP Islam Al Syukro Ciputat , 15 April 2011.
15
James G. Robbins, Komunikasi yang Efektif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995. Cet. Ke- 4, h. 1.
88
siswa segera melakukannya berupa tindakan baik verbal maupun nonverbal.
Adapun perbedaan pendapat siswa antara Zulfa dan Nurul senang dengan pola pembinaan ibadah secara pribadi langsung oleh guru
agama karena jika ada kesalahan langsung bisa dibenarkan secara sendiri. Berbeda halnya dengan Fahmi tidak suka komunikasi secara pribadi karena
terkesan diperhatikan secara satu persatu oleh guru agama secara sendirian sehingga tidak asyik jika disalahkan sendirian, lebih baik secara barsama-
sama.
16
Sehingga menjadi perbaikan juga untuk semua siswa.
Maka perbedaan diantara pendapat siswa adalah satu kelaziman yang biasa karena tergantung pada keenyamanan masing-masing siswa
pada akhirnya jua. Akan tetapi komunikasi antarpribadi yang diterapkan berjalan cukup efektif, hal ini ditunjang oleh pendapat guru agama, bahwa
intens komunikasi antarpribadi dilakukan agar siswa dapat terkontrol dan terbimbing secara khusus pribadi dan terus ada perbaikan kedepan. Dan
dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi yang intens dilakukan dalam pembinaan ibadah melahirkan efektifitas dan intensitas.