33 hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini, masing-masing pihak
berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Prinsipal menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang salah
satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan
pemberian kompensasi, bonus, insentif, atau remunerasi yang memadai atas kinerjanya. Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuannya
memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Semakin tinggi laba, harga saham, dan deviden, maka agen dianggap berhasil
meningkatkan kinerja dengan baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi Elqorni, 2009.
Untuk meminimalisasi conflict of interest antara agen dan prinsipal, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada
hubungan antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer agen apakah sudah bertindak sesuai dengan
keinginan prinsipal. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal shareholders dengan pihak
manajer agen dalam mengelola keuangan perusahaan Setiawan, 2006: 62.
B. Definisi Audit
Boynton dan Johnson 2006: 6 menurut The Report of The Committee on Basic Auditing Concept of The American Accounting Association
Accounting Review, Vol.47 mendefinisikan auditing sebagai:
34 “Auditing is a systematic process of objectively obtaining and
evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those
assertions and established criteria and communicating the result to interested users”.
Menurut Arens, Elder, dan Beasley 2010: 4 definisi auditing adalah:
“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Definisi auditing menurut Agoes 2008: 3 adalah: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Sementara itu, menurut Mulyadi 2010: 9, definisi auditing adalah: “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai persyaratan-persyaratan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara persyaratan-persyaratan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan”.
Berdasarkan uraian definisi auditing tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang sistematis terhadap
bukti-bukti yang terkait dengan kejadian-kejadian ekonomi dan bisnis yang tercatat dalam laporan keuangan auditee dengan mencapai derajat kesesuaian
dan membandingkannya dengan standar dan kriteria yang ada dengan tujuan
35 untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna laporan keuangan auditee.
C. Tujuan Audit