53 dimulai dari unit akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan dan internal
auditor yang menilai proses penyusunan laporan keuangan. Mekanisme pengendalian eksternal adalah pengendalian perusahaan
yang dilakukan oleh pasar Gunarsih, 2003: 160. Mekanisme corporate governanace yang bersifat eksternal merupakan interaksi antar pihak-pihak
yang mengawasi kinerja perusahaan, antara lain stakeholders karyawan, konsumen, pemasok, kreditur, masyarakat dan reputational agents akuntan,
pengacara, badan pemeringkat kredit, manajer investasi Kim dan Nofsinger, 2004 dalam Petronila, 2007: 127.
1. Dewan Komisaris BoC
Menurut UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris atau Board of Commissioner
BoC sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate Governance. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh
turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing- masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara.
Tugas komisaris
utama sebagai
primus inter
pares adalah
mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris. Agar pelaksanaan tugas
54 dewan komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-
prinsip berikut: a. Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
b. Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan
baik termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan.
c. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian
sementara KNKG dalam Pedoman GCG di Indonesia, 2006: 13. Menurut KNKG 2006: 12, kepengurusan perseroan terbatas di
Indonesia menganut sistem dua badan two board system yaitu dewan komisaris dan direksi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan
fiduciary responsibility. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan
dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dewan komisaris dan direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.
55 Dalam UU Perseroan Terbatas PT Pasal 100 diatur tentang
hubungan tugas dan wewenang dewan komisaris BoC dan dewan direksi BoD Petronila, 2007: 130, yaitu:
a. Dalam Anggaran Dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada BoC untuk memberikan persetujuan dan bantuan kepada BoD dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu. b. Berdasarkan Anggaran Dasar atau keputusan RUPS, BoC dapat
melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.
c. Bagi BoC yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan sebagaimana dimaksud dalam point b
berlaku semua hak, wewenang, dan kewajiban BoD terhadap Perseroan pihak ketiga.
2. Dewan Direksi BoD