42 4. Pendapat Tidak Wajar Adverse
Pendapat tidak wajar Adverse dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer Pernyataan tidak memberikan pendapat Disclaimer menyatakan bahwa
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan
atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan
tersebut. Dalam keadaan auditor menghadapi keraguan signifikan tentang kelangsungan hidup entitas going concern issues auditor dapat tidak
memberikan pendapat.
G. Going Concern
Menurut Belkaoui 2006: 271, dalil kelangsungan usaha going- concern postulate, atau dalil kontinuitas, menganggap bahwa entitas bisnis
akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Dalil ini mengasumsikan
bahwa entitas tersebut tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa depan atau
43 bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai periode yang tidak dapat
ditentukan. Diperlukannya
suatu operasi
yang berlanjut
dan berkesinambungan untuk menciptakan suatu konsekuensi bahwa laporan
keuangan yang terbit di suatu periode mempunyai sifat sementara sebab masih merupakan satu rangkaian laporan keuangan yang berkelanjutan.
Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan
contrary information. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar
aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain IAI, 2001:
Seksi 341, PSA 30. Masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan dan
masalah operasi. Masalah keuangan meliputi kekurangan defisiensi likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, dan kesulitan memperoleh
dana. Sedangkan masalah operasi meliputi kerugian operasi yang terus menerus, propek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam,
dan pengendalian yang lemah atas operasi Altman dan McGough, 1974 dalam Setiawan, 2006: 61.
44
H. Opini Audit Going Concern
Auditor sebagai pihak yang independen dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan dan akan memberikan opini atas laporan keuangan yang
diauditnya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi simpulan atas opini yang harus diberikan
atas laporan keuangan yang diauditnya Petronela, 2004: 47. Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan
auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya IAI, 2001:
Seksi 341, PSA 30. Mutchler 1984, dalam Yusnitasari dan Setiawan 2003:69,
menunjukkan keputusan going concern diambil melalui proses tiga tahap berikut:
1. Identifikasi entitas dengan masalah going concern yang potensial. 2. Menentukan apakahh entitas dengan masalah going concern harus
menerima laporan audit tentang going concern. 3. Memilih diantara dua jenis laporan audit going concern, yaitu modifikasi
laporan audit wajar tanpa syarat atau disclaimer. Sementara itu, Ellingsen et. al. 1989 dalam Yusnitasari dan Setiawan
2003: 71, menyarankan prosedur pengambilan keputusan going concern berdasarkan SAS 59:
1. Apakah hasil prosedur audit mengindikasikan keraguan yang substansial tentang kemampuan perusahaan untuk tetap hidup dalam bisnisnya selama
45 periode waktu yang layak? Jika jawabannya tidak, maka auditor telah
memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan SAS 59. Jika jawabannya ya, maka auditor akan melakukan tahapan selanjutnya.
2. Menganalisis rencana manajemen dan menilai kemampuan rencana tersebut dapat diimplementasikan secara efektif.
3. Apakah keraguan yang substansial masih ada? Jika tidak, maka tidak perlu melakukan modifikasi laporan audit. Jika ya, maka harus dilakukan tahap
empat 4. 4. Mempertimbangkan pengaruh yang mungkin terjadi pada laporan
keuangan dan pengungkapan masalah going concern. 5. Menambah paragraf penjelasan mengikuti paragraf opini pada laporan
audit tentang going concern. Sedangkan dalam IAI, 2001: Seksi 341, PSA 30 memberikan
pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor sebagai
berikut: 1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan
satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan.
46 2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak kondisi
dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor memepertimbangkan untuk memberikan
pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer. 3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang
harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan berdasarkan pertimbangannya efektivitas rencana tersebut.
4. Jika auditor bersimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor menyatakan tidak memeberikan pendapat disclaimer.
5. Jika auditor bersimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak mengungkapakan keadaan tersebut di dalam catatan laporan keuangan,
auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion.
6. Jika auditor bersimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak mengungkapkan keadaan tersebut di dalam laporan keuangan, auditor
menyatakan pendapat tidak wajar adverse opinion.
I. Tanggung Jawab Auditor
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar tehadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit selanjutnya
periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas. Evaluasi auditor