Kepemilikan Anggota Dewan Tanggung Jawab Auditor

58 c. Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik. d. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya. e. Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan baik. f. Memastikan prinsip-prinsip dan praktek Good Corporate Governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik anatara lain berupa: 1 Menjamin transparansi dan keterbukaaan laporan keuangan perusahaan. 2 Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan stakeholder yang lain. 3 Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil. 4 Kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang berlaku. 5 Menjamin akuntabilitas organ perseroan.

4. Kepemilikan Anggota Dewan

Menurut Sutojo dan Aldridge 2008 kepemilikan anggota dewan atau terkadang disebut kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Pada laporan 59 keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Salah satu masalah yang timbul dalam penerapan GCG adalah terjadinya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Asian development Bank dalam Zhuang et. al. 2000 sebagaimana dikutip Peteronila 2007: 133, menjelaskan bahwa: “The issue of corporate governance arises because of the separation of ownership from control in modern corporations. When salaried managers run companies on behalf of dispersed shareholders, they may not act in shareholders interest and managers interest, but also between controlling and minority shareholders, between shareholders and ceditors and between controlling shareholders and other stakeholders; including suppliers and workers. A sound corporate governance system should provide effective protection for shareholders and creditors such that they are not denied the return on their investment”. Ada beberapa hal yang menarik dari penjelasan tersebut. Pertama, bahwa pemilik perusahaan dapat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu controlling dan minority shareholders yang diaktualisasikan dalam persentase kepemilikan manajemen, yang memungkinkan terjadi ketidakselarasan kepentingan karena controlling shareholders mengendalikan manajemen maka keputusan-keputusan yang diambil dapat merugikan kepentingan minority shareholders. Kedua, masalah keagenan antara manajer dan shareholders dapat terjadi, tetapi masalah tersebut akan lebih banyak terjadi pada perusahaan yang kepemilikannya menyebar manager controlled daripada yang kepemilikannya relatif terkonsentrasi 60 seperti di Indonesia owner controlled. Ketiga, sistem GCG yang baik seharusnya dapat memberikan perlindungan kepada pemegang saham dan kreditur dengan cara membentuk komite audit dan komisaris independen. Perlindungan ini dapat dilakukan melalui mekanisme dari dalam perusahaan monitoring and internal control maupun melalui mekanisme dari luar perusahaan yang dapat diwujudkan lewat peraturan atau perundang-undangan yang menjelaskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, dan stakeholders lain serta mekanisme yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung peraturan-peraturan tersebut Petronila, 2007: 133.

K. Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu. Kondisi keuangan merupakan gambaran atas kinerja sebuah perusahaan. Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan tersebut terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya Ramadhany, 2004: 150. Mc Keown et. al. 1991 sebagaimana dikutip Ramadhany 2004: 150 menemukan bahwa auditor 61 hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Carcello dan Neal 2000: 7 menyatakan bahwa semakin buruk kondisi perusahaan maka semakin besar probabilitas perusahaan menerima opini going concern. Indikator yang tepat untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menghitung rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Hasil dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan Kasmir, 2008: 104. Rasio keuangan perusahaan yang digunakan sebagai proksi kondisi keuangan perusahaan meliputi leverage, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Berikut ini adalah uraian mengenai ketiga rasio tersebut :

1. Leverage

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (Roa), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 112 91

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

2 9 29

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

ANALISIS PENGARUH UKURAN KAP, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 4 121

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 9

OPINI AUDIT GOING CONCERN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 14

PENUTUP PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 22