39 keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
F. Opini Audit
Auditor memiliki kewajiban untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang telah diauditnya. Menurut SPAP SA Seksi 508 terdapat lima
tipe opini auditor, yaitu: 1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified
Pendapat wajar tanpa pengecualian Unqualified dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan di dalamnya tidak terdapat salah saji material yang akan
mempengaruhi para pengguna dari laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan keuangan auditor bentuk baku Unqualified
with Explanatory Paragraph Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan Unqualified
with Explanatory Paragraph dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, di mana kondisi atau keadaan tertentu seringkali mengharuskan
40 auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain
dalam laporan keuangan auditor bentuk baku. Keadaan tersebut meliputi: a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen
lain. b. Laporan Keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI. c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor
yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas going
concern, namun
setelah mempertimbangkan
rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut
dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.
d. Di antara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya
ketidakkonsistensian. e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas
laporan keuangan komparatif. f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam,
namun tidak disajikan atau direview. g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
IAI – Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan
41 oleh dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit
yang berkaitan dengan informasi tersebut. h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Qualified Pendapat wajar dengan pengecualian Qualified dinyatakan bila, menurut
pertimbangan auditor, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bilamana:
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan
bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
42 4. Pendapat Tidak Wajar Adverse
Pendapat tidak wajar Adverse dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer Pernyataan tidak memberikan pendapat Disclaimer menyatakan bahwa
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan
atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan
tersebut. Dalam keadaan auditor menghadapi keraguan signifikan tentang kelangsungan hidup entitas going concern issues auditor dapat tidak
memberikan pendapat.
G. Going Concern