67 2009 diperoleh hasil bahwa leverage yang diukur dengan rasio debt to
total assets tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern dengan nilai parameter yang negatif. Hal ini berarti semakin besar rasio leverage
suatu perusahaan, maka kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern pun semakin kecil. Penelitian ini konsisten dengan
penelitian Januarti dan Fitrianasari 2008 yang diukur dengan debt to equity ratio serta Setiawati dan Agoes 2005 yang menggunakan
perhitungan yang sama. Hal ini berarti bahwa rasio leverage kurang dipertimbangkan auditor dalam memberikan opini audit going concern.
Namun, penelitian Setiawati dan Agoes 2005 ketika diukur dengan rumus debt to total assets ratio memiliki hasil yang berbeda ketika diukur
dengan rumus debt to equity ratio untuk mengukur rasio leverage. Pada penelitian Setiawati dan Agoes 2005 ketika mengunakan debt to total
assets ratio diperoleh hasil bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern dengan nilai parameter yang positif.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Parker et. al. 2005 bahwa leverage yang juga diukur dengan debt to assets berpengaruh terhadap
opini audit going concern dengan nilai parameter yang positif.
6. Rasio profitabilitas dengan opini audit going concern
Penelitian mengenai pengaruh rasio profitabilitas terhadap opini audit going concern dilakukan oleh Hani, dkk 2003. Pada penelitiannya,
diperoleh hasil bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on assets berpengaruh terhadap opini audit going concern dengan nilai parameter
68 negatif. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Setiawati dan Agoes
2005 bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan gross profit margin berpengaruh terhadap opini audit going concern. Namun, apabila rasio ini
diukur dengan net profit margin, return on assets maupun return on equity, maka rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit
going concern. Rahayu 2007 dalam penelitiannya menemukan bahwa rasio
profitabilitas yang diukur dengan return on assets tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini konsisten dengan penelitian
Januarti dan Fitrianasari 2008 bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan retun on assets tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
7. Rasio aktivitas dengan opini audit going concern
Januarti dan Fitrianasari 2008 melakukan penelitian pengaruh rasio aktivitas terhadap opini audit going concern. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa rasio aktivitas yang diukur dengan total assets turnover TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going
concern dengan arah parameter yang positif. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ramadhany 2004 dan Rudyawan dan Badera
2009 yang menemukan hasil bahwa rasio aktivitas berpengaruh signifikan dengan opini audit going concern dengan nilai parameter
negatif. Hal ini berarti bahwa semakin besar rasio aktivitas perusahaan,
69 maka kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern
pun semakin rendah.
8. Ukuran perusahaan dengan opini audit going concern